Kami Bersahabat, Satu dalam Rasa...
Kami bersahabat sejak dulu. Tiga tahun kami seiring
sejalan. Tiga tahun bergandengan tangan untuk satu langkah yang sama. Menuntut
ilmu di SMA Negeri 4 Padang, yang masa itu akrab dalam sebutan Smanpex. SMA
Ampek.
Sekolah kami, berada di pinggir
sungai. Ketika kami memulai sekolah di sana, kami mengenal sungai itu dengan
sebutan Sungai Babilon. Entah apa sejarah yang memunculkan nama sungai tersebut
begitu, konon tak seorang pun yang tahu. Kami menerima apa adanya, seperti kami
menerima aroma udara yang dikeluarkan pabrik getah, atau aliran sungai yang
sudah bercampur limbah.
Tiga tahun kami bersama, lalu terengut
tuntutan. Janjian telah sampai. Waktu menghukum segalanya. Kami harus pergi,
meninggalkan Smanpex tercinta. Meninggalkan sekolah dan para guru. Langkah pun
diseret terpisah. Anak muda matah dari
10 kelas (satu kelas 30-40 orang) harus menyeret langkah sesuai hakikatnya. Ada
yang termangu, tersentak dalam diam. Ada yang melangkah optimis, menuntut ilmu
pasti. Ada yang mengatur langkah, menata diri menatap hari.
Belasan tahun terpisah, tercerai-berai,
entah dimana. Masa yang panjang itu,
akhirnya memendam rindu. Rindu merentang, memagut angan. Ah, segeralah ke sini!
Sepuluh tahun kemudian, pertemuan
di hari baik, bulan baik, terus berlangsung tanpa henti. Tahun 2018 sedikit
spesial. Ini faktanya; dua kali buka puasa bersama, sekali halal bi halal. Pertemuan
ini sekaligus menjadi momentum untuk lebih mempererat kebersamaan, menguatkan
persahabatan, dalam satu rasa yang sama, rasa persahabatan yang hakiki, sesuai
semangat yang digelorakan pada Reuni Perak ’91, di tahun 2016. Ketika itu,
semua bersepakat pada satu tagline; Satu Cinta untuk ’91.
“Seorang sahabat harus bisa
memberikan manfaat bagi sahabatnya,” beber Robert CEP, Wakil Ketua Angkatan ’91
SMA Negeri 4 Padang, di depan para sahabatnya, saat halal bi halal di Cafe Oma
Lubuakbagaluang, Padang, Senin (18/6) lalu.
Ia tak sekadar berucap. Disaat halal bi halal tersebut, hidangan yang
dinikmati sepanjang acara, justru hasil olahan sahabat kami yang berjualan
sate, lotek dan pecal lele. Panitia memesan hidangan dari mereka. Idenya
sederhana, mereka tetap bisa berjualan karena di sana mata pencaharian
keluarganya, sahabat kami itu pun bisa untuk menghadiri halal bi halal. Silaturrahmi
tetap terjalin. Ada yang sengaja meminta nomor kontaknya, semoga besok atau
lusa ada pesanan khusus.
Tak hanya itu. Dua unit bantuan
usaha ekonomi produktif diserahkan. Dua sahabatnya
menjadi penerima manfaat bersahabatan dari para sahabatnya. Satu orang menerima
becak motor untuk “menyambung” langkahnya berjualan keliling. Sahabat yang
menerima bantuan tersebut menjual aneka kue kering. Selama ini berjalan kaki
belasan kilometer setiap hari. Seorang sahabat Angkatan ’91 lainnya, menerima
gerobok (garobok) untuk berjualan gorengan dan aneka jus. Bantuan kedua, memang
tak sepenuhnya dari angkatan, tetapi didukung oleh LAZ Mitra Umat Madani yang
dijembatani kepengurusan alumni.
Kami bersahabat, satu dalam rasa. Ketika halal bi
halal, kami juga harus berbagi. Ada sahabat kami yang terbaring di rumah sakit.
Kehadiran kami di sisi pembaringannya, setidaknya menjadi penawar baginya,
bahwa ia tetap sahabat kami. Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya, kembali ke tengah keluarganya, dan kami kembali
bisa bersama.
Itulah kami, Angkatan ’91 SMA Negeri Padang. Punya
semangat dalam balutan Satu Cinta untuk ’91.
Kami bersahabat, satu dalam rasa! Semoga!*
No comments:
Post a Comment