29 April 2021

Lebih Senang Memberi daripada Menerima

Oleh : Dr. Aqua Dwipayana*

 

“Jika bayarnya murah, pakai uang saya saja. Namun kalau sampai miliaran rupiah, tolong dibayarkan karena saya tidak memiliki uang sebanyak itu,” ujar saya berkali-kali setiap membayari sesuatu yang dibeli bersama teman-teman.

Selama ini setiap jalan bersama teman atau ada acara yang membutuhkan biaya, saya selalu berusaha untuk membayarkannya. Ada rasa syukur yang mendalam dan sangat bahagia bisa melakukan itu.

Saya lebih senang memberi daripada menerima. Membayari sesuatu adalah implementasinya. Posisinya berada di atas. Jauh lebih mulia dibandingkan yang dibawah atau dibayari.

Karena kebiasaan positif itu sudah mendarah daging sejak puluhan tahun lalu, sehingga sedikit pun saya tidak pernah ragu melakukannya. Spontan melaksanakannya meskipun sedang bersama teman yang memiliki materi jauh lebih banyak dari saya.

Kebiasaan positif itu makin mantap saya lakukan setelah melihat manfaat dan hasilnya. Luar biasa, terutama balasan yang didapat dari TUHAN.

Berbagi Tanpa Pamrih

Agar teman-teman yang saya bayari itu tidak tersinggung, setiap melakukan kebiasaan tersebut biasanya saya selalu mengatakan hal serupa. Untuk yang kecil-kecil saya tuntaskan. Sedangkan yang besar-besar yang jumlahnya sampai miliaran rupiah kawan itu yang menyelesaikannya.

Reaksi dari teman-teman umumnya sama, agak sedikit kaget. Komentarnya senada, “Bisa aja Pak Aqua ini. Padahal jumlah yang bapak bayar lumayan besar.”

Kebiasaan saya ini alhamdulillah turun ke Ero. Dia sangat terbiasa mentraktir teman-temannya. Terkadang jumlahnya lumayan besar. Mencapai jutaan rupiah. Uang yang cukup besar buat mahasiswa seperti Ero.

Saya mendukung penuh kebiasaan Ero tersebut. Saya katakan kepada Ero, agar punya nilai dan dihargai orang lain, jangan pelit pada siapa pun juga. Selalulah bersikap sosial yang tinggi dengan penuh keilhlasan.

TUHAN selalu memenuhi janjinya. Terkait dengan itu, tidak pernah terjadi di muka bumi ini orang yang rajin berbagi termasuk materi dengan penuh keikhlasan, jatuh miskin. Justru yang terjadi sebaliknya, orang itu jadi makin kaya termasuk jiwanya.

Saya sangat meyakini semua itu. Sehingga tidak pernah sedikitpun ada keraguan untuk berbagi tanpa pamrih. Membantu orang-orang atau lembaga yang tepat sehingga manfaatnya optimal.

Ero Sering ‘Berulang Tahun’


Terkait dengan Ero, jika melakukan kegiatan itu misalnya mentraktir makan, untuk mencairkan suasana, saya selalu mengatakan Ero sedang ulang tahun. Jadi sekarang ini syukurannya.

Minggu depan atau bulan berikutnya, ketika kembali makan bersama dan Ero yang membayar, saya menyampaikan hal serupa. Jadi dalam setahun Ero “berulang tahun’ bisa berkali-kali.

Biasanya Ero dan teman-teman yang ditraktir spontan tertawa. Kemudian mereka mengucapkan terima kasih ke Ero.

Kesimpulannya untuk berbagi tergantung pada niat dan konsistensinya. Tidak harus menunggu kaya harta karena semuanya serba relatif.

Ingat memberi sekecil apapun jauh lebih mulia daripada menerima. Juga yang paling utama membuat hidup lebih bahagia karena telah membahagiakan orang lain dengan pemberian yang dilakukan.

Semoga kita dapat membiasakan diri untuk rajin memberi sesama secara konsisten. Aamiin ya robbal aalamiin…

>>Dari Bogor menjelang buka puasa, saya ucapkan selamat melaksanakan aktivitas mulia selalu berbagi dengan ikhlas pada sesama. Salam hormat buat keluarga. 17.15 26042021😃<<<

 

*Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Serta Penulis buku Trilogi The Power of Silaturahim

 

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...