27 January 2020

Kabar Selepas Magrib


Umroh Gratis Karyawan Paragon Technology and Innovation (1)







Selepas magrib, tiba-tiba selularku berdering. Seseorang menghubungiku. Di layar, namanya tertera nyata. Aku menulis namanya, Mas Aqua. Nama lengkapnya; Aqua Dwipayana, sang motivator hebat yang sudah aku kenal sejak lama.

 “Assalammu’alaikum, Uda Firdaus,” kata Mas Aqua, mendahului menyapaku.

“Waalaikumsalam, Mas. Ada sehat-sehat saja, Mas?” tanyaku.

“Alhamdulillah,” jawabnya, “malam ini saya dalam perjalanan bersama pak Doni  dari Batusangkar ke Sijunjung. Besok ada kegiatan di Sijunjung,” katanya.


Pak Doni dimaksud beliau adalah Letjen TNI Doni Monardo,  Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

 “Hati-hati di jalan mas. Salam untuk pak Doni ya, Mas,” kataku membalas.

Terdengar suara Mas Aqua menyapa seseorang. Terdengar ia menyampaikan salamku kepada orang yang aku tuju, sekaligus beliau menyebutkan identitasku.

“Salam balik dari pak Doni, Uda Firdaus,” katanya.


Begitulah. Aku memanggilnya Mas Aqua. Ada kata mas di depannya karena ia seniorku. Ia pernah menjadi wartawan Jawa Pos.  Aku bergabung dengan Jawa Pos melalui grupnya di Padang, tepatnya di Padang Ekspres, tahun 1999. Selepas dari Jawa Pos, Mas Aqua pindah ke  Semen Cibinong. Ketika beliau di perusahaan semen itu, kami berkenalan. Aku tahu, beliau berasal dari Bungus, Kota Padang. 

Perkenalan terjadi di awal tahun 2000-an. Ketika itu, dalam kapasitas orang Semen Cibinong, Mas Aqua berkunjung ke kantor Padang Ekspres, di Jl Proklamasi – Padang, tempat saya bekerja sehari-hari menjadi wartawan.

Pertemuan pertama tersebut berlanjut menjadi pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Saya juga pernah melakukan kunjungan balasan ke Semen Cibinong. Sejak itu, pertemuan secara sengaja dan tidak sengaja terus berlangsung.

Pertemuan terakhir, suatu ketika sebelum Jumatan, beberapa bulan lalu. Ketika itu, beliau mengabarkan sedang berada di Padang dan akan berkunjung bersilaturrahmi ke beberapa tempat. Aku pun menyesuaikan. Akhirnya, kesepakatan  didapat. Kami bertemu di kediaman Prof. Dr. H. Werry Darta Taifur, SE, MA, mantan Rektor Unand yang kini menjadi Komisaris PT Semen Padang.

Pertemuan di kediaman Prof Werry berlangsung santai. Tak ada pembicaraan khusus selain silaturahmi. Ketika itu, juga ada isteri Prof Werry. Pertemuan tersebut berakhir ketika sayup-sayup terdengar orang mengaji dari pengeras suara di masjid dekat rumah sang profesor. Kami bubar untuk melaksanakan Salat Jumat.

“Uda Firdaus, sudah pernah umroh?” tanyanya.

“Belum mas,” jawabku.

“Rencananya kapan?” tanya beliau lagi.

Belum sempat aku menjawab, beliau melanjutkan, “kita barengan melaksanakan umroh, ya?” katanya mengajak, melanjutkan kontak telpon malam itu, “kita berangkat Desember ini,” lanjutnya.

“Wowww. Mendadak sekali, mas?” balasku.

“Mungkin ini sudah jalanNya untuk kita,” kata beliau dan langsung meminta agar aku mengirimkan sejumlah berkas untuk kebutuhan perjalanan.

Ada berkas yang kurang. Paspor khusus ke Tanah Suci, menggunakan nama tiga suku kata, belum aku miliki. Prosesnya tentu dilakukan di Kantor Imigrasi Kelas I Padang, di Jalan Khatib Sulaiman. Aku  dikejar waktu tenggang.

“Sahabatnya pak Aqua, ya?” tanya buk Puji, salah seorang staf di kantor tersebut yang sudah lama pula mengenal Aqua Dwipayana.

Puji  kemudian mempertemukanku dengan dengan pak Misiri, dan pak Abdillah, Kepala Imigrasi BIM. Ketika bertemu pak Abdillah, beliau mengatakan baru saja dihubungi pak Aqua, “beliau menyebutkan, ada sahabatnya yang akan menemui saya,” kata pak Abdillah sembari menyebutkan nama orang yang akan menghubunginya tersebut. Rupanya, nama saya. Hehehe....

Disela-sela kegiatan mereka, kami bicara akrab sekali. Terasa sangat dekat. Seakan sudah berkenalan lama. Pak Misiri menyebutkan, mereka pernah mendapatkan pembekalan motivasi dari Aqua Dwipayana. Motivasi yang diberikan terasa sekali. Tak hanya saat kegiatan berlangsung, hingga hari ini, masih sangat terasa di  diri mereka. Selain itu, silaturrahim terus dipupuk dan berkelanjutan.

Mas Aqua kemudian melanjutkan, insya allah Desember 2019, ada rombongan umroh gratis karyawan Paragon Technology and Innovation. Diinisiasi pemiliknya Ibu Dr (HC) Nurhayati Subakat dan CEO-nya Bapak Salman Subakat. Salah satu produk terkenal perusahaan itu adalah kosmetik Wardah.

Kata Mas Aqua, perjalanan umroh ini dibiayai Paragon Technology and Innovation.   Mengikutsertakan lima wartawan di dalamnya. Siapa wartawan yang dibawa, sepenuhnya diserahkan kepada beliau. Aku tak menduga, salah satu di antara amanah itu diberikan kepadaku.  

Bagiku,  ini sebuah anugerah, sejalan dengan rencana saya untuk menunaikan umroh di tahun pertengahan 2020. Kata-kata beliau membuatku  terdiam, mengapa harus ditunggu tahun depan jika kesempatan itu datang lebih cepat?

Ketika mengirimkan berkas yang diminta Mas Aqua, rasanya seperti mimpi. Rasanya,  undangan tersebut datang tanpa diduga, sekali pun selama ini saya sering mengikuti tulisan-tulisan beliau seputar aktivitas  menjembatani banyak orang untuk umroh gratis.

Saya teringat buku  The Power of Silaturahim (POS), yang  benar-benar menjadi “darah daging” dalam keseharian beliau. Kekuatan silaturahim adalah sebuah kekuatan dahsyat yang tidak akan dapat dibendung oleh siapa pun, kecuali pemilik alam ini.

Setidaknya, hebatnya kekuatan silaturahim tersebut tergambar jelas dari tulisan-tulisan Mas Aqua terhadap banyak persoalan yang dihadapinya, mau pun masalah yang dihadapi sahabat beliau. Banyak kisah inspiratif yang saya dapatkan dari postingan beliau yang berangkat dari peristiwa keseharian.  Komunikasi menjadi cair, urusan menjadi mudah dan hidup semakin indah.

Setelah komunikasi dengan Mas Aqua berakhir, aku terdiam, tertegun  tak percaya mendengar kabar selepas Magrib tersebut. Aku hadapkan  posisi ke arah kiblat, lalu aku takbir; Allahu Akbar!

Aku sujud syukur. Allahu Akbar!
*



[]Firdaus Abie, Wartawan Harian Umum Rakyat Sumbar

No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...