29 June 2015

Pelacur II



* Firdaus

Aroma
Lendir selangkangan
Membungkus moral

Ah, dia bicara moral?
Masih adakah
moral di negeri ini?

Bukankah moral
hanya tertinggal
di kelas anak-anak kita saja?

Di luar,
Moral sudah
tergadai lender selangkangan

Padangpanjang, 22 Maret 2011

Pelacur I

* Firdaus
Meratap aku tak
harap
 Luka dibekas
tikaman tinggalkan
dendam
Pergilah
Tebarkan senyum menggoda
Semaikan
pesona dusta

Perih dalam Rinai



* Firdaus


Sejak kepergian tuan
Setiap rinai
yang jatuh ke tanah
terasa perih
bagai belati
menancap di ulu hati
adakah tuan  rasakan?

Aku benci rinai
Rinai membawa perih
Seperih renggutan tuan
ketika rinai

Bukittinggi-Padangpanjang,  1 Maret 2011

Kedai Ayah



Oleh: Firdaus


Lelaki tua itu meminta diturunkan ketika mobil yang membawa kami sampai di depan pasar Padangpanjang. 
“Ayah turun di sini saja,” katanya.
Kemudian mobil berhenti menjelang pertigaan Padangpanjang – Tanahdatar – Bukittinggi. Sebelum turun, lelaki tua itu tak lupa mengucapkan terima kasih. Berulangkali ia mengucapkannya.
Setelah ia turun, teman sekantor, yang sejak dari Padang bersama saya ke Bukittinggi, berulangkali mengungkapkan rasa kagum kepada lelaki tua itu.  
“Kini saya baru benar-benar percaya,” kata sang teman.

Menjemput Rindu


* Firdaus

Kujemput rindu
di Batanglunto
rindu pada nyanyian
yang lenyap di antara
lalu lalang penambang perut bumi

Kujemput rindu
dalam nyanyian sendu
Batang Lunto tak seperti dulu

Kota Kuali, 2-3 Maret 2011

Rindu pada Rindu Usang


* Firdaus

Kujemput
rindu usang
rindu yang terkubur
dalam rahang
kujemput
rindu di seberang matamu
rindu tercecer
pada diary berdebu

Tempat menautkan
rinduku
telah melangkah jauh
jejak langkah
ditutupi debu

Kota Kuali, 2-3 Maret 2011

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...