11 March 2021

Pinto Janir


Pinto Janir? Orangnya lasak!

Ya, itulah Pinto Janir. Kalau tak lasak, bukanlah Pinto Janir. Saking lasaknya, ada-ada saja yang dibuatnya. Sebentar menulis. Sebentar buat taman. Lalu ada di studio rekaman. Buat lagu. Melukis. Buat koran. Menulis Cerpen. Menulis novel. Setelah itu, entah apa lagi dibuatnya.

“Kreativitasnya dan idenya luar biasa,” kata Zul Efendi, wartawan senior yang kini memimpin koran Haluan. Saya menyapanya dengan panggilan da Zul, ketika kami bertemu di sebuah pesta pernikahan, akhir pekan lalu.

“Ya, da,” kata saya ketika itu, “tak hanya luar biasa, tetapi ide dan energinya sudah benar-benar gila,” kata saya.

Malamnya, percakapan itu saya sampaikan kepada Pinto Janir, yang biasa saya sapa bang Pinto, ketika ia menghubungi.

“Sampaikan salam hormat saya kepada da Zul, ya Abie,” kata bang Pinto.

Saya tak langsung menjawab, malahan bertanya padanya, “apo suplemen yang bang Pinto minum?”

Pertanyaan itu tidaklah berlebihan. Saya melihat dan mengikuti, sejak Januari 2021, rasanya energi Pinto Janir lebih dari biasanya. Selama ini saya mengenal anak Gunuang Pangilun ini seakan memutarbalikkan waktu. Ia lebih banyak “beredar” di malam hari. Berkarya dan berkreativitas dari sore hingga selepas Subuh.

Saya pernah mencandainya, “pagi dek abang, kan manjalang magrib,” kata saya, “pagi dek nan lain, manjalang lalok dek abang,”

Ia terkekeh.

Begitulah biasanya. Entah sudah berapa tahun ia membalikkan waktunya.

“Apo suplemen yang bang Pinto minum?” tanya saya lagi.

“Suplemen abang hanyo kopi jo rokok. Alah tu mah,” katanya.

Entah mengapa, sejak tiga bulan terakhir, aktivitas seorang Pinto Janir terekam nyata  di akun facebooknya. Ada-ada saja yang ia lakukan, sekaligus menjadi penyampai kabar bagi yang berteman dengannya.

Setidaknya saya mencatat tiga aktivitas intensif yang dilakukannya, saat ini.

Pertama, ia sedang mempersiapkan hajatan besar untuk dunia yang sudah digelutinya sejak berseragam putih biru. Ia bersama Pemko Sawahlunto mempersiapkan agenda apresiasi untuk Sembilan Wartawan Berpengaruh dari Ranah Minang untuk Indonesia. Sekaligus meluncurkan buku tentang sembilan Wartawan Berpengaruh dari Ranah Minang untuk Indonesia dalam sebuah acara bersentuhan seni dan budaya.

Rencana hajatan tersebut berjalan seiring dengan langkah yang kini diurus Pemko Sawahlunto. Memperjuangkan leluhur pers Indonesia, Djamaluddin Adinegoro, yang populer dengan sebutan Adinegoro, menjadi Pahlawan Nasional.

Kedua dan ketiga, bisa disatukan saja. Ia sedang benar-benar konsentrasi menginspirasi guru di Kabupaten Agam dan Kota Sawahlunto. Di Agam, sudah dirintisnya kehadiran Komunitas Guru Inspiratif (KGI). DI Sawahlunto, juga ada KGI, tapi Komunitas Guru Inovatif.

Di Agam, selangkah lebih maju dari Sawahlunto. Karya guru-guru inspiratif sudah nyata. Sudah menjadi buku. Menghimpun karya-karya para guru. Sudah melahirkan Koran Guru. Sudah pula diciptakannya Mars KGI Agam. Melatih siswa sejumlah sekolah untuk berkarya. Banyak yang sudah dilakukan.

Di Sawahlunto, komunitasnya sudah berdiri. Persiapan-persiapan berkarya terus dilakukan. Pinto Janir seakan berpacu dengan waktu, walau sesungguhnya tak ada tenggat waktu khusus yang harus diburunya.

Darah yang mengalir di tubuhnya sangat beragam. Darah wartawan, sudah pasti. Ia sudah menjadi wartawan saat masih SMP. Di usia muda, sudah menjadi redaktur di Mingguan Canang. Fokusnya kepada dunia pendidikan sangat panjang. Ia “memiliki” halaman Dari Sekolah ke Sekolah (DSKS). Juga ada rubrik khusus Topan Menjawab. Membina penulis pelajar. Aktivitas otak kanannya terbilang lengkap. Ia jago  buat taman. Hebat melukis. Penulis Cerpen. Penulis novel. Urusan desain koran dan majalah jangan diujikan kepadanya. Lagu yang diciptakan dan dinyanyikan sudah entah berapa.

Setelah ini, entah apa lagi yang akan dibuatnya. Energinya seakan tak pernah tersedot oleh padatnya jadwal dan tingginya jam terbang.

Pinto Janir. Eh, bang Pinto. Semoga sehat selalu. Kurangi rokok dan kopinya, ya... [Firdaus Abie]

 

 

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...