Showing posts with label KISAH. Show all posts
Showing posts with label KISAH. Show all posts

18 January 2022

Fauzi Bahar Beli Buku “Dua Pilar Rindu” :


“Apresiasi untuk Generasi Muda, Teruslah Berkarya…”

 

Sebuah pesan singkat masuk ke selular saya, "Dinda, abang pesan bukunya, ya,"

Membacanya, saya sedikit terkejut. Saya tak menduga, Fauzi Bahar, mantan Walikota Padang, mengirimkan pesan singkat untuk membeli buku Kumpulan Cerpen yang ditulis pelajar dan mahasiswa. Penulisnya belum punya nama tenar.

 "Ini kumpulan Cerpen penulis pemula, bang," balas saya.

"Apa salah kalau abang memesan?" tanya beliau.

Tonton di sini; 

https://www.youtube.com/watch?v=FviYMuD9BqI&t=496s  

Maka, selepas salat Isya, saya dan Zhilan Zhalila, salah seorang penulis buku  tersebut, sampai dikediaman Fauzi Bahar, di kawasan Gunuang Pangilun.

"Jangan lupa, bukunya ditandatangani dan berikan catatan, ya," kata Fauzi Bahar kepada Zhilan Zhalila.

28 June 2020

Papi dan Mami

Oleh: Firdaus Abie

Dulu. Dulu sekali. Aku suka main bola.  Aku dan kawan-kawan tak pernah memiliki lapangan permanen. Lapangan kami berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Jika ada tanah luas, kendati bersemak, biasanya kami akan gotong royong membersihkannya. Kami memanfaatkan sawah yang baru panen, bekas ladang, termasuk lahan yang akan dijadikan rumah.
Disaat kelas III SD, aku dan kawan-kawan sepermainan mendirikan sebuah klub sepakbola. Namanya, Persatuan Sepakbola Aru Indah (PSAI). Kehadiran klub ini karena semangat melihat kakak-kakak kami di komplek yang sudah punya wadah berhimpun, Aru Indah Club (AIC). Berbagai kegiatan di sana, salah satunya untuk olahraga lebih fokus ke voli. Pernah menjadi tuan rumah kejuaraan voli antar klub, dan menjadi salah satu klub voli yang disegani di tingkat kelurahan.

Tamu dari Kerinci

Oleh: Firdaus Abie

Dulu. Dulu sekali. Ketika itu, aku masih SMA. Tapi lupa,  saat itu aku kelas I. Sekolah kami kedatangan tamu dari sebuah SMA di Hiang, Kerinci, Jambi. Tiga hari mereka berada di sekolah. Kunjungan mereka, sebenarnya tidak semata-mata ke sekolahku.
Sesungguhnya, tujuan utama mereka adalah perjalanan ke Sumbar. Ketika itu populer dengan sebutan Studi Tour. Hari pertama di sekolahku, mereka datang menjelang malam. Besoknya berangkat setelah sarapan pagi. Besoknya lagi, juga demikian, namun di hari ketiga, mereka datang kembali selepas makan siang.

Mencuri Nasi dan Kencing di Kelas

Oleh: Firdaus Abie

Dulu. Dulu sekali. Ketika itu, kalau tak salah, aku kelas II SMP. Sekolahku kedatangan tamu dari SMPN 5 Pekanbaru, Riau. Sejak pagi, aku sudah berada di sekolah, seperti halnya sebagian besar pelajar lain. Tapi rombongan baru datang selepas siang.
Setelah mereka istirahat sejenak, dilanjutkan dengan pertandingan persahabatan di cabang voli putra dan putri, basket putra dan putri serta takrau putra. Aku tak ingat secara pasti, siapa yang menang saat itu. Aku hanya ingat, suasananya sangat ramai dan meriah.

Mengungsi

Oleh: Firdaus Abie
 
Dulu. Dulu sekali. Ketika aku masih SD. Pergi dan pulang sekolah berjalan kaki. Jarak dari rumah ke sekolah, sekitar 1 KM. Sepanjang perjalanan itu, seperti ada chek poin tersendiri. Terkadang mampir di beberapa chek poin, sekaligus menyinggahi teman.
Chek poin untuk pergi ke sekolah, biasanya mampir di Komplek Pemda. Jika pulang, ada kalanya mampir dulu ke Komplek Unand, lalu bisa juga singgah di Komplek Pemda, atau dari Komplek Unand langsung pulang.
Jamaknya saat itu, anak sekolahan pergi dan pulang berjalan kaki. Jika di perjalanan kami menemukan becak barang yang kosong, kami minta izin untuk menumpang. Biasanya diizinkan.

Jembatan

Oleh: Firdaus Abie

Dulu. Dulu sekali. Ketika itu, aku masih kelas III SD. Sekolahku mulanya berkontruksi bangunan tua, lalu dipugar. Di bangunan itu, dua sekolah menempatinya, SD 01 dan SD 03. Aku murid SD 01. Penggunaan sekolah ini bergiliran, sepekan masuk pagi, pekan berikutnya masuk siang. Seangkatan denganku di SD 01, ada dua kelas. Pembedanya, kelas III.A dan III.B.
Ketika sekolah dipugar dan dibangun baru, murid SD 03 pindah ke SD Inpres. Hanya berjarak sekitar 200 meter dari sekolah kami. Sedangkan murid SD 01 menumpang di SD Gurun Laweh. Berjarak sekitar 2-3 KM. Aku tak tahu berapa persis jaraknya. Tapi sekolah di sini, tak lama. Setelah itu pindah ke SD Koto Panjang. Aku merasa, jaraknya semakin jauh. Aku tak tahu, mengapa sebentar menumpang di sana, tapi dugaan kami mungkin karena seringnya berkelahi anak-anak SD 01 dengan anak sekolah tersebut mau pun anak-anak di lingkungan sekolah itu.

Guru Olahraga

Oleh: Firdaus Abie
 
Dulu. Dulu sekali. Kami mendapatkan guru baru. Beliau khusus mengajar olahraga. Orangnya masih muda dibandingkan guru lain. Sejak kehadiran beliau, Olahraga merupakan mata pelajaran paling ditunggu.  Rugi rasanya jika disaat mata pelajaran tersebut kami tak hadir, atau bertepatan dengan hari besar.
Jika hari tidak hujan, dapat dipastikan kami akan olahraga di lapangan. Tempat yang dipilih, lapangan sepakbola, tak jauh dari sekolah kami. Berjarak sekitar 200 meter. Ketika diumumkan ke lapangan, semua akan bersorak. Suasana bergemuruh luar biasa.

Memanfaatkan Kawan


Oleh: Firdaus Abie

Dulu. Dulu sekali. Aku punya teman. Aku merasa, ia teman akrabku semasa SD, tapi aku tak tahu, apakah ia juga merasakan hal yang sama? Entahlah!
Selama enam tahun di SD, kami selalu satu kelas. Kami  selalu semeja. Kadang aku di kiri, kadang di kanan. Posisi duduk kami sembarangan saja, tidak seperti anak-anak lain. Ia tak banyak bicara, tetapi ia selalu ceria. 
Sepanjang waktu bersama itu, apa yang membuat aku suka berteman dengannya? Salah satunya, ia sering bawa pena atau pensil lebih. Juga selalu membawa buku kosong. Terhadap tiga hal ini, aku sering keteteran. Terkadang lupa bawa pena. Lupa bawa pensil. Tak jarang pula lupa bawa buku secara lengkap. Ah..!

Semba Lakon


Oleh: Firdaus Abie

Dulu. Dulu sekali. Aku punya teman. Rumah kami saling berdekatan, hanya dipisahkan jalan raya tak beraspal. Orang tua kami sangat dekat. Aku dan temanku, sama-sama satu sekolah sejak TK hingga SMA.

Hubungan kami terasa semakin sangat dekat ketika duduk di bangku SD. Sekali pun selama enam tahun tak pernah duduk semeja, dan sering berbeda kelas, tapi hubungan kami sangat dekat. Saking dekatnya, ia sering membelaku jika aku diganggu orang.

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...