Seharian Bersama Bupati Pasaman
Benny Utama (3):
Tak banyak yang menyambut kehadiran Bupati Pasaman Benny Utama beserta
rombongan di Kantor Wali Nagari Lansekkadok, Kecamatan Rao Selatan. Selain sekretaris
nagari dan tiga orang lelaki berseragam Pemkab Pasaman, juga ada tujuh orang
perempuan muda mengenakan pakaian PKK, lalu juga Wali Nagari Lansekkadok
Iskandar yang sebelumnya “menjemput” bupati dan rombongan ke tapian Batang
Sibinail yang meluap ke perkampungan penduduk.
Laporan: Firdaus – Rao Selatan
Sesampai di Kantor Wali Nagari Lansekkadok, bupati
langsung duduk terhenyak. Pandanganya di arah ke sekeliling kantor. Juga tak
lupa menatap ke langit-langit kantor yang dilapisi triplek. Di beberapa sudut
ruangan, air masih tampak tergenang. Beberapa bagian triplek di langit-langit
kantor itu juga ada yang mengelupas dan tagebeang
(mulai rusak dan copot,---red)
“Beginilah kondisi kami, pak bupati. Jika hujan, kantor
kami kebanjiran. Atap kantor ini sudah banyak yang bolong,” kata Wali Nagari
Lansekkadok Iskandar AS.
Sang wali nagari kemudian menunjuk ke beberapa
bagian di kantor tersebut. Hampir seluruh plafon di langit-langit kantor itu
sudah rusak dan copot. Bekas rembesan air sangat jelas tersebut. Pada beberapa
bagian ruangan kantor tersebut, terutama ruangan utama, tempat perangkat nagari
bekerja, masih jelas terlihat genangan air.
Kantor wali nagari berukuran 6 X 9 meter itu pun
hanya terdiri dari tiga ruangan. Satu ruangan untuk wali nagari, satu ruangan
untuk sekretaris nagari, dan satu ruangan lain untuk seluruh perangkat nagari
mau pun PKK dan aktivitas nagari lainnya yang berada di ruangan yang lebih
besar dibandingkan dua ruangan terdahulu. Sekali pun demikian, ruangan itu
sudah terasa sempit lantaran selain diisi kursi tamu, juga ada sejumlah lemari
dan tujuh meja lainnya. Bangunan kantor itu tak lagi repsentatif.
Dari prasasti yang tertempel di dinding bagian
depan kantor wali nagari itu, tertera jelas kalau kantor itu dibangun dan
diresmikan pada tahun 1997. Diresmikan Menteri Kehakiman (semasa itu,---red)
Oetojo Oesman, sejalan dengan ditetapkannya desa tersebut sebagai Desa Sadar
Hukum.
“Jika hujan, air hujan langsung jatuh dan kemudian
menembus langit-langit, lalu langsung jatuh dan mengisi ruangan ini,” kata
Iskandar menjelaskan.
Saking tak terbendungnya air yang turun, Iskandar
pun kemudian memberikan ilustrasi yang mencengangkan, “setengah jam saja hujan,
maka tinggal menebarkan bibit ikan saja lagi, pak. Lah bisa pulo bataranak
lauak di dalam kantua ko mah, pak bupati,” katanya.
Benarkah? “Sangat memprihatinkan, pak. Bana nan
disampaian dek pak wali tu mah pak,” seorang kader PKK pun menimpali pernyataan
wali nagari.
Setelah mengamati secara seksama, kemudian bupati
pun mamatuik-matuik berbagai
kemungkinan dengan hitungan-hitungannya. Lalu ia mencoba memprediksi berapa
biaya yang harus dikeluarkan jika bangunan itu direnovasi. Yang hadir di kantor
wali nagari pun melakukan hal yang sama. Satu sama lain saling menghitung
dengan perhitungan masing-masing. Ketika didapatkan hitungan kasar untuk
renovasi, angkanya pun tergolong besar. Diperkirakan, jika ditambah sedikit
lagi, maka bisa untuk membangun kantor baru.
“Baiknya dibangun kantor baru, pak bupati,” sela
Iskandar.
“Bangunan ini diapakan?” tanya bupati.
Iskandar menjawab, bangunan yang ada sekarang tetap
direnovasi, minimal ganti atap. Maka, dibangun satu akan dapat dua gedung.
Kantor yang ada sekarang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kantor KAN atau
untuk aktivitas lain.
“Jika memang demikian keinginan pak wali dan
masyarakat, mulailah dulu dengan swadaya. Jika sudah ada tapaknya (maksud
bupati; pondasi dan kerangka bangunan yang baru), nanti akan dibantu mencarikan
tambahan untuk penyelesaiannya,” kata Benny Utama.
Di Jorong Kauman, Nagari Tanjuangbatuang, bupati menyaksikan persiapan murid TPA Masjid Raya
Kauman yang menjadi utusan Kabupaten Pasaman menghadapi lomba Didikan Sumbar
tingkat Sumbar, akhir bulan ini. Kemudian menyempatkan diri untuk menyaksikan
babak final futsal wanita antar kelompok di lingkungan PNPM di Kecamatan Rao
Selatan.
Pengakuan Wali Nagari Tanjuangbatuang Abdul Haris,
masyarakatnya semakin termotivasi dengan kehadiran bupati yang melihat
persiapan anak-anak mereka menghadapi kegiatan di tingkat Sumbar. Kondisi itu
juga memberikan semangat berlebih bagi murid TPA tersebut.
Menariknya, sekali pun setiap kelompok harus
membayar inset Rp 25 ribu untuk mengikuti kejuaraan tersebut (semuanya ada
delapan tim dari delapan kelompok), namun hadiah yang akan diberikan tidaklah
sebanding dengan gelar sang juara.
Sang juara hanya menerima hadiah Rp 200 ribu. Ha…? []
No comments:
Post a Comment