Cerpen: Firdaus Abie
Haruskah aku
datang sekarang, membawa resah dan bara tak terhingga? Jika aku datang,
seonggok budi sudah ku tanam padanya.
Tapi, demi Amak, biarlah. Aku tak kuat mendapatkan Amak merintih. Memar di lengan Amak, perih di batinku. Goresan di pipi Amak, luka di ragaku. Demi Amak, tak apalah. Sekali ini aku menghutang budi
padanya.
Siti membatin.
Gemuruh jantung
Siti tak kunjung berhenti. Batinnya perih. Memar di kedua lengan Amak membuat hatinya tersayat-sayat. Orang tua yang
sejak kecil merawat dan membesarkannya seorang diri, mengalami penyiksaan.