07 July 2018

Masyarakat Sumbar Butuh LoSoSa


Rakernis PT Garam (Persero) di Bukittinggi




Bukittinggi, Rakyat Sumbar---Perjalanan semester I, tahun kerja 2018, telah berakhir. Capaian satu semester tersebut “dikuliti” jajaran manajemen PT Garam (Persero) dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis), di Bukittinggi, Selasa (3/7).
Rakernis tersebut dipimpin Dirut PT Garam (Persero) Budi Sasongko, juga ada Direktur Operasi Hartono, Direktur Pengembangan  Edward Hariandja dan Direktur Keuangan Anang Abdul Qoyyum, Kepala Wilayah Pemasaran Sumatera II  Febrico Wardono serta kepala divisi di lingkungan PT Garam (Persero).
Saat pembukaan, turut menghadirkan Direktur Rumah Sakit Ahmad Muchtar Bukittinggi dr Khairul Said, Direktur PT Kurnia Garam Sejahtera Abtar Latif, General Manager Harian Umum Rakyat Sumbar Firdaus dan wartawan senior Rusdi Bais.
Keempat orang tersebut diberikan kesempatan untuk memaparkan kondisi di lapangan, terkait penerimaan masyarakat terhadap garam sehat LoSoSa, salah satu produk PT Garam (Persero) yang sekaligus menjadi icon perusahaan tersebut.
Banyak hal dibeberkan keempat orang yang sejak awal kehadiran LoSoSa di Sumbar, turut mengikuti perkembangan dan perjalanan produk tersebut. Diantara persoalan yang diapungkan, terkait dengan kualitas produk, kualitas kemasan, realita di lapangan, hingga hal-hal yang terkait dengan “menghilang”-nya LoSoSa di lapangan dalam rentang waktu yang cukup lama. Masyarakat Sumbar butuh garam sehat LoSoSa.
“Semua masukan ini akan menjadi catatan berharga bagi kami untuk berbenah,” kata Budi Sasongko, yang pernah menjadi Kepala Wilayah PT Garam (Persero) di Sumbar, selama sepuluh tahun, terhitung 2004.
 "Selama enam bulan terakhir,  LoSoSa tidak diproduksi karena perbaikan kualitas. PT Garam melakukan pengaturan ulang komposisi penyeimbang natrium dan sodium dengan kalium di pembuluh darah. Produksi kali ini juga melewati sistem laminasi agar proses produksi lebih cepat dan biaya murah di pasar," jelas Direktur Keuangan dan Pemasaran Anang Abdul Qoyyum kepada wartawan, di sela-sela agenda rakernis.
Selama ini, produksi yang akan dilakukan tahun ini berkisar 200 hingga 300 ton. Khusus untuk kawasan Sumatera akan dipasarkan sebanyak 100 ton. Di Sumbar, ada 60 ton. Direncanakan, dalam waktu dekat, pasokan untuk Sumbar akan ditambah, direncanakan mencapai 100 ton perbulan, atau bisa lebih, tergantung kebutuhan.
Secara preventif PT Garam harus membuat masyarakat sehat. Beberapa daerah yang terkenal dengan kulinernya dipilih sekaligus ditetapkan sebagai area pasar  LoSoSa,  "kami ingin mempertahankan karakter budaya menikmati makanan, namun dengan cara sehat. Selain garam Lososa, tahun depan ada 12 jenis produk PT Garam," tegasnya.
Dalam perkembangannya, PT Garam Persero dulunya diketahui hanya memproduksi bahan baku garam dapur. Dua pabrik yang dimiliki satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang pergaraman ini hanya mampu memperoduksi 30 ribu ton garam pertahun. 
"Ditargetkan akan ada tambahan produksi sebesar 60 ribu ton dari pabrik baru di Semarang. Kini PT Garam Persero mengarahkan dari sistem produksi yang sifatnya farming ke pabrikasi," jelas Direktur Pengembangan Edward Hariandja.
Usaha lain yang dilakukan PT Garam untuk memenuhi kebutuhan garam masyarakat yaitu dengan revitalisasi aset yang ada di Madura.
"Aset PT Garam yang ada akan dioptimalkan. Seperti pengerukan waduk agar menampung air laut lebih banyak. Jika sudah selesai dikeruk, nantinya bisa memproduksi hingga 400 ribu ton ditambah 20 ribu ton pertahun," bebernya.
Edward tidak menampik, untuk meningkatkan jumlah produksi tidak ada cara lain selain ekspansi. 
"Kebutuhan garam secara nasional mencapai 4,2 juta ton. Kalau hanya untuk kebutuhan konsumsi totalnya hanya 750 ribu ton. Selebihnya kebutuhan untuk produksi di dunia industri," jelas Edward. 
Salah satu tantangan PT Garam ke depan, dijelaskan Edward, rata-rata kandungan natrium garam yang diproduksi oleh PT Garam hanya 94,7 persen. Sementara kebutuhan garam untuk sektor industri, rata-rata kandungan natriumnya diatas 97 persen. 
Dalam kesempatan itu, jajaran direksi PT Garam Persero juga menyatakan ketertarikannya kembali menggelar jalan sehat massal di Kota Bukittinggi. Hal itu mengingat kesuksesan perhelatan iven serupa di tahun 2006 yang diikuti 14 ribu peserta. (r/fir)





No comments:

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...