18 June 2013

“Kok Ditunggu Provinsi, Anyuik Kampuang Awak ko…”


Seharian Bersama Bupati Pasaman Benny Utama (2):



Aliran dari batang aia nan masuak ka banda, di jorong Padangunang dan jorong Kampuangkubu, Nagari Padanglayang, Kecamatan Rao Selatan, tak hanya membuat masyarakat, wali jorong, wali nagari dan camat yang risau. Sang bupati, Benny Utama, juga tak kalah gusar.


Laporan: Firdaus --- Rao Selatan



Di bantaran sungai itu, ia berdiskusi panjang dengan Kadis PU Pasaman, wali jorong, wali nagari dan camat Rao Selatan.
“Wali nagari jo wali jorong alah menggerahkan masyarakaiknyo, pak. Lah acok bagoro, tapi indak talok malawan aia nan gadang satiok hujan datang doh,” jelas Camat Rao Selatan Herman Surya.
Wali jorong dan wali nagari pun kemudian membeberkan kepada bupati, berbagai upaya sudah dilakukannya bersama warga, namun kekuatan yang mereka miliki belum juga membuahkan hasil untuk mengantisipasi dorongan air sungai yang masuk ke saluran banda (got) ke perkampungan mereka.
“Jalan lain?” tanya bupati.
Selain menatap kepada tokoh masyarakat tersebut, bupati juga memandangi jajaran Dinas PU Kabupaten Pasaman. Menyadari kalau dirinya ditanyai bupati, Kadis PU Pasaman Ewilda menjelaskan langkah-langkah yang sudah dilakukannya.
“Kita sudah menghubungi PU Provinsi Sumbar, pak,” katanya sembari menyebutkan, PU Provinsi siap untuk membantu, namun alokasi dananya tak bisa ditangani sekarang. Perencanaannya sudah dipersiapkan untuk masuk pada anggaran 2013 di tingkat provinsi.
Mendengar hal tersebut, tampak keningnya berkerut. Ada rasa gusar di hatinya, “kalau tak bisa mereka membantu sekarang, kita cari saja akal bagaimana masalah ini bisa terselesaikan secepatnya.  Kok ditunggu provinsi tahun 2012, anyuik kampuang awak ko beko…” katanya. Semua terdiam.
Lalu bupati berdiskusi dengan Ewilda beserta Edi Zubir (Kabid Pengairan Dinas PU Pasaman) dan Nasrul (Kabid Binamarga Dinas PU Pasaman), di sana juga ada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Yani Habaintis, termasuk di antaranya Camat Rao Selatan Herman Surya, Kapolsek Rao Selatan Yani Alisonda.
Berbagai langkah dihitung. Bermacam kemungkinan pun kemudian dimunculkan. Satu persatu persoalan dipilah dan dipisah.
Tak lama kemudian, bupati menghubungi seseorang. Ternyata yang dihubunginya Sekkab Pasaman Syamsurizal. Lama pembicaraan lewat telpon tersebut, persoalan yang didiskusikan di lapangan, didiskusikan kembali dengan Syamsurizal. Sejumlah persoalan kemudian dipilah lagi. Sejenak kemudian, ada perubahan pada wajah Benny Utama. Wajahnya berseri-seri. Setelah ia menutup telpon, lalu Benny Utama menyebutkan, penanggulangan banjir tersebut akan diselesaikan dengan dana Pemkab Pasaman.
“Harus segera kita kerjakan, jika tidak, anyuik kampuang awak ko beko…” katanya mengulangi kalimat sebelumnya.
Bupati pun kemudian membeberkan langkah-langkah yang kemudian diambil, termasuk dengan jalan keluar pendanaan penanggulangan luberan air sungai yang masuk ke banda (saluran got) dan kemudian menggenangi sawah ladang serta perkampungan.
Lantaran bencana alam, maka pengerjaannya bisa disegerakan dengan penunjuk pelaksana proyek. Bupati pun kemudian menanyakan kemungkinan kontraktor asal Rao Selatan yang sudah biasa atau sudah pernah mengerjakan proyek normalisasi sungai. Bupati pun kemudian meminta, sebaiknya yang akan melaksanakan adalah kontraktor yang memiliki alat berat, terutama eskavator.
Langkah tersebut tak berlebihan. Jika kontraktornya memiliki alat berat sendiri, maka memberikan jaminan kepastian pengerjaan lebih dibandingkan yang tidak memiliki alat berat tersebut. “Kami akan mengawal pekerjaannya. Jika diperlukan tenaga lebih, masyarakat siap untuk bergoro,” kata Wali Nagari Lubuaklayang Ermin St Saripado. []

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...