29 April 2021

Selalu Bersih Hati dan Pikiran Agar Sehat


Oleh : Dr. Aqua Dwipayana*

 

 Minggu lalu saat menerima salam dan pesan dari seorang teman yang mewakili temannya yang sedang sakit, saya dengan tegas berpesan balik agar orang yang sakit tersebut berusaha secara optimal untuk selalu bersih hati dan pikiran. Itu salah satu cara agar dirinya segera sembuh total dan sehat.

"Dengan berusaha secara optimal untuk selalu bersih hati dan pikirannya, insya ALLAH sakitnya segera sembuh. Saya sangat meyakini itu. Jadi tolong pesan saya ini disampaikan kepada yang bersangkutan," ujar saya serius.

Pesan tersebut sengaja saya sampaikan bahkan berulang-ulang karena orang yang sedang sakit itu selama ini hatinya belum bersih. Di antaranya suka iri melihat keberhasilan orang lain. Sepertinya tidak rela dengan hal tersebut.

Di samping itu dia merasa paling hebat di antara yang lain. Padahal sikapnya tersebut seperti katak dalam tempurung. Merasa besar di lingkungan yang kecil.

Saya dan banyak orang yang mengetahui itu bukannya kagum dengan sikapnya tersebut. Kami kasihan melihatnya. Karena disadari atau tidak, itu menunjukkan kelemahannya.

Gampang Dilaksanakan

Teman yang menerima pesan dari saya serius mendengarkannya. Seraya berjanji untuk meneruskan semua yang saya sampaikan ke kawannya itu. Sementara beberapa orang yang mendengarkannya mengangguk-angguk tanda menyetujui semua yang saya sampaikan.

Bersih hati dan pikiran mudah sekali diucapkan. Juga sangat gampang dilaksanakan. Bukan sulit dilakukan. Semuanya tergantung kemauan dan keseriusan setiap individu untuk melakukannya.

 

Diawali niat untuk bisa bersih hati dan pikiran. Dilanjutkan dengan upaya yang serius dan sungguh-sungguh melaksanakannya. Tidak kalah pentingnya adalah konsistensi melakukannya.

Untuk memotivasi diri agar dapat mewujudkannya - bersih hati dan pikiran - adalah dengan melihat orang lain yang telah berhasil melaksanakannya. Perhatikanlah kehidupan mereka. Umumnya sehat, nyaman, dan bahagia.

Kenapa bisa seperti itu? Karena mereka tidak mau sedikit pun menyimpan "sampah-sampah" dalam dirinya. Begitu ada "sampah" langsung dibuang jauh-jauh.

Kebaikan itu Ditularkan

Setiap saat mereka selalu menyaring berbagai hal yang masuk ke hati dan pikirannya. Melakukannya secara rutin dan sungguh-sungguh. Itu sengaja dilakukan secara serius agar hidupnya sehat dan bahagia.

Karena sudah terbiasa sehingga hati dan pikirannya selektif menerima berbagai masukan. Semua yang positif langsung diserap. Bahkan ditularkan ke banyak orang agar bermanfaat.

Sedangkan yang negatif berupa "sampah-sampah" tidak diijinkan untuk "masuk". Sedikit pun tidak ada tempat buat hal itu di hati dan pikirannya.

Dengan optimal dan selektif melakukannya sehingga "sampah-sampah" tidak masuk ke tubuhnya baik ke hati maupun pikirannya. Hal itu membuat dirinya selalu sehat dan bahagia.

Saya yakin orang yang sedang sakit itu, jika mau melaksanakan pesan saya secara konsisten dan yang utama atas ijin TUHAN, insya ALLAH sembuh. Hidupnya bakal lebih aman, nyaman, tenang, dan bahagia lahir batin.

Jika itu terwujud, lebih baik lagi kalau dia intens berbagi pengalamannya ke orang lain. Sehingga makin banyak orang yang meneladaninya. Kebaikan itu harus selalu ditularkan.

Semoga semua orang dapat secara konsisten mewujudkan bersih hati dan pikiran. Itu sangat  bermanfaat buat dirinya dari orang lain. Aamiin ya robbal aalamiin...

 

>>>Sesaat setelah tiba di Jakarta dari Bandung dan menjelang buka puasa  dengan Dirut Pegadaian Kuswiyoto, saya ucapkan selamat berusaha mewujudkan hati dan pikiran yang bersih. Salam hormat buat keluarga. 17.15 29042021😃<<<

*Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Serta Penulis buku Trilogi The Power of Silaturahim

 

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...