Oleh: Firdaus
Pada tahun 1980-an hingga awal 1990, hampir disetiap sudut kampung ada
lapangan dan klub voli. Beberapa yang masih saya ingat; Aru Indah Club (AIC),
Porkas, Ganesha, Ivand, Desember, Simpang GIA Parupuak Tabiang (Spartak), IOS
(Saranggagak), Cakra, Elang Merah, Naga Terbang (Padang), Terminal
(Bukittinggi), Kilat (Payakumbuh), Thomas (Pakandangan, Padangpariaman). Hampir
setiap instansi memiliki klub voli; Remaja Bhayangkara Club (RBC Polres),
Rimbawan (Kehutanan), Porkalin (PLN), Porsep (Semen Padang), Telkom, Pos dan
Giro, Andespal, Diperta (Dinas Pertanian Sumbar) DLLAJ Sumbar (kini
Dishub,--red), Bentoel. Hampir setiap saat, nyaris disetiap sudut, terbentang
kejuaraan voli.
Di tingkat Sumbar, ada agenda rutin setiap tahun. Ketika itu ada kejuaraan voli antarnagari. Namanya, Azwar Anas Cup. Ivent ini sempat mati suri. Ketika DPD I KNPI Sumbar dipimpin Hendra Irwan Rahim (kini Ketua DPD Partai Golkar Sumbar,---red), Azwar Anas Cup kembali digelar. Ketua panitianya; Firdaus Ilyas (kini Kadishub Kota Padang,---red). Pemenangnya, wakil dari Pesisir Selatan. Hanya saja, niat untuk mambangkik batang tarandam itu tak berkesinambungan. Itulah Azwar Anas Cup terakhir, tahun 1994.
Berlahan dan pasti, setelah itu nyaris tak ada lagi ivent voli yang besar
di Sumbar. Kalau pun ada kejuaraan voli, hanya kejuaraan sejenis tarkam yang luput dari publikasi, jauh
dari kualitas pertandingan yang diharapkan. Sejak itu pula, prestasi voli
Sumbar pun terus terjun bebas dipercaturan Nasional, hingga kemudian Sumbar tak
lagi diperhitungkan.
Terakhir kali voli indoor
Sumbar tampil di PON terjadi pada PON
1996. Setelah itu tak pernah lagi
mengecap kerasnya persaingan di arena PON. Kalau pun pada tahun 2004 tampil di
PON, namun hanya untuk voli pantai. Itu pun tak membawa pulang medali.
Setelah lama tak berprestasi, kini angin segar menaungi dunia voli
Sumbar. Sejak 2012, Pengprov PBVSI Sumbar, induk organisasi olahraga yang
mengurus voli di Sumbar, benar-benar
diurus orang voli. Hal yang tak pernah didapatkan pada periode
sebelum-sebelumnya karena diurus pejabat daerah.
Ujian sesungguhnya baru saja dimulai Pengprov PBVSI Sumbar. Orang voli menahkodai
top organisasi voli. Irdinansyah Tarmizi adalah sosok yang tak bisa dilepaskan
dari voli di Sumbar. Menyebut voli Sumbar, maka pasti ada nama Irdinansyah
Tarmizi.
Menyebut nama Irdinansyah Tarmizi, tak bisa dipisahkan dari voli. Berawal
dari seorang atlet voli, pernah menjadi pelatih, menjadi manager tim voli
Sumbar diberbagai iven, ketua harian Pengprov PBVSI Sumbar, sampai akhirnya
dipercaya menjadi orang nomor satu di Pengprov PBVSI Sumbar. Dan, target pun
dipatoknya; menembus PON 2016 di Jawa Barat. Tim voli Sumbar harus berbicara di
kancah nasional, seperti halnya era 1980-an, saat ia masih menjadi atlet dulu.
Langkahnya sudah dirintis dengan membentang kejuaraan voli Nagari Cup.
Pesertanya, antar kelurahan bagi kota, antarnagari untuk wilayah kabupaten.
Sejumlah daerah sudah menggelar kejuaraan. Pemenang tingkat kota atau kabupaten
akan berlaga di empat zona. Tim terbaik antarzona akan bertarung di grand final.
Hajatan kali ini berbeda jika dibandingkan dengan kejuaraan resmi. Tim
yang berlaga diperkenankan tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan kostum
seragam, tanpa batasan usia. Alasannya, ini ivent pertama setelah 20-an tahun
tak pernah ada kejuaraan yang langsung ke tingkat kelurahan dan nagari. Inilah
momentum kebangkitan baru.
Niat baik untuk kejayaan voli Sumbar sudah dirintis, namun tindaklanjutnya
akan diuji oleh perjalanan waktu. Jangan sampai terulang kejadian yang
dialami DPD KNPI Sumbar. Sekali berarti,
setelah itu; mati! Kerja keras pemuda melalui DPD KNPI
Sumbar menyukseskan program daerah tersebut kemudian dilupakan.
Kekuatiran diuji oleh waktu tersebut
bukan tak beralasan. Tahun ini
jelang Pemilu. Tahun depan sudah Pemilu. Jangan, jangan, setelah itu; setelah
pemilu, lupa. Sama halnya dengan apa yang saya alami, mulai lupa nama-nama klub
besar yang dulu pernah ada di negeri ini. Atau dilupakan karena Pemilu sudah
selesai.
Maaf, saya terlalu berburuk sangka…! []
No comments:
Post a Comment