18 March 2012

Bandara Laban


Oleh: Firdaus*

Kehadiran Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ke Simpangampek, Kabupaten Pasaman Barat, untuk melihat keberadaan  ke Bandara Laban, Di Kecamatan Luhak Nan Duo, pertengahan bulan lalu, sepertinya memberikan “darah segar” bagi daerah ini  untuk terus membangun, dan secepatnya menyelesaikan pembangunan Bandara Laban serta Pelabuhan Taluaktapang, di Aiabangih.
Rasa itu tidak berlebihan, apalagi di hadapan tokoh masyarakat, ninik mamak dan bundo kanduang, gubernur juga menyatakan kesediaan untuk turut membantu biaya pembangunan bandara. Sejauh ini, sejak awal, sejak perencanaan hingga sekarang yang sudah memasuki tahap persiapan ujicoba penerbangan dan pendaratan, sama sekali Pemkab Pasaman Barat belum pernah mengajukan proposal untuk pembiayaan.
“Inilah hebatnya Pasaman Barat. Membangun bandara ternyata tidak pernah mengajukan bantuan biaya pembangunannya kepada provinsi,” kata gubernur ketika itu, sembari disambut tepuk tangan undangan, terutama ninik-mamak, bundo kanduang dan tokoh masyarakat.
Raut kebahagian terlihat dari masyarakat setempat.  Sejauh ini, pencapaian yang ada sampai saat ini lantaran ninik-mamak dan bundo kanduang memberikan perhatian serta support yang sangat luar biasa. Hingga saat ini, kawasan bandara memiliki areal 10 Ha. Sebagian besar berasal dari hibah masyarakat. Ke depan, rencana pengembangan membutuhkan minimal 5 ha lahan lagi, yang rencananya juga berasal dari hibah masyarakat.
Apa arti bandara dan pelabuhan ini bagi rakyat Pasaman Barat? Sangat banyak. Selama ini, dari Simpangampek ke Padang, masih terasa sangat jauh. Butuh tiga hingga empat jam lebih jika ditempuh melalui perjalanan darat.  Jalan yang dialui pun sangat berat, dan tiap sebentar jalannya selalu rusak. Diperbaiki, tak lama kemudian rusak lagi.
Truk-truk pengangkut CPO yang bermuatan besar menjadi penyumbang terbesar rusaknya jalan. Keuangan yang sangat terbatas justru harus dialokasikan secara berulang untuk pembangunan jalan. Itu pun tak hanya jalan di wilayah Pasaman Barat, tetapi juga jalanan di Agam, Padangpariaman, Pariaman dan Padang.
Jika Pelabuhan Taluaktapang selesai, maka CPO bisa diangkut melalui pelabuhan, sehingga membantu mempermudah proses pengiriman. Juga bisa menekan kerusakan jalan yang membutuhkan biaya besar untuk perbaikannya. Pelabuhan ini juga bisa dimanfaatkan untuk usaha pertambangan di Kabupaten Pasaman yang akan melakukan eksplorasi pertambangan, tahun depan.
Apa yang sudah, sedang dan akan dilakukan hanyalah bagian dari berbagai proses pembangunan. Ke depan, seluruh proses pembangunan tetap terus dilaksanakan demi satu tujuan, memperbaiki kesejahteraan kehidupan masyarakat Kabupaten Pasaman Barat.
Makanya, tak berlebihan jika jadwal penerbangan perdana di Bandara Laban, Rabu (14/12) nanti benar-benar terwujud, maka sejarah baru dalam dunia penerbangan dan keseriusan Pemkab Pasbar yang kini dinahkodai H Baharuddin R, akan menorehkan harapan baru bagi kehidupan masyarakat dimasa datang.
Mengutip apa yang dikatan gubernur, ketika itu, kerja keras yang dilakukan Pemkab Pasbar dinilai sebagai sebuah  usaha dan langkah cerdas yang berpikiran jauh ke depan.
"Saya tahu persis kerisauan bupati. Jalan negara yang menghubungkan Pasaman Barat ke Padang sudah dirusak oleh truk-truk besar. Biaya pembangunan dan perawatannya cukup besar. Kondisi ini akan berulang setiap saat," katanya sembari menyebutkan, terhadap kondisi itu, dengan selesainya bandara dan pelabuhan, akan lebih memudahkan akses dari dan ke Pasaman Barat dikemudian hari.
Begitu pun jika Pelabuhan Teluktapang selesai, maka bisa juga dimanfaatkan oleh usaha pertambangan di Kabupaten Pasaman yang direncanakan sudah bisa beroperasional tahun depan.
 Ada pun Bandara Laban pengajuannya dilakukan Juli 2011 ke Pemprov Sumbar. Kini sedang dilakukan pembangunan terminal kedatangan,  keberangkatan, gedung genset dan landasan pacu.
Dijadwalkan, bulan depan sudah bisa dilakukan ujicoba terbang dan mendarat di Bandara Laban.
Baharuddin juga memberikan apresiasi kepada masyarakat, sebab telah menghibahkan tanahnya untuk bandara. Kini kawasan bandara memiliki areal 10 ha, dalam pengembangannya nanti akan ditambah 5 ha lagi.
Apa kata Bupati Pasbar H Baharuddin terhadap langkah-langkah yang kini dijalaninya? “Semua saya lakukan semata-mata untuk masyarakat,” bebernya suatu ketika, pada saya.*

CATATAN: Tulisan ini dimuat pada Harian Umum Rakyat Sumbar.




No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...