28 June 2020

Memanfaatkan Kawan


Oleh: Firdaus Abie

Dulu. Dulu sekali. Aku punya teman. Aku merasa, ia teman akrabku semasa SD, tapi aku tak tahu, apakah ia juga merasakan hal yang sama? Entahlah!
Selama enam tahun di SD, kami selalu satu kelas. Kami  selalu semeja. Kadang aku di kiri, kadang di kanan. Posisi duduk kami sembarangan saja, tidak seperti anak-anak lain. Ia tak banyak bicara, tetapi ia selalu ceria. 
Sepanjang waktu bersama itu, apa yang membuat aku suka berteman dengannya? Salah satunya, ia sering bawa pena atau pensil lebih. Juga selalu membawa buku kosong. Terhadap tiga hal ini, aku sering keteteran. Terkadang lupa bawa pena. Lupa bawa pensil. Tak jarang pula lupa bawa buku secara lengkap. Ah..!
Setiap aku lupa, lalu meminta ke teman tersebut, ia dengan senang hati meminjamkannya. Selesai semua pelajaran, pena dan pensil akan aku kembalikan. Jika pinjam buku kosong tersebut, ia akan menyimpannya kembali.
“Untuk besok lagi,” katanya, ketika itu.
Selama itu pula, aku tak pernah mendengar, atau setidaknya, tak pernah terdengar cerita dari teman ke teman tentang aku sering lupa bawa pena, pensil atau buku. Artinya, Ia adalah teman yang bisa menyimpan rahasia, atau setidaknya menganggap sesuatu yang biasa terhadap apa yang terjadi.
Saya juga sering main ke rumahnya. Kedua orang tuanya sangat baik. Adik-adiknya juga baik. Menariknya, dua adik di bawahku, juga sebaya dengan dua adik di bawahnya. Mereka juga berteman. Aku  juga sering disuguhi makan oleh Mamanya.
Ketika kami SMP, sekalipun sekolahnya sama, namun tak sekelas lagi. Belum tuntas Ia menyelesaikan SMP, papanya dapat tugas baru. Ia harus pindah kota. Sejak itu, kami tak pernah lagi bertemu. Tak bersua itu berlanjut puluhan tahun kemudian, hingga sempat dua kali bertemu secara tak sengaja, belasan tahun silam.  
Ketika aku teringat dia, aku juga teringat kelakuan sering tidak bawa pena, pensil atau buku, saat masih SD Dulu. Aduh, kelakuanku!
Ah, tapi itu dulu. Dulu sekali. Puluhan tahun silam. Semoga sahabatku, selalu dalam lindungan Allah yang Maha Kuasa.*

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...