Oleh Dr Sirikit Syah
Catatan: penulis Dr Sirikit Syah, Selasa tadi pagi (26/4/2022) pukul 06.30 WIB meninggal di Rumah Sakit Haji Surabaya, Jawa Timur. Setelah sembilan hari dirawat di sana.
Beberapa hari lalu saya betul-betul dibuat amazed alias terkesima membaca laporan bahwa Aqua Dwipayana bisa menjual 30 ribu eksemplar bukunya hanya dalam waktu 2-3 bulan. Apalagi dalam situasi pandemi Covis-19. Itu sungguh prestasi yang luar biasa untuk seorang pengarang atau penulis buku.
Saya kemudian melakukan refleksi pada perjalanan perbukuan saya. Buku saya pernah diterbitkan sampai cetak ulang belasan kali, tapi saya tidak mendapat royalti karena sudah dibayar di awal dengan murah.
Saya juga pernah dikagetkan e-mail dari seorang akademisi di Inggris yang akan menganalisis cerpen saya di paper ilmiahnya. Cerpen dikutip dari buku kumpulan cerpen cetakan ketiga.
Lho?! Kok ketiga? Kok saya tidak diberitahu oleh penerbit bahwa cerpen saya sudah naik cetak tiga kali? Saya hanya diberi royalti untuk cetakan pertama.