30 December 2014

Belajar pada Pertina


Oleh: Firdaus

Minggu (21/12) pagi. Fazril Ale, Sekum Pengda Pertina Sumbar, memberikan waktu kepada seorang petinju untuk segera menurunkan berat badannya.
“Waktu yang tersisa hanya dua jam,” kata Ale.
Permintaan itu disikapi berbeda oleh pelatih dari petinju tersebut. Sang pelatih mencak-mencak. Ia protes sikap Fazril Ale. Dua isi protesnya. Pertama, tak mungkin petinjunya kelebihan berat badan hingga 1,5 kg.
“Timbangannya rusak! Timbangannya rusak!” katanya keras, sehingga semua orang yang berada di aula Kantor Bupati Dharmasraya, ketika itu, terkejut.

22 December 2014

Setelah PON Remaja…

Oleh: Firdaus


Nurhayati, pembalap andalan Sumbar tahun 1980-an, meninggalkan tanah kelahirannya bersama sang adik, Nuraini. Keduanya mengayuh pedal sepeda untuk membela Yogjakarta. Kepergian mereka menjadi trending topic ketika itu.
Pada PON XIII di Jakarta, 1993, Sumbar kehilangan sejumlah lifter yang semula diharapkan pulang berkalungkan medali. Mereka pindah ke Jawa Tengah demi ---salah satunya--- segepok bonus. Sekeping emas dihargai Rp 25 juta. Bonus tertinggi saat itu. Kala itu, setiap kelas di angkat besi dan angkat berat masih menyediakan tiga set medali.
Tujuh tahun setelah itu, prestasi olahraga Sumbar benar-benar hancur. Negeri bermotto Tuah Sakato, terpuruk di peringat pincik. Urutan paling bawah. Posisi ke 26 dari 26 provinsi, pascakeluarnya Timor Timur dari Indonesia. Hasil buruk PON 2000 di Surabaya, memaksa pengurus KONI Sumbar kala itu mundur sebelum habis masa pengabdiannya. Insan olahraga Sumbar mendesak diadakan Musordalub.
Posisi Sumbar kemudian membaik pada dua PON berikut. Setelah itu masalah baru pun muncul. Arena untuk menguji kemampuan atlet-atlet muda melalui Pekan Olahraga Provinsi (Porprov, sebelumnya bernama Pekan Olahraga Daerah atau Porda) sempat terkatung-katung. Porprov XI digelar Desember 2010, setelah lebih dari dua tahun tertunda.
Dilingkupi persoalan demi persoalan, dua Porprov lainnya setelah Porprov 2010 yang terpaksa disebar di seluruh kabupaten dan kota se Sumbar, kecuali Mentawai, berhasil diselesaikan dengan baik. Porprov di Limapuluh Kota tahun 2012, dan di Dharmasraya 2014, digelar dalam suasana persaingan atlet yang ketat. Hajatan ini memberikan kesempatan berlaga kepada seluruh atlet muda untuk menguji kemampuan yang didapatkan saat latihan.

23 November 2014

Komunikasi Kabinet Jokowi




Oleh: Firdaus


Pameo usang; titip pesan bisa berlebih, titip uang bisa berkurang. Pameo itu memberikan gambaran,  rumitnya persoalan jika pesan disampaikan  tidak secara benar. Lalu, bagaimana jadinya jika pesan itu benar yang tidak jelas?
Usia Kabinet Kerja yang masih seumur jagung, ternyata telah “menghasilkan” sejumlah pesan yang membingungkan. Dalam ilmu komunikasi, sebuah pesan akan bisa dipahami oleh komunikan (audiens atau penerima pesan) jika disampaikan oleh komunikator (pengirim pesan) secara baik dan jelas.
Perintah presiden Jokowi ketika mengumumkan para pembantunya di halaman Istana Negara, sangat jelas. Jokowi berulang kali mengungkapkan; lari, lari, lari! Pesan tersebut memberikan isyarat, sang presiden ingin agar anggota kabinetnya segera bertindak dan bergerak cepat.

13 October 2014

Surat Kawan untuk Tuan



Oleh: Firdaus



Suatu ketika, seorang kawan datang pada saya. Ia menyampaikan uneg-uneg yang ada dalam pikirannya. Banyak yang ia beberkan. Apa yang ia beberkan tersebut, sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Sudah diketahui dan dipahami banyak orang.
“Uneg-uneg ini harus dikeluarkan, jika tidak bisa menyanak di pikiran,” katanya.
“Kalau pun dibiarkan menyanak dipikiran, adakah yang akan terjadi?” Tanya saya.
“Sakik kapalo den, waang tak ingin melihat saya nanti bicara sendiri sambil senyum dan ketawa sendiri kan?” tanyanya. Entah serius, entah mengancam. Saya tak tahu pasti.

17 July 2014

Tak Pernah Membuka Aib


* Randai, Kesenian Tradisional Asli Minang:

Penampilan randai. (sumber foto: http://thegenteelsabai.files.wordpress.com/2011/12/cropped-header1.jpg)
Ranah Minang tak hanya dianugerahi kekayaan alam yang indah, namun kesenian tradisional yang lahir dan tumbuh berkembang di tengah-tengah masyarakatnya, juga tak kalah memukau. Kesenian tradisional tersebut, pada awalnya lahir dari permainan anak nagari.
Randai memiliki sejarah yang panjang. Berangkat dari permainan anak-anak muda Melayu, kemudian berkembang menjadi teater. Randai sebangun dengan dengan Lenong (Betawi), Makyong (Riau), Mamanda (Kalimantan), Ketoprak (Jawa) dan lain-lain.
Pada awalnya, randai dimainkan anak-anak nagari Minangkabau di sasaran silat. Mereka memainkan randai disela-sela latihan silat, sehingga gerak dan langkah silat terlihat nyata pada randai. Aktivitas randai, tak hanya sekadar memiliki filosofis yang kuat, tetapi juga memiliki banyak keunikan yang tak dimiliki kesenian tradisional lainnya.

14 July 2014

Karupuak Kuah Lado hingga Test Drive


*Berkunjung ke “Pasar” GOR H Agus Salim – Padang, Lokasi “Olahraga Belanja”:

Sejak dibangun tahun 1982 dan kemudian digunakan untuk arena MTQ ke 13 tingkat Nasional, komplek GOR H Agus Salim, Padang, tak pernah sepi dari kegiatan. Lima tahun belakangan, kawasan ini justru menjadi pilihan utama warga kota untuk olahraga, jualan dan belanja. Beragam jualan dibentang, mulai dari karupuak kuah lado hingga test drive.

Firdaus – Padang

Membuka lembaran masa lalu, mulanya kawasan yang kini dijadikan Kompleks GOR H Agus Salim adalah arena pacuan kuda. Ketika itu dikenal dengan nama Rimbokaluang. Konon, menurut cerita masa lalu, di sana ada rimbo (rimba) yang banyak bersarang kalaluang (kelelawar). Wilayah yang merupakan milik Bank BNI ditukarguling dengan tanah Pemko Padang di kawasan Tunggulhitam.

Pesantren Ramadan


Oleh: Firdaus



Puasa sudah masuk.  Hari ini, merupakan hari pertama puasa, sesuai anjuran pemerintah. Muhammadiyah sudah melaksanakan sejak Sabtu.  Satariyah melaksanakan mulai besok. Yang pasti, masing-masing memiliki dalilnya.
Puasa kali ini, ada dua agenda istimewa sebagai tambahan, yakni Piala Dunia yang sedang berlangsung dan Pilpres yang masih menjalani masa kampanye. Lainnya, tentu agenda ibadah Ramadan rutin, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Bagi pelajar di Kota Padang, puasa kali ini merupakan tahun ke 11 pelaksanaan Pesantren Ramadan. Pada pesantren kali ini, Pemko Padang mendanai kegiatan keagamaan ini senilai Rp 2 miliar. Gratiskah para peserta pesantren? Tidak! Pemko Padang masih mentolerir panitia di setiap mushala atau masjid untuk memungut biaya pendaftaran Rp 15 ribu, namun kenyataan di lapangan biaya pendaftarannya berkisar Rp 20 ribu sampai Rp 40 ribu.

Nafsu Besar


 Oleh: Firdaus


Sumbar memiliki banyak pengalaman buruk di pentas olahraga nasional. Di antara yang masih lekat dalam pikiran; hengkangnya Nurhayati bersaudara ke Yogjakarta, memupus harapan  tambang medali di balap sepeda. Pindahnya sejumlah lifter Sumbar ke Jawa Tengah, jelang PON XIII/1993 karena iming-iming bonus di Jawa Tengah yang sangat menggiurkan, Rp 25 juta untuk satu medali emas. Bonus tertinggi pada masa itu. Yang paling buruk, berada di posisi paliang pincik (urutan ke 26 dari 26 provinsi) pada PON XV/2000, pascalepasnya Timor Timur dari Indonesia.
Setelah kejadian buruk itu, semua orang angkat bicara. Beragam pandangan meluncur bagaikan sembilu mengiris. Berbagai pendapat muncul kepermukaan bagaikan belati yang menghunjam jantung. Muaranya mengarah kepada satu titik, tidak peduli.

Ampiang Dadiah Makanan untuk Jantung


  
Hanya ada dua makanan yang diolah dalam buluah (bambu). Kedua makanan itu merupakan produk asli Ranah Minang. Makanan dimaksud, lamang (lemang) dan dadiah (diolah dari susu kerbau yang dibekukan). Pengolahannya dilakukan secara alami, tanpa bahan pengawet, bisa bertahan hingga sekitar sepekan. 
Dari dua makanan tersebut, khusus dadiah bisa diolah menjadi makanan khusus. Dadiah adalah susu kerbau yang telah mengeras. Banyak diproduksi di wilayah ketinggian, di antaranya di Tanah Datar, Agam, Alahanpanjang (Solok) dan Bukittinggi. 
Jika dadiah dicampur dengan bawang, cabe dan beberapa bumbu dapur lainnya, maka akan bisa dinikmati menjadi tambahan lauk-pauk untuk dimakan bersama nasi.  Jika dadiah dikombinasikan dengan emping beras, gula merah, maka akan menjadi kudapan spesial. Kudapan khas Bukittingi yang sangat nikmat untuk disantap kapan pun, pagi, siang atau malam. Tak ada beda. Dalam kondisi cuaca seperti apa pun, hujan atau panas, tetap nikmat.

10 July 2014

Tahanan Kabur


 Oleh: Firdaus


Pertama kali mendapatkan kabar dari seorang saudara bahwa LP Tanjunggusta, Medan, dijebol para napi, kemudian napinya kabur, saya hanya tersenyum kecil. Isu apalagi ini? Tanya saya dalam hati.
Pikiran saya langsung melayang pada kejadian sekitar 20 tahun silam. Ketika itu saya masih menjadi wartawan Harian Semangat, Padang. Bertugas di desk liputan hukum dan kriminal, sembari belajar pada seorang senior. Saat itu hampir seluruh sudut di Padang serta berbagai daerah di Sumbar, diliputi ketakutan dan kecemasan luar biasa.

Menunggu




* Firdaus

Digelap malam ku dengar tanya;
“Kenapa tak jua kau tutup jendela?”
Ku dengar ada jawabanya;
“Aku menunggu angin”
“Kenapa angi yang kau tunggu?”
“Aku butuh kesejukan malam ini”

Ketika siang ada tanya;
“Kenapa kau di jendela? Siapa yang kau tunggu?”
“Aku menunggu angin”
“Aku butuh kesejukan dalam rindu panjang”

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...