24 September 2019

“Targetnya harus Tinggi..”


Zhilan Zhalila Berbagi di SMAN Unggul Dharmasraya


Kualitas udara di Dharmasraya, Sabtu (21/9), buruk. Sekolah diliburkan. Siswa SMA Negeri Unggul Dharmasraya (Smanud) yang menetap di asrama, tetap beraktivitas. Mereka berlatih menulis bersama rekan sebayanya, Zhilan Zhalila, penulis kumpulan cerpen Tasbih Untuk Papa, yang sehari-hari siswa SMAN 3 Padang.

Proses berbaginya sangat sederhana. Semua siswa melantai. Ketika sesi praktek menulis cerpen, ada yang menulis sambil tengkurap, “menulislah secara santai,  cerpen ini harus tuntas dan bisa menembus media,” kata beberapa siswa bersemangat.
Semangat itu membuat Mulyadi, M.Pd, Pengawas di Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, dan Kepala SMA Negeri Unggul Dharmasraya Saliyono M.Pd bersemangat pula mendampingi peserta, “ya, targetnya harus tinggi!” katanya sembari mendatangi peserta satu persatu bersama Zhilan Zhalila yang juga penulis binaan Bengkel Literasi Rakyat Sumbar.
“Paksa media untuk memuat karya kalian,” kata Mulyadi, pemegang gelar Juara I Best Practice tingkat Nasional, 2019. 
Kata paksa yang dilontarkan sang pengawas berprestasi nasional tersebut berkonotasi positif. Ia memotivasi siswa menghasilkan karya yang baik, bagus dan layak muat. Apalagi, katanya membeberkan, pelatihan diformat sedemikian rupa dalam bentuk berbagi.
“Pematerinya, teman sebaya dan praktisi,” kata Nenri Gusni, Ketua Panitia Gema Literasi Smanud yang juga Wakil Kepala Sekolah di SMA Negeri Unggul Dharmasraya.
Pelatihan menulis untuk siswa menghadirkan Zhilan Zhalila dan Firdaus Abie, General Manager Harian Umum Rakyat Sumbar yang juga penulis cerpen dan penulis sejumlah buku. Keduanya menularkan kiat-kiat praktis menulis.
Siswa dibekali pemahaman bahwa menulis tidak sesulit yang dibayangkan. Menulis tidak harus punya bakat terlebih dahulu. Tidak harus terpaku pada banyak aturan dan batasan. Tulis saja apa yang hendak ditulis.
“Jangan takut gagal, apalagi sampai membayangkan tulisannya buruk. Jika diawal sudah disertai ketakutan, dikuatirkan tidak akan pernah ada karya yang dihasilkan,” kata Zhilan.
Sesi berbagi dilanjutkan dengan praktek menulis. Semua peserta diminta untuk menulis cerpen. Selesai menulis, sejumlah naskah dibacakan oleh penulisnya, lalu dimintai pendapat peserta. Proses tersebut berlangsung menarik. Banyak yang memberik,an kritik dan saran terhadap naskah tersebut, di sisi lain penulisnya mempertahankan materinya dari “serangan” peserta lain.
Kepala SMA Negeri Unggul Dharmasraya Saliyono M.Pd mengungkapkan, pelatihan tersebut bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis kepada siswanya. Saatnya siswa dibekali kemampuan khusus untuk memantapkan langkah mereka ke depan.
“Kelak akan hadir penulis-penulis hebat dari sekolah kami,” katanya optimis.
Usai membuka Gema Literasi SMA Negeri Unggul Dharmasraya, mengangkat tema Cerdas Berliterasi Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0,  Mulyadi, M.Pd  melanjutkan pembekalan kepada guru dalam bentuk IHT Pembelajaran Abad 21 Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Menurut Mulyadi, tuntutan guru abad 21 semakin besar. Revolusi Industri 4.0 menuntut kesiapan dari segala sisi. Perubahan pada peserta didik harus diikuti dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik. *

Menulis dalam Kabut



Udara di Kotobaru, Dharmasraya, Sabtu 21 Februari 2019, buruk. Sekolah diliburkan, tapi di SMA Negeri Unggul Dharmasraya (Smanud), aktivitas di dalam kelas terus berlangsung. Sebanyak 60 siswa menikmati suasana menulis. Teman sebayanya, Zhilan Zhalila, siswi SMA Negeri 3 Padang, penulis kumcer Tasbih Untuk Papa, hadir di tengah-tengah mereka dalam program Gema Literasi Smanud yang mengangkat tema Cerdas Berliterasi Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang dibuka Mulyadi, Pengawas di Dinas Pendidikan Sumbar.
Foto pertama, Zhilan Zhalila menyerahkan bukunya kepada Kepala Smanud Saliyono, dan foto kedua ketika ia di hadapan teman sebayanya. Foto ketiga, bersama pak Mulyadhie Wijaya Ry


IHT Pembelajaran Abad 21



Saat IHT Pembelajaran Abad 21 Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0, di SMAN Unggul Dharmasraya, saya diberi kesempatan untuk berbagi di hadapan Pengawas Dinas Pendidikan Sumbar Mulyadi M.Pd dan Kepala SMAN Unggul Dharmasraya Saliyono S.Pd, kepada majelis guru di SMAN Unggul Dharmasraya tentang pentingnya kemampuan menulis dimiliki oleh guru, Sabtu 21 September 2019.

"Nafsu ya Melihat Siswanya?"


Saat berbagi ilmu menulis kepada siswa SMA Negeri Unggul Dharmasraya, Sabtu (21/9) lalu, saya dipertemukan dengan Mulyadhie Wijaya Ry, salah seorang Pengawas di Dinas Pendidikan Sumbar.
Beliau berkisah tentang kerisauannya terhadap sikap dan komitmen guru dalam mendidik siswa dan semakin renggangnya hubungan guru kepada murid.
"Malahan ada guru yang mengaku enggan bersalaman dengan siswa. Lho, kok seperti itu? Nasfu ya melihat siswanya?" tanya beliau kepada guru tersebut.
Pertanyaan itu, katanya, ternyata langsung menyadarkan sang guru, "mereka anak saya, kenapa saya nafsu, pak?"
"Ya, begitu seharusnya" kata pemegang gelar Juara I Penulisan Best Practice tingkat Nasional, 2019.
Terima kasih pak Saliyono, Kepala SMAN Unggul Dharmasraya, dan buk Nenri Gusni, Waka Kesiswaan SMA Negeri Unggul Dharmasraya yang menginisiasi Gema Literasi di SMAN Unggul Dharmasraya, sekaligus mempertemukan saya dengan sosok hebat, Pengawas Beprestasi Nasional (Peringkat I Nasional) tahun 2019.

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...