03 July 2015

PT SP, “Roh”-nya Olahraga Sumatra Barat



Oleh: Firdaus*


Bukittinggi, Sabtu, 16 Februari 2008. Bagi saya, peristiwa  itu, sangatlah penting. Begitu juga bagi insan olahraga di Sumbar. Itulah kali pertama Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatra Barat memberikan penghargaan kepada orang dan badan yang telah mengabdikan dirinya untuk olahraga secara sungguh-sungguh. Penghargaan itu diberikan pada malam resepsi peringatan Hari Pers Nasional dan HUT ke-62 PWI. 
Ada sebelas orang penerimanya; sembilan individu, dua badan. Ke sembilan individu tersebut adalah atlet berprestasi, pelatih, mantan atlet dan pembina. Dua badan yang menerima adalah perusahan yang sangat peduli terhadap kesinambungan pembinaan prestasi olahraga di Sumatra Barat.
Ketika menetapkan kriteria dan pemenang pilihan SIWO PWI Sumatra Barat, hanya satu kriteria dan pemenang yang tidak diselesaikan dengan perdebatan panjang. Selebihnya harus menjalani proses “pertengkaran” yang sangat hebat.

“Pertengkaran” itu terjadi karena para wartawan olahraga memiliki sudut pandang, data dan fakta terukur yang sama-sama kuat, sehingga satu sama lain harus membuka catatan masing-masing secara panjang lebar. Akibatnya, tidaklah berlebihan jika untuk menetapkan satu pemenang membutuhkan waktu yang panjang.
Satu kriteria yang tidak diselesaikan dengan “pertengkaran” adalah untuk badan, yakni kategori Perusahaan Peduli Olahraga 2007 – 2008. Ketika kategori dan kriterianya dibeberkan, semua sepakat menyebut; PT Semen Padang. Tak ada bantahan. Tak ada sanggahan. Tak ada berdebatan.
Ah, sebegitu hebatkah PT Semen Padang?
Ya, ketika itu PT Semen Padang sangatlah hebat. Sangat hebat dalam  kepeduliannya  membina olahraga.  Para jurnalis olahraga pun tak  ragu   menetapkan kalau BUMN ini menjadi perusahaan paling peduli olahraga di Sumatra Barat.
Apa faktanya? Secara telanjang, faktanya terbentang secara gamblang. Ketika itu, PT Semen Padang tercatat membina 27 cabang  olahraga prestasi. Cabang yang dibina, tak hanya olahraga paling populer di negeri ini;  seperti sepakbola, voli, bulutangkis, tenis, basket, angkat besi dan angkat berat, silat, renang dan lain-lain, tetapi  juga cabang yang tergolong tidak populer di masyarakat, di antaranya boling, squas dan lain-lain. Dari olahraga amatir hingga profesional.
Bentuk pembinaan yang diberikan melalui wadah Forum Komunikasi Karyawan Semen Padang (FKKSP);  ketersediaan anggaran  untuk menciptakan atlet berprestasi,  sarana dan prasarana yang sangat lengkap, serta keterlibatan langsung unsur pimpinan di PT Semen Padang  mengurus olahraga.  Tak mengherankan kalau kemudian, hampir semua cabang top organisasi olahraga di Sumatra Barat dipimpin karyawan PT Semen Padang, atau minimal duduk sebagai Sekum atau pengurus harian lainnya. Wartawan olahraga di Sumatra Barat pun kemudian memiliki kata sepakat; PT Semen Padang adalah “KONI Mini”-nya Sumatra Barat. Roh-nya olahraga Sumatra Barat
Tiba-tiba saya jadi teringat pada sosok Dwi Soetjipto. Saya mengenalnya di lapangan tenis, jauh sebelum beliau menjadi Direktur Utama PT Semen Padang. Bagi wartawan olahraga dan insan olahraga di Sumatra Barat, sosok Dwi Soetjipto yang kini menjadi Dirut PT Semen Indonesia, lebih dikenal sebagai orang olahraga dibandingkan pejabat di PT Semen Padang, ketika itu.
Sekali pun ketika itu dirinya menjadi Ketua Umum Pengprov Pelti Sumatra Barat, namun kepeduliannya terhadap olahraga di Sumatra Barat sangat kental. Ia juga memberikan perhatian penuh pada cabang olahraga lain, seperti silat, renang, basket dan lainnya.
“Bagi kita, olahraga adalah jiwa. Olahraga menjadi pendorong semangat, silaturrahmi dan sportivitas,” katanya, ketika itu.
Itu pula yang kemudian ----disadari atau tidak---- menjadi pendorong bagi karyawan untuk beraktivitas di olahraga tanpa meninggalkan pekerjaan pokok, dan sangat pedulinya manajemen PT Semen Padang menjembatani kepedulian karyawan serta lingkungan membina olahraga prestasi di Sumatra Barat.
Penghargaan yang diserahkan di Bukittinggi, memang hanya untuk kategori Perusahaan Peduli Olahraga 2007 – 2008, namun demikian, sebenarnya tak salah jika PT Semen Padang  dinobatkan sebagai perusahaan paling peduli pada olahraga di Sumatra Barat dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Setidaknya sejak PT Semen Padang memiliki klub olahraga bernama Persatuan Olahraga Semen Padang (Porsep), diawal tahun 1980-an,  berlanjut hadirnya galatama Semen Padang (1982) hingga kini. Tak akan tertandingi. Tak terbantahkan!

 CATATAN: Tulisan ini dimuat di majalah Sinergi, PT Semen Indonesia

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...