22 September 2021

Didatangi Aqua Dwipayana: Ngapain Nyimpan Sampah....


Oleh: Firdaus Abie 


Selasa (7/9) pagi, ketika membuka selular, ternyata ada dua panggilan tak terjawab. Salah satunya dari Aqua Dwipayana. Saya biasanya memanggil beliau dengan sapaan Mas Aqua.  Beliau biasa memanggil saya dengan sapaan Uda Firdaus. Saya mengenalnya saat beliau masih bekerja di Semen Cibinong, awal tahun 2000-an. 

Beliau menghubungi Senin malam. Saya memperkirakan, telpon dari sang motivator dan pakar komunikasi itu masuk  setelah saya tidur. Saya hubungi balik, tapi belum bisa tersambung.

Selang sekitar lima belas menit,  ada panggilan di hp saya. Ternyata Mas Aqua Dwipayana yang menghubungi.

“Uda Firdaus. Saya sekarang di Padang,” katanya membuka pembicaraan, “tadi malam saya hubungi, rencana bisa silaturrahmi dan mampir ke rumah Uda Firdaus,” katanya.

“Sekarang  posisi Mas di mana?” tanya saya.

Ia menyebutkan, sedang bertemu Danlanud Sutan Sjahrir Kol Pnb M.R.Y Fahlefie S.Sos, psc. Setelah itu, ada sejumlah pertemuan silaturrahmi dengan sejumlah orang lainnya.

“Nanti kita bertemu ya,” katanya lalu berjanji akan mengabari.

Menjelang sore, saat berada di kawasan pusat kota bersama isteri dan kedua anak saya, sebuah pesan singkat melalui WA masuk. Pengirimnya, Mas Aqua. Ia mengabarkan, sedang berada di BI dan meminta untuk bertemu selepas magrib. Ia pun meminta saya  mencarikan tempat untuk pertemuan tersebut.

Akhirnya kami bertemu sekitar pukul 19.00 WIB. Ketika itu, saya  perkenalkan isteri dan kedua buah hati saya.  Mas Aqua bertanya banyak hal kepada kedua anak saya.

“Om sudah baca bukunya. Isinya bagus. Lanjutkan terus menulisnya,” kata Mas Aqua kepada Zhilan Zhalila, putri sulung saya.

Buku Zhilan yang dibaca Mas Aqua, adalah buku Kumpulan Cerpen, Tasbih Untuk Papa. Saya kirimkan tiga pekan lalu.

Zidane, putra saya juga ditanyai aktivitasnya. Zidane bercerita, dirinya sedang menekuni IT, kamera dan video.

“Video klip lagu religi tempo hari, Zidane yang jadi kameramennya, Mas. Modalnya, kamera hp saja,” kata saya sembari mengingatkan beliau bahwa saya pernah mengirimkan video klip di akun youtube saya, https://www.youtube.com/watch?v=RMbx7eCwn9s 

Mas Aqua mengangguk. Ia kemudian memberikan apresiasi terhadap karya tersebut, “setiap kegiatan positif pasti didukung orang tua,” katanya.

Menariknya, beliau tak hanya memberikan masukan, tetapi juga bertanya banyak hal, termasuk mendengarkan cerita kedua anak saya tersebut. Suasananya sangat cair.

Disaat asyik bersilaturrahmi,  sebuah panggilan masuk ke kontak saya. Ternyata telpon dari Ushi Johan, psikolog muda yang jasanya digunakan banyak lembaga dan perusahaan di Sumbar, Riau serta Jambi.

Ushi Johan mengabarkan, dirinya beserta keluarga menuju kediaman saya. Mau silaturrahmi. Saya kabarnya kepadanya, saya masih di kawasan pusat kota. Saya kabarkan juga, mungkin masih agak lama. Akhirnya, kami bersepakat untuk bertemu di tempat saya bersama Mas Aqua.

Saya perkenalkan Ushi Johan kepada Mas Aqua. Begitu pula sebaliknya. Saya memperkenalkan juga Mas Aqua kepada Ushi Johan. Akhirnya, silaturrahmi dan komunikasi kami semakin seru. Banyak hal yang kami diskusikan.

Menariknya, komunikasi Mas Aqua dan Ushi Johan langsung menyambung. Di antara diskusi kami malam itu, sampai mengarah pada sikap dan bagaimana menyikapi sikap orang lain, terutama sikap buruk yang ditujukan kepada kita.

“Abaikan saja,” kata Mas Aqua, “ngapain  nyimpan sampah dalam hati kita?” lanjutnya balik bertanya.

Hakikatnya, kata beliau, sikap buruk orang lain tentu menyudutkan kita. Jika dibalas pula dengan sikap buruk, itu sama saja kita menyimpan sampah dalam diri.

Tanpa terasa, hampir dua jam silaturrahmi berlangsung. Mas Aqua kemudian minta izin  karena masih ada tiga lagi rencana silaturrahminya dengan kawan-kawannya yang lain di Padang.

 

 


No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...