10 April 2021

Berubah Setelah Promosi Jabatan, Langsung Maafkan dan Doakan

 


Beberapa hari lalu seorang teman kontak saya. Selain menyampaikan permohonan bantuan buat keluarganya, juga mengungkapkan curahan hatinya (curhat) tentang perubahan sikap seorang pejabat di negeri ini yang dulu akrab dengan dirinya namun berubah setelah promosi jabatan.

"Sekarang orangnya berubah Pak Aqua. Biasanya kami intens komunikasi. Telepon dan WA saya langsung diresponnya. Jika sedang sibuk, akan kontak balik. Namun sekarang paling cepat setelah dua hari baru merespon pesan dari saya," ungkap teman itu.

Perubahan sikapnya, lanjut teman tersebut, terutama dirasakan setelah pejabat itu mendapatkan promosi jabatan. Dengan alasan sibuk menuntaskan pekerjaannya sehingga bersikap seperti itu.

Sebelumnya terutama menjelang promosi jabatan, pejabat tersebut intens komunikasi sama teman saya itu. Sehari bisa seperti orang minum obat, tiga kali kontak bahkan sering lebih dari itu. Salah satu yang dibahas tentang rencana promosi tersebut dan upaya mendapatkannya agar tidak ke orang lain.

Saat saya ketemu sama teman itu, beberapa kali dia menunjukkan percakapan lewat WA dengan pejabat tersebut. Saya lihat memang intens dan mereka akrab komunikasinya.

 Berubah Drastis

Tidak hanya itu. Pejabat tersebut juga sering telepon termasuk saat kami sedang ngobrol. "Maaf Pak Aqua, saya terima dulu telepon dari pejabat ini. Mungkin ada hal penting yang perlu didiskusikan. Beliau biasanya minta masukan dari saya," ungkap teman itu beberapa kali ke saya sambil menunjukkan layar telepon genggamnya.

Sekarang kondisinya berubah drastis. Perubahannya hampir 180 derajat. Teman itu yang dulu dengan mudah mengakses pejabat tersebut sekarang jadi kesulitan. Kondisi itu sedikit banyak membuatnya kecewa.

 Kepada teman itu saya sampaikan agar memaafkan perubahan sikap pejabat itu. Kemudian menjadikan seluruh kejadian tersebut sebagai pengalaman berharga agar ke depan hal serupa tidak terulang kembali.

Jadi berkomunikasi dengan siapa pun termasuk saat memberikan bantuan ke setiap orang, lakukan dengan tulus ikhlas. Tanpa pamrih dan tidak mengharapka balasan apapun.

Niatkan semuanya ibadah. Sepenuhnya karena TUHAN sehingga tidak ada beban saat melakukannya. Semuanya mengalir saja.

Kalau belakangan ada perubahan sikap seperti yang terjadi pada pejabat itu, sama sekali tidak kecewa dan sakit hati. Bahkan bisa cuek karena saat berinteraksi dengan siapapun melakukannya dengan tulus ikhlas, sama sekali tidak ada pamrih apa-apa.

 Tetap Produktif

Jadi kepada siapapun saat berkomunikasi dan membantu merasakan suasana nyaman dan menyenangkan. Kalau ada perubahan sikap jadi negatif dari orang yang diajak berkomuikasi dan dibantu, sama sekali tidak ada beban apalagi sampai sedih, kecewa, sakit hati, dan marah.

Kalau ada orang yang sikapnya berubah karena promosi jabatan, janganlah meresponnya dengan hal-hal negatif. Bisa jadi kontraproduktif dan sama sekali tidak menguntungkan buat semuanya; baik untuk pejabat tersebut maupun orang itu.

Lantas apa sikap terbaik yang harus dilakukan? Pertama, untuk menjaga hubungan sesama manusia adalah langsung memaafkan sikapnya itu. Sehingga dalam dirinya tidak ada beban dan ngga menyimpan "sampah-sampah" yang seharusnya dibuang jauh-jauh.

Kedua, terkait dengan TUHAN, langsung mendoakan pejabat itu agar dibukakan hati dan pikirannya sehingga segera menyadari kekeliruannya berupa perubahan sikapnya tersebut. Bagi Sang Pencipta sangat mudah melakukan itu. Hitungannya bisa detik.

Dengan melakukan dua hal itu - langsung memaafkan dan mendoakan - membuat diri menjadi tenang. Waktu dan pikirannya tidak tersita pada hal-hal yang negatif tersebut. Sehingga dapat tetap produktif dan terus berbuat yang terbaik untuk sesama. Aamiin ya robbal aalamiin...

 

>>>Dari Bogor saat menikmati udara yang sejuk sehabis hujan lebat, saya ucapkan selamat berusaha secara optimal memaafkan orang-orang yang berbuat salah. Salam hormat buat keluarga. 11.15 03042021😃<<<


No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...