25 September 2013

Jebreettttt, Garuda Juara!


Oleh: Firdaus


Jebreettttt, Garuda Muda juara! Jebreettttt, Jayalah Garuda Jaya! 
Kata jebreettttt, seketika menjadi kata paling populer sejak Minggu (22/9) malam lalu, bersamaan dengan berlangsungnya babak final Piala AFF U-19. Kata itu tak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), juga tak ada dalam “Kamus Besar Bahasa Vickynisasi” yang lebih populer sejak sepekan terakhir.
foto: http://image.metrotvnews.com/bank_images/actual/183503.jpg
foto: http://image.metrotvnews.com/bank_images/actual/183503.jpg
Memang tak ada artinya dalam kamus, tapi kata Jebreettttt yang diteriakan komentator di MNCTV pada partai final tersebut, tak lain adalah kata yang  mewakili perasaan  untuk memberikan support kepada pemain Timnas Indonesia. Kata-kata tersebut dikeluarkan ketika tendangan Evan Dimas dkk melenceng atau dapat dibendung penjaga gawang Vietnam.
Selebihnya adalah kebahagiaan, setelah anak-anak asuhan Indra Syafri berhasil menggapai impiannya. Bukan mencapai mimpi. Impian terbesar tim tersebut adalah kejayaan, makanya Timnas U-19 memakai nama Garuda Jaya. 

Dulu Kau Datang, Lalu Kau Pergi, Kini Datang Lagi

Oleh: Firdaus 



Kawan. Aku bahagia ketika dapat kabar kau sudah kembali ke kampung kita. Aku senang karena kau sudah pulang. Aku bangga karena kau adalah teman lama yang membanggakan. Kau pulang untuk menemui saudara-saudaramu.
Kita memang belum sempat berjumpa, aku belum sempat menemuimu. Kamu juga belum menemuiku. Aku tahu kalau kamu begitu sibuk. Sangat sibuk, malah. Aktivitasmu sangat bertumpuk.
Dua hari lalu, aku jumpa Suara, sahabat kita yang tinggal sudut kampung. Kamu masih ingat dia-kan? Suara banyak membantumu lima tahun lalu. Kemudian ia mengantarkanmu duduk menjadi orang terhormat di ibukota.
Kepadaku Suara mengabarkan, ia sudah bertemu kamu sebulan lalu. Katanya, kamu semakin gagah. Pakaianmu sudah bersanding. Sepatumu mengkilat. Kamu semakin necis. Kamu semakin berwibawa. 
Ia mengambarkan betapa sibuknya kami selama di kampung. Kamu menemui seluruh orang kampung. Tua muda. Siapa pun kamu datangi. Apa pun undangan yang datang untukmu, kamu akan datang pada hajatan tersebut. Katamu, wajib untuk memenuhi undangan, apalagi undangan saudara atau orang kampung sendiri.
Kamu tak hanya sekadar datang. Kamu juga membawa oleh-oleh. Kamu bagikan semuanya untuk orang-orang yang hadir pada undangan acara tersebut. Kamu kemudian juga membantu pembangunan pos ronda, balai pemuda, pembangunan surau, membuka jalan, memberikan bantuan bibit, membantu bertumpuk-tumpuk pupuk. Kamu hebat. Aku bangga padamu.

15 September 2013

Biaya Pemilu Besar, Jangan Golput!

* Dari Dialog Forum Editor (FEd) Sumbar


Sejumlah pertanyaan mengapung berkaitan dengan Pemilu. Benarkah Pemilu penting? Seberapa pentingkah? Bagaimana kalau Pemilu tidak pernah ada? Bagaimana kalau rentang waktu antara Pemilu yang satu dengan Pemilu berikutnya diperpanjang, lebih dari lima tahun? Itu baru seputar pelaksanaan saja.
Pertanyaan lain, seputar “kurenah” calon legislative (Caleg) yang akan dipilih masyarakat. Sudahkah mereka benar-benar mampu mewakili kepentingan rakyat? Tidakkah mereka yang ketika menghadapi Pemilu butuh dukungan suara, kemudian setelah terpilih justru jauh dari pemberi suara untuk mereka? Jika kemudian dirunut, maka berjuta pertanyaan akan bisa diurut.

01 September 2013

M u n d u r

Cerpen: Firdaus Abie

“Pergi dulu, bu,” kataku sembari menyelipkan sumpitan tua  peninggalan ayah ke balik baju bagian belakang.
“Apa semuanya sudah beres?”
“Beres, bu, bahkan sumpit ini sudah pula kubersihkan kemarin. Pokoknya dijamin tak bakalan macet lagi seperti kemarin itu,” jelasku mengeluarkannya kembali dari balik baju tersebut yang kuiringi dengan memukul-mukulkan lembut ke telapak tangan kiriku.

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...