25 October 2013

Berpulangnya Guru Rang Pasaman

Inmemoriam Hj Hasniar Rudolf:


Hanya dalam hitungan menit, kabar berpulangnya ke rahmatullah; Hj Hasniar Rudolf, menjalar sangat cepat. Tiba-tiba saja, rumah berpekarangan luas, di jalur utama Bukittinggi – Pasaman, persisnya di kawasan Kaluai, Kenagarian Tanjuangbaringin, Kecamatan Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman, dipadati para pelayat. 

Oleh: Firdaus – Lubuksikaping, Pasaman

Para pelayat sudah langsung menuju rumah yang tertata rapi dan bersih tersebut, sementara pihak keluarga masih mengurus proses untuk membawa pulang jenazah dari RSUD Lubuksikaping, di Lubuksikaping, Pasaman.
Sekitar satu jam berselang, jenazah dibawa pulang oleh keluarga.  Di rumah duka sudah dipadati pelayat untuk memberikan doa dan sekaligus penghormatan terakhir untuk almarhumah. Rang Pasaman berduka disaat gema takbir, tahmid dan tahlil berkumandang menyambut Idul Adha.
Rasa kehilangan tersebut, tidaklah berlebihan. Bukan semata-mata karena salah seorang anaknya, Benny Utama, menjadi Bupati Pasaman saat ini. Bukan karena itu, tapi dikarenakan, dimasa hidupnya, Hj Hasniar Rudolf, adalah gurunya rang Pasaman.
Predikat gurunya rang Pasaman, tidaklah berlebihan. Semasa hidupnya, Hj Hasniar Rudolf mengabdikan diri sepenuhnya untuk pendidikan di Kabupaten Pasaman. Hampir seluruh PNS di Pemkab Pasaman sekarang adalah bekas anak muridnya. Selain itu, ribuan muridnya tersebar di seluruh pelosok negeri ini.
Hasniar lahir di Lubuksikaping, 23 Agustus 1934. Pendidikan guru diperolehnya ketika mengikuti pendidikan di SGA Padangpanjang, tahun 1951-1954, kemudian melanjutkan ke IKIP Jakarta, jurusan Geografi. Dua tahun selepas tamat IKIP Jakarta, Hasniar dimasa mudanya mengabdikan diri menjadi guru di SMPN 1 Cikini Jakarta selama enam tahun.
Di tahun 1962, istri dari Rudolf Dahlan ini kembali ke kampung halamannya di Lubuksikaping. Ia kemudian mengabdikan dirinya di menjadi guru hingga pensiun di SMAN 1 Lubuksikaping, Pasaman. Artinya, sepanjang masa tugasnya sebagai guru, Hasniar hanya mengabdi di dua sekolah. Enam tahun di SMPN 1 Cikini, Jakarta, serta sisanya, selama 32 tahun di SMAN 1 Lubuksikaping, satu-satunya tempat pengabdian di kampung halaman. Selama 32 tahun tersebut, delapan tahun di antaranya; tahun 1986-1994, Hasniar dipercaya menjadi kepala sekolah dan tetap mengajar.
“Mak tuo sangat telaten dan dikenal memiliki disiplin yang sangat ketat,” jelas Hengky Octavia, anak dari saudara laki-laki Hj  Hasniar Rudolf, yang pernah menjadi siswa SMAN 1 Lubuksikaping, ketika Hj  Hasniar Rudolf menjadi kepala sekolah.
Pengakuan senada diungkapkan mantan murid-muridnya. Boleh dikata, tak ada siswa atau pun mantan siswa SMAN 1 Lubuksikaping yang pernah jumpa Hj  Hasniar Rudolf semasa masih di sekolah tersebut yang tak memiliki kesan tersendiri.
Selain terkenal  telaten dan sangat ketat menerapkan disiplin, ibu tiga orang anak tersebut juga tergolong rendah hati dan sangat dekat dengan siapa saja. Sekali pun sudah menjadi kepala sekolah, dan tergolong orang berada di kampung halamannya, namun kesehariannya tetap sederhana.
Kini, guru rang Pasaman yang rendah hati dan sederhana itu telah pergi untuk selamanya, meninggalkan berjuta kenangan bagi keluarga dan mantan muridnya.*


Catatan: Tulisan ini dimuat pada Harian Umum Rakyat Sumbar, edisi Kamis 16 Oktober 2013.

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...