31 May 2022

“Kalau Kita Bergerak Bersama, tak Ada yang tak Mungkin”

 

Bincang-bincang dengan Danrem 032/Wirabraja  Brigjen TNI Purmanto:


 

Tugas Pokok Komando Resor Militer (Korem) 032/Wirabraja, menyelenggarakan pembinaan kemampuan, kekuatan dan pembinaan teritorial dalam rangka menyiapkan pertahanan di darat dan menjaga keamanan wilayah Korem untuk mendukung tugas pokok Kodam di wilayahnya, dan merupakan perpanjangan tangan Kodam I/BB untuk mendukung program pemerintah dalam rangka menggelorakan semangat Ketahanan Pangan Nasional.

Disebuah kesempatan, Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Purmanto didampingi Kasiter Kol Kav Nanang Siswoko dan Kapenrem Mayor Chb Sion Manihuruk menerima Wartawan Utama Harian Umum Rakyat Sumbar Firdaus Abie.

Berikut petikan wawancaranya:

Maarak Limau Tradisi Memasuki Ramadan di Pasaman


Oleh: Firdaus Abie

 

Sehari sebelum puasa Ramadan, atau sore sebelum salat taraweh pertama, setiap daerah memiliki tradisi turun temurun. Sudah ada sejak masa lalu.

Begitu pun hampir seluruh daerah di Minangkabau, pada masa lalu. Tradisi tersebut populer dengan sebutan balimau, atau berlimau, atau memakai limau, yang terdiri dari bunga-bungaan yang dicampur dengan air jeruk nipis. Dalam bahasa sehari-hari, jeruk nipis tersebut disebut juga dengan limau.

Pada banyak daerah, balimau diartikan sebagai mandi-mandi menggunakan limau. Biasanya dilakukan disepanjang sungai. Tak jarang ada yang bercampur laki-laki dan perempuan.

Berbeda di wilayah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat atau lebih tepatnya di Kecamatan Lubuk Sikaping. Secara spesifik, tradisi balimau di wilayah kecamatan ini berlangsung dalam lingkup nagari. Tidak dilaksanakan di sungai, tetapi diadakan di Masjid milik nagari. Dipimpin seorang imam nagari dan niniak mamak dari semua suku yang ada di nagari tersebut.

Usaha Ekonomi Produktif

Tiga suku kata di atas, sudah biasa didengar. Hampir setiap saat, jika pejabat pemerintah berpidato, kata-kata tersebut muncul ke permukaan. Impian sang pejabat, agar roda perekonimian masyarakat bergerak, sehingga berpengaruh kepada peningkatan pendapatan.

Tetapi terkadang, ada kalanya pejabat bersangkutan lupa. Setelah pidato di suatu tempat, lalu luput merealisasikan pidatonya dalam wujud nyata.  Padahal hakikatnya, Usaha Ekonomi Produktif adalah usaha untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, menumbuhkan jiwa kewirausaan dan pengembangan kegiatan dan kesempatan berusaha berbasis lokal.

Kalau pun direalisasikan, mungkin hanya sporadis saja. Setelah paket Usaha Ekonomi Produktif (UEP) digulirkan, selesai pula pekerjaan mereka. Urusan pendampingan, pembinaan menjadi prioritas kesekian, atau mungkin tidak masuk dalam agenda apa pun lagi. Bukankah eforia dan seremonialnya sudah selesai?

Di sinilah dilemanya. Seyogianya, setiap bantuan UEP yang diserahkan, mestinya dipandangan sebagai awal langkah untuk meningkatan usaha dan pendapatan keluarga. Tidak dilihat sebagai akhir dari sebuah pekerjaan, sebab mereka justru baru memulai.

Anjing Menggonggong, Kafilah Tetap Berlalu

 

Oleh: Firdaus Abie

 

 Jika takut dilamun gelombang, jangan berumah di tepi pantai.

Pesan itu menjadi sebuah kearifan bagi masyarakat di negeri ini. Kearifan dalam melangkah, kearifan dalam menjalani kehidupan. Termasuk kearifan dalam berbagai aspek. Kearifan pada pesan itu sekaligus bermakna sebuah peringatan. Jangan asal melangkah. Perhatikan juga lingkungan.

Hakikatnya lautan, ia akan selalu mengantarkan gelombang setiap saat ke pantai. Gelombang yang menjadi ombak dan kemudian pecah di bibir pantai. Bunyinya akan darun berdarun. Pecahan airnya akan menyebar ke pantai. Bisa juga memercik wajah orang-orang yang berada di pinggirnya.

Ketika malam tiba, apalagi saat musim badai, maka angin akan menerbangkan apa saja yang bisa dihembusnya. Gelombang akan lebih besar menghunjam ke pantai.   Bahkan tak jarang sampai menjadi abrasi.

Dimalam-malam seperti itu,kecemasan dan ketakutan luar biasa akan menyerang siapa saja. Apalagi jika mereka tidak terbiasa merasakan suasana tersebut. Ketakutannya akan semakin menjadi-jadi. Sangat luar biasa sekali.

Membagi Sistem Kepribadian Manusia

Menyigi Cerpen Aroma Dapur Emak dari Psikologi Sastra:


Oleh: Zhilan Zhalila

 

 

Mempelajari Psikologi Sastra sebenarnya sama dengan mempelajari manusia atau tokoh dalam cerita. Menurut Wellek Werren dalam Kasnadi dan Sutejo (2010:64) Psikolog Sastra mempunyai empat pengertian yaitu studi psikolog pengarang, studi proses kreatif, studi hukum-hukum psikologi dan memepelajari dampat sastra terhadap pembaca.

Tujuan mempelajari Psikologi Sastra untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya, seperti Aroma Dapur Emak karya Firdaus Abie (diterbitkan di halaman Sastra, Harian Pagi Padang Ekspres, edisi Minggu 27 Mei 2018), melalui pemahaman tokohnya, Da Boy dan adiknya. Agar memahami perubahan, kontradiksi dam penyimpangan lainnya yang terjadi di masyarakat.

28 May 2022

Lagu Minang di Persimpangan Jalan

Oleh: Firdaus Abie

Hingga kini, lagu-lagu Minang masih terus bersaing dengan lagu lain. Tak hanya lagu pop dan religi, tetapi juga bersaing dengan lagu dari berbagai daerah. Persaingan tersebut sangat ketat. Sejak era Youtube, produktivitas pencipta dan penyanyi sangat tinggi.

Produksi lagu tidak lagi bergantung kepada produser tertentu, atau hasil rekaman tak lagi dalam bentuk kaset, vcd, atau dvd, tetapi langsung ke akun Youtube.  

Pada satu sisi, kondisi ini membuat sejumlah label musik harus menyesuaikan situasi. Sebahagian besar mulai meninggalkan produksi dalam bentuk kaset, atau dvd, tetapi mengikuti selera yang lagi trend, masuk ke akun Youtube. Di sisi lain, kenyataan ini membuat pencipta lagu atau penyanyi bisa mengekplorasi diri dengan produktivitas karya lebih dari biasanya.

Di balik ketatnya persaingan tersebut, ada sorotan secara khusus terhadap lagu-lagu Minang. Lagu-lagu Minang saat ini memiliki rasa dan pengaruh nyata dari lagu-lagu Melayu Malaysia.

Jika realita hari ini dikomparasikan dengan era 1970-an hingga 1980-an, situasinya justru terbalik.

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...