30 June 2022

Akhiri Pertikaian, Sportiflah Insan Olahraga Sumbar

Tiga kali palu diketok oleh pimpinan sidang. Sah! Ronny Pahlawan dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum KONI Sumbar, periode 2021 – 2025, pada Musorprovlub KONI Sumbar, di Hotel Axana Padang, Kamis, 16 Juni 2022. 

Ronny disahkan secara aklamasi melalui proses yang sangat alot dan menegangkan. Prosesnya, bermula dari  empat orang bakal calon Ketua Umum KONI Sumbar yang mengambil formulir pendaftaran. Selain Ronny, ada Hargianto, Syafrizal Bakhtiar dan Hamdanus. Nama terakhir merupakan Plt Ketua KONI Sumbar.

Dari empat bakal calon itu, hanya Ronny, Syafrizal dan Hamdanus mengembalikan formulir bersamaan dengan berkas dukungan yang dibutuhkan. Beberapa waktu berselang, Hamdanus menarik berkas pendaftarannya.

Ronny mendapat dukungan 10 KONI kabupaten/kota dan 28 mandat dukungan dari pengurus cabang olahraga. Syafrizar Bakhtiar hanya didukung 5 KONI kabupaten/kota dan 17 cabang olahraga. Dari dua nama tersebut, hanya Ronny yang memenuhi syarat dukungan sebagai calon ketua.

Persoalan pun muncul saat Musorprovlub. Plt Ketua Umum KONI Sumbar yang juga penanggungjawab  TPP mengeluarkan surat. Isinya, membatalkan kedua bakal calon. Artinya, keduanya tidak lolos ke tahap pencalonan.

Ketegangan pun mencuat. Akhirnya, flor memutuskan voting untuk menerima atau menolak surat Plt Ketua Umum KONI Sumbar tersebut. Hasilnya, sebanyak 48  voter memutuskan menolak surat Plt, lalu 10 voter menyatakan menerima surat keputusan Plt tersebut.

Ditolaknya surat Plt Ketua Umum KONI Sumbar tersebut, memili berarti, keduanya calon yang terdaftar, tetap diperhitungkan. Lalu secara aklamasi dinyatakan bahwa Ronny Pahlawan sebagai Ketua Umum KONI Sumbar lantaran Syafrizal Bakhtiar tak   cukup dukungan.

Pilihan Musorprovlub KONI Sumbar ini harus benar-benar disikapi dengan komitmen, bersatu untuk kemajuan olahraga di Sumbar. Sudahlah, akhirilah perbedaan dan pertikaian berkepanjangan yang ada. Akhiri. Akhirilah! Biduak lalu, kiambang batawik.

Sangat aneh dan janggal, orang-orang yang seharusnya  menjunjung tinggi sportivitas, justru “terbelenggu” kepada “politik praktis” yang membuat hiruk-pikuk dunia olahraga. Bukan karena prestasinya, tetapi karena pertikaiannya.

Jika pertikaian demi pertikaian terus dipelihara, maka dapat dipastikan, hasilnya akan begitu-begitu saja. Haruskah capaian buruk di Papua, 2021, terulang lagi? Atau, mungkin lebih buruk dari capaian di Jawa Timur, 2000.

Ingat. Ketua Umum terpilih dan kabinetnya nanti, tidak punya waktu panjang untuk berbenah. Dilihat jadwal yang sudah disusun secara Nasional, Porwil di Aceh, tahun 2023. PON tahun 2024.

Artinya, hanya punya waktu setahun untuk menghadapi Porwil, dua tahun menghadapi PON. Waktu yang tersisa, sangatlah singkat. Sama dengan saat menghadapi PON 2000 di Surabaya, sebab siklus pemilihan ketua yang sekali empat tahun, berlangsung dua tahun menjelang PON. Tentu kita berharap, hasil PON nanti tidak sama. Harus lebih baik. Minimal bisa mengembalikan olahraga Sumbar ke relnya. 

Tantangan ke depan sangat berat, apalagi saat membuka Musorprovlub KONI, Sekdaprov Sumbar Hansastri mengingatkan, agar pengurus KONI Sumbar, periode 2021 – 2025 harus bisa mencari anggaran tambahan untuk organisasi.

Pesan dari Sekdaprov Sumbar Hansastri tersebut, merupakan sebuah sinyal. Harus benar-benar menjadi perhatian. Jangan sampai terperosok masuk ke kubangan.

Ingat, untuk organisasi ya! Bukan untuk yang lain. *

 

17 Juni 2022

 

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...