16 December 2022

Ujian Sebatas Kemampuan

By: Firdaus Abie

Anak :
Mengapa ada yang bergelimang harta
Banyak pula yang menderita 

Ayahku dipanggil pulang
Aku dihantui langkah bimbang 
Ibu mereka pergi tak kembali 
Nadi kami seakan turut berhenti

Ibu :
Kuatkan hatimu, Nak
teguhkan imanmu
Orang beriman diberi ujian
diuji sebatas kemampuan

Laa yukallifu allaahu nafsan 
illaa wus’ahaa lahaa maa kasabat

Anak :
Apakah doa kami
didengarkan Allah?

Ibu :
Yakinlah, Allah itu Sami’
mintalah kepadaNYA

Anak :
Ayahku dipanggil pulang
Aku dihantui langkah bimbang 
Ibu mereka pergi tak kembali 
Nadi kami seakan turut berhenti

Ibu :
Kuatkan hatimu, Nak
teguhkan imanmu
Orang beriman diberi ujian
diuji sebatas kemampuan

Ibu & Anak :
Laa yukallifu allaahu nafsan
 illaa wus’ahaa lahaa maa kasabat

Orang beriman diberi ujian
diuji sebatas kemampuan

Laa yukallifu allaahu nafsan 
illaa wus’ahaa lahaa maa kasabat

Orang beriman diberi ujian
diuji sebatas kemampuan

Orang beriman diberi ujian
diuji sebatas kemampuan

03 December 2022

Pasutri Pendidik Inspiratif: 


“Jalani  Takdir dari Allah dengan Senang Hati,”  


Peringatan Hari Guru, tahun 2022, benar-benar menjadi momentum istimewa bagi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Feri Andri ST, M.Pd.T dan Nanssi Marwarinda, S.Si, M.Pd. Dihari bahagia para guru tersebut, keduanya justru memiliki kebahagian yang berlipat ganti.
“Alhamdulillah. Semua ini berkah dari Allah dan doa orang tua, keluarga dan lingkungan kami,” kata Feri Andri didampingi isterinya,  Nanssi Marwarinda.


Kebahagian yang diperolehnya, memang patutlah disyukuri. Keduanya, setelah sekian lama mengabdikan diri di dunia pendidikan, dinobatkan sebagai peraih penghargaan pada kategori berbeda.
Sang suami, yang sehari-hari dipercaya Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat sebagai Kepala SMKN 1 Bonjol, Kab Pasaman, tampil sebagai Juara II penulisan Best Practice antar kepala SMK se-Sumbar. Sang isteri, Nanssi Marwarinda, ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai Pengawas Inspiratif Nasional. Sehari-hari, Nanssi menjadi Pengawas Dinas Pendidikan, Cabdin Wilayah I Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Wilayah tugasnya di Bukittinggi.
“Kami benar-benar tidak menduga capaian ini datang secara bersamaan,” kata keduanya, tak henti-hentinya berdoa, setelah Feri Andri menerima langsung hadiahnya dari Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat Barlius, beberapa hari setelah Nanssi menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Nannsi mengaku, perjalanan hidupnya mengabdikan diri untuk dunia pendidikan, sejalan dengan takdir Allah. Pada mulanya, tak ada impian untuk menjadi guru. Setelah menamatkan pendidikan di Kimia Unand, lalu Feri Andri di Teknik Mesin Univ Bung Hatta, keduanya ditakdirkan untuk menjadi seorang tenaga pendidik.
“Kita jalani semua takdir dari Allah dengan senang hati dan tetap berserah diri,” kata pasangan yang memiliki empat orang buah hati, yang juga berkesempatan menunaikan  ibadah haji, tahun 2022. *


28 November 2022

Nansi Marwarinda Pengawas Inspiratif Nasional

 



Nansi Marwarinda, S.Si, M.Pd, Pengawas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, dinobatkan sebagai  Pengawas Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Terbaik tingkat Nasional, sejalan dengan momentum Hari Guru Nasional, tahun 2022.

Pencapaian tersebut tertuang pada SK Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, tentang Peserta Terbaik, Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif, tahun 2022.

“Capaian ini saya persembahkan untuk dunia pendidikan di Sumbar khususnya, pendidikan Nasional pada umumnya,” kata Nansi Marwarinda, sesaat setelah menerima penghargaan tersebut.

Nansi Marwarinda saat ini tercatat sebagai seorang Pengawas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, sehari-hari bertugas di Bukittinggi. Khususnya menjadi pengawas  di SMA Xaverius. Bukittinggi.

Keberhasilan Nansi Marwarinda meraih predikat Pengawas Terbaik Nasional, 2022, setelah menjalani proses seleksi panjang. Termasuk menyelesaikan karya tulisnya, sekaligus mempertahankan karya tulisan yang dibuatnya.

Ia menyelesaikan naskah praktik baik pengawas dalam melaksanakan pendampingan dan pembimbingan, penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Mengusung tema, pembibingan guru SMA Xaverius dalam memahami pembelajaran berdirerensiasi dengan Padjamen-Co.

Terhadap capaian tersebut, Nansi Marwarinda mengaku bersyukur, lantaran dirinya sama sekali tak menduga akan memperoleh capaian tersebut. Ia hanya mengikuti proses, sejalan dengan apa yang sudah dilakukannya di SMA Xaverius, sekali yang didampinginya.

Semua hal yang dilakukannya tersebut dicatat, didata dan kemudian dikembangkan menjadi naskah praktik baik dari seorang pengawas pendidikan.

“Hasil ini, semoga semakin memotivasi saya untuk menjadi lebih baik lagi, sekaligus saya berharap, capaian ini bisa menginspirasi yang lain,” katanya. *

14 November 2022

Sekali Merangkuh Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

Anugerah Musik Daerah, 2022

 Sebuah hajatan besar bagi dunia musik di daerah, khususnya Sumatera Barat. Sekali merangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali menghadirkan sebuah kegiatan, sejumlah aktivitas dilaksanakan.

Ada Lomba Cipta Lagu Minang tingkat Nasional. Sepuluh lagu terbaik dihadirkan dalam sebuah pagelaran. Ada penyerahan penghargaan kepada tokoh, pelaku dan pemerhati musik di Sumatera Barat. Ada Anugerah Musik Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk pelaku musik itu sendiri. Terdiri dari tiga kategori. Komposer, Penyanyi dan Pencipta Lagu.

Harapan yang disampaikan Gubernur Sumbar diwakili Kadis Kebudayaan Syaifullah, menjadi momentum kali ini untuk semakin mengokohkan lagu-lagu Minang agar tetap dapat diterima masyarakat karena adanya nilai-nilai pesan dan moral yang dibawakan dalam lagu tersebut. Lomba Cipta Lagu Minang ini diharapkan juga dapat melestarikan budaya Minang.

Jika dilihat dari perjalanan sejarah lagu-lagu Minang tersebut, sejak momentum kebangkitan ke II lagu-lagu Minang, pada awal 1990-an, hingga kini masih terus berkiprah mengisi celah-celah kosong, memberikan nuansa tersendiri kepada pecinta lagu-lagu Minang. Tak hanya di Sumatera Barat tetapi juga ke berbagai belahan dunia lainnya.

Pada era 1960-an hingga 1970-an, keberadaan lagu-lagu Minang sangat menguasai pentas musik Indonesia. Malahan, sejumlah produser lagu Pop Indonesia, tak jarang menyelipkan minimal satu lagu Minang pada produksi mereka. Alasannya, pecinta lagu-lagu Minang sangat banyak.

Setelah itu, memasuki era 1980-an, lagu-lagu baru seakan redup. Hanya ada lagu-lagu daur ulang. Situasi tersebut dipatahkan Agus Taher, Ferry Zein dan Zalmon lebih lagu Kasiak Tujuah Muaro, Nan Tido Manahan Ati dan lain-lain. Inilah momentum kebangkitan II lagu-lagu Minang yang bisa dikatakan terus bertahan menggelinding dari waktu ke waktu. Sejak dulu hingga kini.

Terkait hajatan Lomba Cipta Lagu Minang tingkat Nasional, kemudian diikuti dengan pagelaran semua lalu, penyerahan penghargaan kepada tokoh, pelaku dan pemerhati musik di Sumatera Barat dan Anugerah Musik Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk pelaku musik itu sendiri, hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk terus mempertahankan, melestarikan, meningkatkan dan mengembangkan musik daerah untuk hari ini dan masa depan.

Selama ini, mempertahankan, melestarikan dan pengembangan dilakukan secara personal musisi, atau melalui komunitasnya, lagu-lagu Minang tetap menjadi tuan di rumah sendiri dan malahan bisa merambah belahan negeri lain. Kini, kepedulian lingkungan, khususnya pemerintah daerah selaku pemegang kekuasaan dan kebijakan, yang telah menggelontorkan anggaran, seharusnya memberikan mampu memberikan daya lenting yang lebih tinggi. Jika selama ini, tanpa campur tangan pemerintah daerah, semua berjalan secara baik, maka ketika dukungan pemerintah ada, mestinya daya dorongnya harus berlipat ganda.

Di sisi lain, khusus kepada tokoh, pelaku dan pemerhati musik yang menerima anugerah tersebut, hendaknya tidak menjadikan anugerah sebagai akhir dari kepedulian, tetapi menjadi babak baru dalam upaya melestariannya.

Dari tokoh-tokoh terpilih penerima anugerah tersebut (dua untuk media dan satu untuk pelaku) justru mereka adalah orang-orang yang berada di pemerintahan. Ada sedikit rasa pesimis kalau mereka penerima anugerah tersebut bisa berkontribusi lebih terhadap dunia musik daerah untuk masa-masa datang.

Mengapa rasa pesimistis itu muncul? Saat mereka menerima anugerah saja, justru ada diantara mereka yang tak datang secara langsung. Padahal anugerah itu diserahkan atas nama mereka sendiri. Ah, semoga rasa pesimistis ini tdak jadi kenyataan. *

 


 

 

28 October 2022

Literasinya Empat Lap di Depan

SMPN 3 Ampek Angkek, Kab Agam – Sumbar

 Sekolah ini, SMP Negeri 3 Ampek Angkek, Kab Agam, Sumbar, tergolong sekolah baru. Didirikan tahun 2016, melalui program Unit Sekolah Baru (USB). Penerimaan siswa pertama, tahun ajaran 2017/2018. Menariknya, disaat pembentukan panitia pembangunan, juga langsung dibahas rencana program sekolah. Impian masyarakat setempat, kehadiran SMP Negeri 3 Ampek Angkek bernuansa Islami.

Keinginan masyarakat tersebut ditindaklanjuti dalam sejumlah pertemuan. Akhirnya disepakati point penting pembangunan sekolah tersebut. SMPN 3 Ampek Angkek melaksanakan Kurikulum Plus. Ada penambahan empat mata pelajaran. Tahfizh Al-Quran, Bahasa Arab, Adat Basandi Syara’ dan Syara’ Basandi Kitabullah, serta Bahasa Inggris plus, dengan adanya penambahan jam pelajaran di luar jam pelajaran. Visi sekolah disempurnakan menjadi Generasi Muslim Qurani yang Beradat, Unggul, Berprestasi dan Berwawasan Lingkungan.

Tingginya intensitas pendidikan agama yang selaras dengan bidang umum, menghadirkan keyakinan orang tua murid untuk mengantarkan anak-anaknya ke sini. Apalagi, di tengah-tengah masyarakat saat ini, ada yang secara berseloroh menyebutkan, sekolah ini adalah SMP Negeri tetapi rasa sekolah Madrasah Tsanawiyah. Hal tersebut karena pendidikan agama dan adat budaya Minangkabau sangat kuat diberikan.

Diantara beberapa kesamaan yang dimiliki sekolah lain, ada hal yang berbeda di SMP Negeri 3 Ampek Angkek. Terutama terkait dengan pengembangan literasi.

“Kami sudah lakukan pengembangan gerakan literasi sekolah, sejak lama,” kata Kepala SMP Negeri 3 Ampek Angkek Yetti Yulia, M.Pd, disela-sela Gebyar Literasi Sekolah ke-4, Senin (24/10) lalu.

Pada ivent ke empat ini, mengangkat tema Optimalisasi Gerakan Literasi Sekolah. Sejumlah kegiatan diadakan, diantaranya Bedah Buku, Lomba Tahfizh, Lomba Puisi, Makan Bajamba, Pasambahan ka Makan.

“Ketika sekolah lain masih bicara langkah pengembangan literasi sekolah, tetapi di sini sudah bicara soal optimalisasi gerakan literasi sekolah,” kata jurnalis senior yang juga wartawan utama Firdaus Abie, ketika menjadi narasumber bedah buku berjudul Membangun Karakter, Mendidik dengan Hati. Ditulis Yetti Yulia, M.Pd.

Ia juga menyebutkan, tidaklah berlebihan jika disebutkan, dalam kontek literasi, sekolah ini berada tiga hingga empat lap (putaran) dibandingkan sekolah lain. Fakta membuktikan, kendati sekolah baru, namun dari sekolah ini sudah ada 250 judul buku hasil karya siswa, guru dan kepala sekolah. Termasuk menerbitkan majalah sekolah secara berkala.

“Satu lagi, semua orang sudah bisa mengakses buku-buku karya siswa, guru dan kepala sekolah serta buku perpustakaan secara digital melalui scan barkode. Literasi Digital sudah dimulai tahun lalu,” kata Firdaus Abie menjelaskan.

Apresiasi luar biasa juga diberikan Bunda Literasi Kab Agam Yenni Andri Warman. Langkah-langkah yang dilakukan sekolah menjadi tolok ukur terhadap aktivitas dan kesungguhan sekolah dalam mencetak generasi muda yang cerdas, berwawasan dan tangguh dikemudian hari.

“Membiasakan membaca akan meningkatkan kecerdasan,” kata Yenni Andri Warman.

Sry Eka Handayani, seorang pegiat literasi bereputasi Nasional yang juga pengelola Rumah Baca Anak Nagari, di Agam, menyebutkan, aktivitas yang dilakukan sekolah ini, hendaknya bisa menjadi acuan bagi sekolah lain. Tak ada yang tak mungkin. Tak ada yang tak bisa.

Yetti Yulia, Kepala SMPN 3 Ampek Angkek, menyampaikan secara jelas langkah-langkah yang dilakukannya di sekolah tersebut. Malahan, katanya, ditahun pertama sekolah tersebut berdiri, sudah memiliki akreditasi B. *

“Pertaruhan” Uji Kemampuan Wartawan

Mencari, menghimpun dan menulis berita, bagi seorang wartawan, merupakan hal biasa. Biasanya berita tersebut cenderung diidentikkan dengan berita permukaan, atau Straight News. Pekerjaan tersebut justru merupakan aktivitas dasar dan standar bagi seorang wartawan. Tidaklah bisa disebut sebagai wartawan jika yang bersangkutan tidak melakukan hal tersebut.

Tingkatan di atasnya, sangat beragam. Tingkatan yang sangat penting dalam keberadaan seseorang yang menjalani profesi kewartawanan.

Bagi seorang wartawan, semakin memiliki jam terbang di lapangan, maka mereka akan semakin teruji untuk bisa meningkatkan kualitas diri, termasuk dalam karya jurnalistiknya. Begitu pun dengan tingkat kesulitan dalam menghasilkan karya jurnalistik. Setelah Straight News, ada Depth News (Berita Mendalam), Investigation News (Berita Investigasi), Interpretative News (Berita Interpretatif),  Opinion News (Berita Opini)

Selain ditantang memiliki kemampuan untuk menulis berita dengan berbagai variasi tersebut, ada satu lagi sebagai bagian pembuktian seorang wartawan. Seorang wartawan juga dituntut untuk bisa menulis artikel opini.

Ada yang menyebutkan, tidak semua wartawan memiliki kemampuan tersebut, khususnya wartawan pemula, sebab artikel opini ini menuntut pengetahuan lebih terhadap apa yang ditulisnya. Artikel opini merupakan tulisan yang berisi fakta lapangan dan opini dari si penulis. Opini ini berupa gagasan yang dimiliki, dikombinasikan dengan fakta dan data yang ada. Target dari karya tulis ini untuk menyampaikan gagasan atau pemikiran secara ilmiah karena membahas suatu masalah tertentu.

Ketika Komisi Informasi (KI) Provinsi Sumatera Barat mengadakan lomba menulis artikel bagi wartawan, secara spesifik Opini Populer, pada tahun 2022, inilah momentum “pertaruhan” uji kemampuan para wartawan. Wartawan tak hanya sekadar menjadi seorang pencari dan menulis kabar yang didapatkan di lapangan, tetapi pada lomba ini juga diuji kemampuan analisis dan pandangannya terhadap satu obyek tertentu. Dalam hal ini tentang Keterbukaan Informasi Publik di Sumatera Barat.

Ketika membaca dan menilai karya tulis tersebut, butuh perhatian super serius menyigi satu secara detail setiap naskah. Hal ini dikarenakan, naskah yang masuk adalah naskah-naskah terbaik, lantaran sebelum dikirim ke panitia dan juri, semua tulisan tersebut sudah dimuat di media cetak dan online. Artinya, saringan pertama sudah dilakukan di media masing-masing.

Saya dan empat juri lainnya harus bekerja ekstra dalam memutuskan tiga tulisan terbaik. Tidak mudah untuk memilih tiga dari banyaknya tulisan yang baik. Akhirnya, secara berseloroh (namun serius) kami menyampaikan; cari yang tidak ada masalah atau tidak ada kekurangan tulisannya. Kalau sama-sama ada, cari yang paling sedikit.

Akhirnya, proses “mempreteli” dilakukan kembali. Proses ini dilakukan setelah semua naskah unggulan kami dapatkan. Hasilnya? Ya, seperti yang sudah diumumkan.

 

Salam,

 

 

Firdaus Abie

Wartawan Utama/Ketua Dewan Juri Menulis Opini Populer

Ruang Buku Karya Dosen Unand

   Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir  Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...