18 June 2013

"Bisa Bataranak Lauak di Dalam Kantua…"


Seharian Bersama Bupati Pasaman Benny Utama (3):




Tak banyak yang menyambut kehadiran Bupati Pasaman Benny Utama beserta rombongan di Kantor Wali Nagari Lansekkadok, Kecamatan Rao Selatan. Selain sekretaris nagari dan tiga orang lelaki berseragam Pemkab Pasaman, juga ada tujuh orang perempuan muda mengenakan pakaian PKK, lalu juga Wali Nagari Lansekkadok Iskandar yang sebelumnya “menjemput” bupati dan rombongan ke tapian Batang Sibinail yang meluap ke perkampungan penduduk.

Laporan: Firdaus – Rao Selatan



Sesampai di Kantor Wali Nagari Lansekkadok, bupati langsung duduk terhenyak. Pandanganya di arah ke sekeliling kantor. Juga tak lupa menatap ke langit-langit kantor yang dilapisi triplek. Di beberapa sudut ruangan, air masih tampak tergenang. Beberapa bagian triplek di langit-langit kantor itu juga ada yang mengelupas dan tagebeang (mulai rusak dan copot,---red)
“Beginilah kondisi kami, pak bupati. Jika hujan, kantor kami kebanjiran. Atap kantor ini sudah banyak yang bolong,” kata Wali Nagari Lansekkadok Iskandar AS.
Sang wali nagari kemudian menunjuk ke beberapa bagian di kantor tersebut. Hampir seluruh plafon di langit-langit kantor itu sudah rusak dan copot. Bekas rembesan air sangat jelas tersebut. Pada beberapa bagian ruangan kantor tersebut, terutama ruangan utama, tempat perangkat nagari bekerja, masih jelas terlihat genangan air.
Kantor wali nagari berukuran 6 X 9 meter itu pun hanya terdiri dari tiga ruangan. Satu ruangan untuk wali nagari, satu ruangan untuk sekretaris nagari, dan satu ruangan lain untuk seluruh perangkat nagari mau pun PKK dan aktivitas nagari lainnya yang berada di ruangan yang lebih besar dibandingkan dua ruangan terdahulu. Sekali pun demikian, ruangan itu sudah terasa sempit lantaran selain diisi kursi tamu, juga ada sejumlah lemari dan tujuh meja lainnya. Bangunan kantor itu tak lagi repsentatif.
Dari prasasti yang tertempel di dinding bagian depan kantor wali nagari itu, tertera jelas kalau kantor itu dibangun dan diresmikan pada tahun 1997. Diresmikan Menteri Kehakiman (semasa itu,---red) Oetojo Oesman, sejalan dengan ditetapkannya desa tersebut sebagai Desa Sadar Hukum.
“Jika hujan, air hujan langsung jatuh dan kemudian menembus langit-langit, lalu langsung jatuh dan mengisi ruangan ini,” kata Iskandar menjelaskan.
Saking tak terbendungnya air yang turun, Iskandar pun kemudian memberikan ilustrasi yang mencengangkan, “setengah jam saja hujan, maka tinggal menebarkan bibit ikan saja lagi, pak. Lah bisa pulo bataranak lauak di dalam kantua ko mah, pak bupati,” katanya.
Benarkah? “Sangat memprihatinkan, pak. Bana nan disampaian dek pak wali tu mah pak,” seorang kader PKK pun menimpali pernyataan wali nagari.
Setelah mengamati secara seksama, kemudian bupati pun mamatuik-matuik berbagai kemungkinan dengan hitungan-hitungannya. Lalu ia mencoba memprediksi berapa biaya yang harus dikeluarkan jika bangunan itu direnovasi. Yang hadir di kantor wali nagari pun melakukan hal yang sama. Satu sama lain saling menghitung dengan perhitungan masing-masing. Ketika didapatkan hitungan kasar untuk renovasi, angkanya pun tergolong besar. Diperkirakan, jika ditambah sedikit lagi, maka bisa untuk membangun kantor baru.
“Baiknya dibangun kantor baru, pak bupati,” sela Iskandar.
“Bangunan ini diapakan?” tanya bupati.
Iskandar menjawab, bangunan yang ada sekarang tetap direnovasi, minimal ganti atap. Maka, dibangun satu akan dapat dua gedung. Kantor yang ada sekarang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kantor KAN atau untuk aktivitas lain.
“Jika memang demikian keinginan pak wali dan masyarakat, mulailah dulu dengan swadaya. Jika sudah ada tapaknya (maksud bupati; pondasi dan kerangka bangunan yang baru), nanti akan dibantu mencarikan tambahan untuk penyelesaiannya,” kata Benny Utama.
Di Jorong Kauman, Nagari Tanjuangbatuang, bupati  menyaksikan persiapan murid TPA Masjid Raya Kauman yang menjadi utusan Kabupaten Pasaman menghadapi lomba Didikan Sumbar tingkat Sumbar, akhir bulan ini. Kemudian menyempatkan diri untuk menyaksikan babak final futsal wanita antar kelompok di lingkungan PNPM di Kecamatan Rao Selatan.
Pengakuan Wali Nagari Tanjuangbatuang Abdul Haris, masyarakatnya semakin termotivasi dengan kehadiran bupati yang melihat persiapan anak-anak mereka menghadapi kegiatan di tingkat Sumbar. Kondisi itu juga memberikan semangat berlebih bagi murid TPA tersebut.
Menariknya, sekali pun setiap kelompok harus membayar inset Rp 25 ribu untuk mengikuti kejuaraan tersebut (semuanya ada delapan tim dari delapan kelompok), namun hadiah yang akan diberikan tidaklah sebanding dengan gelar sang juara.
Sang juara hanya  menerima hadiah Rp 200 ribu. Ha…? []

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...