Showing posts with label KOMUNIKASI JARI TANGAN. Show all posts
Showing posts with label KOMUNIKASI JARI TANGAN. Show all posts

26 April 2022

Kekuatan Silaturahim dan Penjualan Buku



Oleh Dr Sirikit Syah 
 

Catatan: penulis Dr Sirikit Syah, Selasa tadi pagi (26/4/2022) pukul 06.30 WIB meninggal di Rumah Sakit Haji Surabaya, Jawa Timur. Setelah sembilan hari dirawat di sana. 

 

Beberapa hari lalu saya betul-betul dibuat amazed alias terkesima membaca laporan bahwa Aqua Dwipayana bisa menjual 30 ribu eksemplar bukunya hanya dalam waktu 2-3 bulan. Apalagi dalam situasi pandemi Covis-19. Itu sungguh prestasi yang luar biasa untuk seorang pengarang atau penulis buku. 

Saya kemudian melakukan refleksi pada perjalanan perbukuan saya. Buku saya pernah diterbitkan sampai cetak ulang belasan kali, tapi saya tidak mendapat royalti karena sudah dibayar di awal dengan murah. 

Saya juga pernah dikagetkan e-mail dari seorang akademisi di Inggris yang akan menganalisis cerpen saya di paper ilmiahnya. Cerpen dikutip dari buku kumpulan cerpen cetakan ketiga. 

Lho?! Kok ketiga? Kok saya tidak diberitahu oleh penerbit bahwa cerpen saya sudah naik cetak tiga kali? Saya hanya diberi royalti untuk cetakan pertama. 

Buka Puasa di Sidoarjo dan Bandung, Memotivasi dan Memenuhi Janji

Oleh: Aqua Dwipayana



Minggu terakhir bulan Ramadhan ini aktivitas saya sudah mulai reda. Sengaja dikondisikan seperti itu untuk persiapan menyambut Lebaran Idul Fitri bersama keluarga tercinta. 

Sekaligus sebagai upaya "pendinginan" mesin. Setelah tiga minggu berturut-turut selama Ramadhan jadwalnya padat sekali di Sulawesi. Utamanya di tiga provinsi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. 

Senin kemarin (25/4/2022) sekitar 24 jam saya di Jawa Timur. Aktivitas utamanya silaturahim di Surabaya dan Sidoarjo. 

Mereka yang saya temui antara lain Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Waaster Kodam V/Brawijaya Letkol Inf La Ode Muhammad Nurdin, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur Lutfil Hakim, abang kandung saya Ikhsyat Syukur, dan mantan Station Manager Lion Group Surabaya Kolid Widodo yang biasa dipanggil Dodo. 

22 September 2021

“Jadikan Masjid Al-Hakim Selalu Dirindukan...”

Oleh: Firdaus Abie


 

Kehadiran Aqua Dwipayana, motivator dan pakar komunikasi, di Masjid Al-Hakim, di Jalan Samudera  Pantai Padang, disambut antusias karyawan yang mengelola masjid tersebut. Ada yang tahu asal usulnya.

“Pak Aqua orang Bungus ya? Suami saya orang Sungai Barameh,” kata seorang karyawan di masjid tersebut, ketika sang motivator memberikan kesempatan tanya jawab, saat sharing motivasi, Jumat (17/9) pagi.

Akhirnya, suasana langsung cair. Ibu muda tersebut kemudian membeberkan, ada banyak perubahan yang didapatkannya sejak bekerja di masjid tersebut. Dulunya ia berjualan di pasar, kemudian berhenti. Lalu, sejak setahun terakhir, bekerja di masjid tersebut.

Makin Sukses, Makin Rendah Hati

Oleh: Firdaus Abie

 

Seusai mengikuti Dr Aqua Dwipayana, motivator dan pakar komunikasi, memberikan motivasi kepada karyawan Masjid AL-Hakim, di Jalan Samudera – Pantai Padang, saya diajak H Arnes Azwar, ke ruangannya, di lantai bawah, Masjid Al-Hakim. Ketika itu juga ada sang motivator dan Jimmy Noveldi, anak angkat beliau.

“Masih ada beberapa menit lagi,” kata H Arnes, membuka pembicaraan, sembari menyalakan AC di ruangan tersebut.

Impian Jimmy dan Kepedulian Arnes Azwar

Oleh: Firdaus Abie

 

 “Alhamdulillah, saya sudah bekerja, Pak. Mohon doanya agar saya bisa memberikan pengabdian terbaik,” kata Jimmy Novenaldi, “saya bekerja untuk manajemen dan membersihkan masjid,” kata Jimmy, ketika saya hubunginya Rabu (21/9).

“Maaf terlambat membalas, Pak. Saya sedang kerja,” katanya.

Saya pertama kali bertemu dan berkenalan dengan Jimmy ketika saya ikut sharing komunikasi dan motivasi yang diberikan Mas Aqua Dwipayana, di Masjid Al-Hakim, Jl Samudera – Pantai Padang, Sumatera Barat. Ketika itu, Mas Aqua memberikan motivasi untuk karyawan di masjid yang belakangan menjadi salah satu icon wisata religi di Sumbar.


12 September 2021

Berangkat Umrah Setelah Kontrak Kerja Diputus

Oleh: Etiana Julianti - Ketapang, Kalimantan Barat

 


    Saya Etiana Yulianti. Pernah bekerja dibanyak tempat. Tapi entah mengapa, sejak bekerja di Wardah (PT Paragon Technologi and Innovation), saya benar-benar menikmatinya. Alhamdulillah, rezeki selama di Wardah sangat membantu keluarga saya.

 Proses waktu berjalan tanpa saya sadari. Tak terasa, tujuh tahun berjalan. Saya menyadarinya ketika dapat kabar, saya akan diberangkatkan umrah oleh perusahaan. Di PT Paragon Technologi and Innovation, karyawan yang sudah bekerja selama tujuh tahun diberangkat umrah gratis. Masya Allah. Sungguh nikmat luar biasa yang tak pernah terbersit bagi saya.

Impian untuk bisa beribadah ke Tanah Suci memang ada dalam keinginan saya, tapi sama sekali tak pernah saya bayangkan bisa ke sana. Jangan ke untuk biaya ke Tanah Suci, penghasilan saya selama bekerja tak pernah ditabung karena untuk kebutuhan saya bersama keluarga dan orang tua. Apalagi ayah saya sudah tiga kali keluar masuk rumah sakit. Ketika itu, belum ada BPJS. Biaya rumah sakit harus dibayar tunai.

Sikap Mereka Membuat Sulit Mendapatkan Rezeki

Oleh: Aqua Dwipayana
Saya memiliki dua pengalaman berharga yang sangat menarik. Keduanya kasus yang berbeda namun akhirnya membuat kedua pelakunya sama-sama sulit mendapatkan rezeki. Mereka yang melakukannya rugi sendiri karena untuk selamanya tidak dipercaya. 

Layanan Mengesankan Setulus Hati di Pizza Hut Khatib Sulaiman Padang

Oleh: Aqua Dwipayana

"Bapak sebentar lagi azan Maghrib. Bapak kan puasa. Ini air mineral untuk bapak pakai buat buka puasa," ujar Laila Ikhro dengan ramah pada Senin sore, 6 September 2021 lalu kepada saya di Pizza Hut Khatib Sulaiman Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Dia yang merupakan karyawati di resto itu memberikan sebotol air mineral merek Aqua kepada saya. 

Waktu itu saya membeli banyak pizza untuk diberikan sebagai oleh-oleh buat para relasi di Padang. Ketika semua pesanan saya - jumlahnya mencapai jutaan rupiah - sedang dibuat, saya menunggu di dalam resto itu. Sedangkan di luar sedang hujan lebat. 

Saya kaget saat diberikan air mineral tersebut. Lebih kaget lagi ketika Laila tahu bahwa saya sedang puasa. Padahal saya tidak menginfokan kepada dia tentang hal itu. 

08 July 2021

Inspirasi dari Mas Santoso

Di antara kelebihan menulis, bisa dikerjakan di mana saja. Dapat dilakukan  kapan saja. Saya yakin, semua orang bisa memahaminya.  Tapi ketika membaca tulisan  Mas Aqua Dwipayana tentang  Mas Santoso, seorang wartawan senior yang saat ini berjuang melawan stroke yang menyerangnya, justru semakin membuka mata kita dan mengingatkan saya pada dua hal penting.

Tulisan yang dibagikan Mas Aqua di Komunitas Jari Tangan, dikisahkan bagaimana seorang wartawan senior Jawa Pos, menderita stroke. Sempat putus asa dan depresi, Mas Santoso kemudian bangkit. Ia menulis. Terus menulis. Menulis terus.

Ia kemudian menulis sebuah buku. Buku yang ditulis tak jauh dari aktivitas yang sedang dihadapinya. Bukunya berjudul, Melawan Stroke. Dicetak secara mandiri pada Agustus 2020. Kini ia mempersiapkan buku berikutnya, My Wife My Treasure, berisi tentang apresiasinya terhadap kesetiaan dan kegigihan isteri mendampinginya, terutama disaat stroke.

Santoso Stroke Tetap Menulis, Penjualan Buku untuk Bayar Kontrakan Rumah

Usia lanjut usia (lansia) dan sakit stroke tidak menghentikan seseorang untuk berkarya. Bahkan termotivasi "melawan" sakitnya. Salah seorang wartawan senior Santoso telah membuktikannya dan berhasil.

Saat kini berusia 65 tahun dan sedang proses penyembuhan dari stroke, Santoso aktif menulis buku. Juga terus membagikan pengalaman jurnalistiknya kepada para generasi muda.

09 May 2021

Tulisan Paragonian Bisa Jadi Ambassador-nya Perusahaan

 Oleh: Firdaus Abie

 


Tulisan Rita Arin, Paragonian (sebutan untuk karyawan PT Paragon Technology and Innovation) asal Depok, yang dibagikan Mas Aqua Dwipayana, pada Komunikasi Jari Tangan, Sabtu (8/5/2021) kemarin, berjudul;  Jika Sudah Menjadi Muslim, jangan Sia-sia..., selain mengalir dan turut mengaduk-aduk perasaan kita disaat membacanya, seakan memberi “penanda” ternyata di lingkungan Paragonian ada yang memiliki bakat atau potensi menulis.

Jika dihubungkan dengan usulan Mas Aqua kepada Pak Salman, Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation, seperti ditulis Mas Aqua pada tulisan berjudul; Kekagetan Salman, Kebahagiaan Zensa, serta pengakuan Pak Salman, senang pada teman-teman yang mempunyai kemampuan menulis karena bisa menyampaikan berbagai pemikirannya lewat tulisan, maka sangatlah klop.

Jika Sudah Menjadi Muslim, jangan Sia-sia...

Oleh Rita Arin 


Catatan : tulisan di bawah ini karya karyawati PT Paragon Technology and Innovation Rita Arin yang telah dimuat di halaman satu Harian Umum Rakyat Sumbar dan www.rakyatsumbar.id. 

----


Tak pernah terlintas sedikit pun, mualaf yang baru belajar tentang Islam, tiba-tiba dapat panggilan menunaikan umroh ke Tanah Suci. Aku tak pernah membayangkan, umrohku dibiayai kantor. Allah memang memiliki rahasia yang tak seorangpun bisa memprediksinya. 

Namaku Rita Arin. Aku bisa dipanggil Arin. Aku  bungsu dari empat bersaudara. Tinggal di  Grobogan, Jawa tengah. Ayahku  lpegawai PT KAI, di sebuah stasiun kereta. Ibuku  seorang ibu rumah tangga. Beliau membantu ekonomi keluarga dengan  berdagang keperluan yang dibutuhkan tetangga. 

Aku dari kecil beragama Katolik. Aku tak mengerti mengapa hanya keluargaku yang beragama Katolik, sementara keluarga besar ibu semuanya muslim. Aku tak mengenal lebih dalam keluarga ayah. Kata ayah, keluarga beliau sudah lama meninggal dunia. Hanya ada keponakan, itu pun kami jarang bertemu. 

Kekagetan Salman, Kebahagiaan Zensa


Oleh: Aqua Dwipayana

"Pak Aqua, bagus juga tulisan Zensa. Saya sama sekali tidak menyangka. Ternyata selama ini dia menyimpan bakat terpendam di bidang tulis-menulis," ujar Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation Salman Subakat Sabtu tadi pagi (8/5/2021). 

Pemilik sekaligus pimpinan tertinggi perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia itu awalnya menunjukkan kekagetannya dengan karya Zensa tersebut. Karena selama ini tidak pernah tahu bahwa binaannya itu punya kemampuan menulis. 

Sesaat setelah menerima dan membaca tulisan berjudul Saat Pensiun Produktif Menulis Buku karya Direktur Eksekutif Everidea Education Bandung yang juga aktivis Pendidikan Zensa Rahman, Salman langsung menyampaikan ke saya komentar di atas. 

Paragonian Aktif Menulis, Memberikan Nuansa Baru di Lingkungan Paragon


Oleh Firdaus Abe 



Assalammu’alaikum Mas Aqua... Membaca diskusi Mas Aqua dengan Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation Pak Salman, terkait apresiasi beliau terhadap tulisan Zensa, sangatlah menarik. Ternyata di sela-sela kesibukannya yang padat, beliau masih meluangkan waktu untuk membaca tulisan "Saat Pensiun Produktif Menulis Buku" karya Direktur Eksekutif Everidea Education Bandung yang juga aktivis Pendidikan Zensa Rahman. Jika tidak dibacanya, tentu beliau tak bisa memberikan apresiasi tersebut. 

29 April 2021

Selalu Bersih Hati dan Pikiran Agar Sehat


Oleh : Dr. Aqua Dwipayana*

 

 Minggu lalu saat menerima salam dan pesan dari seorang teman yang mewakili temannya yang sedang sakit, saya dengan tegas berpesan balik agar orang yang sakit tersebut berusaha secara optimal untuk selalu bersih hati dan pikiran. Itu salah satu cara agar dirinya segera sembuh total dan sehat.

"Dengan berusaha secara optimal untuk selalu bersih hati dan pikirannya, insya ALLAH sakitnya segera sembuh. Saya sangat meyakini itu. Jadi tolong pesan saya ini disampaikan kepada yang bersangkutan," ujar saya serius.

Pesan tersebut sengaja saya sampaikan bahkan berulang-ulang karena orang yang sedang sakit itu selama ini hatinya belum bersih. Di antaranya suka iri melihat keberhasilan orang lain. Sepertinya tidak rela dengan hal tersebut.

Lebih Senang Memberi daripada Menerima

Oleh : Dr. Aqua Dwipayana*

 

“Jika bayarnya murah, pakai uang saya saja. Namun kalau sampai miliaran rupiah, tolong dibayarkan karena saya tidak memiliki uang sebanyak itu,” ujar saya berkali-kali setiap membayari sesuatu yang dibeli bersama teman-teman.

Selama ini setiap jalan bersama teman atau ada acara yang membutuhkan biaya, saya selalu berusaha untuk membayarkannya. Ada rasa syukur yang mendalam dan sangat bahagia bisa melakukan itu.

Saya lebih senang memberi daripada menerima. Membayari sesuatu adalah implementasinya. Posisinya berada di atas. Jauh lebih mulia dibandingkan yang dibawah atau dibayari.

Karena kebiasaan positif itu sudah mendarah daging sejak puluhan tahun lalu, sehingga sedikit pun saya tidak pernah ragu melakukannya. Spontan melaksanakannya meskipun sedang bersama teman yang memiliki materi jauh lebih banyak dari saya.

Kebiasaan positif itu makin mantap saya lakukan setelah melihat manfaat dan hasilnya. Luar biasa, terutama balasan yang didapat dari TUHAN.

15 April 2021

Hadiah Hari Pertama Ramadhan

Oleh: Aqua Dwipayana

"Selamat petang Pak Aqua. Maaf saya Kakanwil Hukum & HAM Papua (Anthonius Mathius Ayorbaba)." 
Selasa petang (13/4/2021) kemarin sesaat setelah buka puasa pertama di bulan Ramadhan, saya menerima pesan di atas lewat WA. Sebelumnya saya tidak pernah komunikasi dengan pengirim pesan tersebut. 
Sesudah menuntaskan buka puasa dan sholat Maghrib, saya kontak Anthonius lewat WA call. Mantan Kakanwil Hukum dan HAM Papua Barat itu dengan hangat dan akrab berkomunikasi dengan saya. 
"Selama ini saya sering membaca tentang aktivitas Pak Aqua di Grup WA Humas Hukum dan HAM. Luar biasa kegiatan motivasi yang bapak lakukan. Saya mau mengundang Pak Aqua untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan semua jajaran saya lewat Zoom. Namun saya lebih senang kalau bapak berkenan langsung datang ke Papua," ungkap Teo panggilan akrab Anthonius Mathius Ayorbaba. 

14 April 2021

Jangan Mengeluh

Oleh: Aqua Dwipayana



Sampai sekarang masih ada teman-teman saya yang sedang pemulihan sakit Covid-19. Ada yang di rumah melaksanakan isolasi mandiri. Sebagian dirawat di rumah sakit di kota tempat tinggalnya." 

Reaksi mereka beragam menyikapi cobaan tersebut. Beberapa teman ada yang tegar dan memiliki semangat yang tinggi untuk segera sembuh. Namun ada juga yang mengeluh. Menyesali penyakit tersebut yang menimpa dirinya. Mencari 'kambing hitam' penyebab dia terkena Covid-19. 

Teman-teman yang tegar dan semangat, saya perhatikan dari hari ke hari kondisi kesehatannya membaik. Mereka selalu berpikir dan berbuat positif untuk mempercepat penyembuhannya. 

Bagaimana dengan mereka yang suka mengeluh dan berpikiran negatif? Umumnya kondisi pemulihan kesehatannya lamban. Malah ada yang semakin memburuk. 

Segera Laksanakan Niat Baik


Oleh: Aqua Dwipayana



Setiap orang, meski skalanya kecil atau minim, pernah dalam dirinya memiliki niat baik. Ada yang langsung melaksanakan yang ada di hatinya. Namun tidak sedikit yang mengabaikannya sehingga hanya sebatas di niat saja. 

Sebaiknya sekecil apa pun niat tersebut, segera dilaksanakan. Jangan sampai "tertutup" dengan hal-hal lain sehingga terabaikan dan tidak jadi dilakukan. 

Lebih baik lagi jika semua itu dilaksanakan dengan niat ibadah. Sepenuhnya karena TUHAN sehingga saat melakukannya tidak ada beban. 

Yakinlah setiap niat baik yang melakukannya sepenuhnya karena TUHAN bisa segera dilaksanakan. Lakukan dengan sepenuh hati. Apa pun hasilnya itu adalah yang terbaik. 

10 April 2021

Jangan Terlena Jadi Karyawan



 
Setelah lebih dari 20 tahun bekerja sebagai pegawai meski dengan jabatan yang tinggi, berpikir dan berusahalah secara maksimal untuk mandiri. Usaha sendiri pada bidang yang dikuasai dan disenangi. Jangan terlena jadi karyawan selamanya hingga pensiun.

Selain itu agar sambil kerja melanjutkan kuliah hingga S3. Semua pengalaman yang dimiliki sangat bagus jika digabungkan dengan pengetahuan dan ilmu yang diperoleh lewat  pendidikan formal sehingga saat berbagi dengan setiap orang dapat disampaikan secara komprehensif.

Pesan di atas saya sampaikan Sabtu tadi siang (27/3/2021) kepada seorang teman. Setelah lama tidak jumpa, tadi TUHAN mempertemukan kami. Saya sangat bersyukur dan senang melihat kemajuan kawan tersebut.

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...