18 June 2013

Nagari Cup



Oleh: Firdaus




Pada tahun 1980-an hingga awal 1990, hampir disetiap sudut kampung ada lapangan dan klub voli. Beberapa yang masih saya ingat; Aru Indah Club (AIC), Porkas, Ganesha, Ivand, Desember, Simpang GIA Parupuak Tabiang (Spartak), IOS (Saranggagak), Cakra, Elang Merah, Naga Terbang (Padang), Terminal (Bukittinggi), Kilat (Payakumbuh), Thomas (Pakandangan, Padangpariaman). Hampir setiap instansi memiliki klub voli; Remaja Bhayangkara Club (RBC Polres), Rimbawan (Kehutanan), Porkalin (PLN), Porsep (Semen Padang), Telkom, Pos dan Giro, Andespal, Diperta (Dinas Pertanian Sumbar) DLLAJ Sumbar (kini Dishub,--red), Bentoel. Hampir setiap saat, nyaris disetiap sudut, terbentang kejuaraan voli.

Di tingkat Sumbar, ada agenda rutin setiap tahun. Ketika itu ada kejuaraan voli antarnagari. Namanya, Azwar Anas Cup.  Ivent ini sempat mati suri. Ketika DPD I KNPI Sumbar dipimpin Hendra Irwan Rahim (kini Ketua DPD Partai Golkar Sumbar,---red), Azwar Anas Cup kembali digelar. Ketua panitianya; Firdaus Ilyas (kini Kadishub Kota Padang,---red). Pemenangnya, wakil dari Pesisir Selatan. Hanya saja, niat untuk mambangkik batang tarandam itu tak berkesinambungan. Itulah  Azwar Anas Cup terakhir, tahun 1994.
Berlahan dan pasti, setelah itu nyaris tak ada lagi ivent voli yang besar di Sumbar. Kalau pun ada kejuaraan voli, hanya kejuaraan sejenis tarkam yang luput dari publikasi, jauh dari kualitas pertandingan yang diharapkan. Sejak itu pula, prestasi voli Sumbar pun terus terjun bebas dipercaturan Nasional, hingga kemudian Sumbar tak lagi diperhitungkan.
Terakhir kali voli indoor Sumbar tampil di PON terjadi pada  PON 1996.  Setelah itu tak pernah lagi mengecap kerasnya persaingan di arena PON. Kalau pun pada tahun 2004 tampil di PON, namun hanya untuk voli pantai. Itu pun tak membawa pulang medali.
Setelah lama tak berprestasi, kini angin segar menaungi dunia voli Sumbar. Sejak 2012, Pengprov PBVSI Sumbar, induk organisasi olahraga yang mengurus voli di Sumbar,  benar-benar diurus orang voli. Hal yang tak pernah didapatkan pada periode sebelum-sebelumnya karena diurus pejabat daerah.
Ujian sesungguhnya baru saja dimulai  Pengprov PBVSI Sumbar. Orang voli menahkodai top organisasi voli. Irdinansyah Tarmizi adalah sosok yang tak bisa dilepaskan dari voli di Sumbar. Menyebut voli Sumbar, maka pasti ada nama Irdinansyah Tarmizi.
Menyebut nama Irdinansyah Tarmizi, tak bisa dipisahkan dari voli. Berawal dari seorang atlet voli, pernah menjadi pelatih, menjadi manager tim voli Sumbar diberbagai iven, ketua harian Pengprov PBVSI Sumbar, sampai akhirnya dipercaya menjadi orang nomor satu di Pengprov PBVSI Sumbar. Dan, target pun dipatoknya; menembus PON 2016 di Jawa Barat. Tim voli Sumbar harus berbicara di kancah nasional, seperti halnya era 1980-an, saat ia masih menjadi atlet dulu.
Langkahnya sudah dirintis dengan membentang kejuaraan voli Nagari Cup. Pesertanya, antar kelurahan bagi kota, antarnagari untuk wilayah kabupaten. Sejumlah daerah sudah menggelar kejuaraan. Pemenang tingkat kota atau kabupaten akan berlaga di empat zona. Tim terbaik antarzona akan bertarung di  grand final.
Hajatan kali ini berbeda jika dibandingkan dengan kejuaraan resmi. Tim yang berlaga diperkenankan tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan kostum seragam, tanpa batasan usia. Alasannya, ini ivent pertama setelah 20-an tahun tak pernah ada kejuaraan yang langsung ke tingkat kelurahan dan nagari. Inilah momentum kebangkitan baru.
Niat  baik untuk kejayaan voli  Sumbar sudah dirintis, namun tindaklanjutnya akan diuji oleh perjalanan waktu. Jangan sampai terulang kejadian yang dialami  DPD KNPI Sumbar. Sekali berarti, setelah itu;   mati! Kerja keras pemuda melalui DPD KNPI Sumbar menyukseskan program daerah tersebut kemudian  dilupakan. 
Kekuatiran diuji oleh waktu tersebut  bukan  tak beralasan. Tahun ini jelang Pemilu. Tahun depan sudah Pemilu. Jangan, jangan, setelah itu; setelah pemilu, lupa. Sama halnya dengan apa yang saya alami, mulai lupa nama-nama klub besar yang dulu pernah ada di negeri ini. Atau dilupakan karena Pemilu sudah selesai.
Maaf, saya terlalu berburuk sangka…! []

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...