Oleh : Dr. Aqua Dwipayana*
“Jika bayarnya murah, pakai uang saya saja. Namun kalau sampai miliaran
rupiah, tolong dibayarkan karena saya tidak memiliki uang sebanyak itu,” ujar
saya berkali-kali setiap membayari sesuatu yang dibeli bersama teman-teman.
Selama ini setiap jalan bersama teman atau ada acara yang membutuhkan
biaya, saya selalu berusaha untuk membayarkannya. Ada rasa syukur yang mendalam
dan sangat bahagia bisa melakukan itu.
Saya lebih senang memberi daripada menerima. Membayari sesuatu adalah
implementasinya. Posisinya berada di atas. Jauh lebih mulia dibandingkan yang
dibawah atau dibayari.
Karena kebiasaan positif itu sudah mendarah daging sejak puluhan tahun
lalu, sehingga sedikit pun saya tidak pernah ragu melakukannya. Spontan
melaksanakannya meskipun sedang bersama teman yang memiliki materi jauh lebih
banyak dari saya.
Kebiasaan positif itu makin mantap saya lakukan setelah melihat manfaat dan
hasilnya. Luar biasa, terutama balasan yang didapat dari TUHAN.
Berbagi Tanpa Pamrih
Agar teman-teman yang saya bayari itu tidak tersinggung, setiap melakukan
kebiasaan tersebut biasanya saya selalu mengatakan hal serupa. Untuk yang
kecil-kecil saya tuntaskan. Sedangkan yang besar-besar yang jumlahnya sampai
miliaran rupiah kawan itu yang menyelesaikannya.
Reaksi dari teman-teman umumnya sama, agak sedikit kaget. Komentarnya
senada, “Bisa aja Pak Aqua ini. Padahal jumlah yang bapak bayar lumayan besar.”
Kebiasaan saya ini alhamdulillah turun ke Ero. Dia sangat terbiasa
mentraktir teman-temannya. Terkadang jumlahnya lumayan besar. Mencapai jutaan
rupiah. Uang yang cukup besar buat mahasiswa seperti Ero.
Saya mendukung penuh kebiasaan Ero tersebut. Saya katakan kepada Ero, agar
punya nilai dan dihargai orang lain, jangan pelit pada siapa pun juga.
Selalulah bersikap sosial yang tinggi dengan penuh keilhlasan.
TUHAN selalu memenuhi janjinya. Terkait dengan itu, tidak pernah terjadi di
muka bumi ini orang yang rajin berbagi termasuk materi dengan penuh keikhlasan,
jatuh miskin. Justru yang terjadi sebaliknya, orang itu jadi makin kaya
termasuk jiwanya.
Saya sangat meyakini semua itu. Sehingga tidak pernah sedikitpun ada
keraguan untuk berbagi tanpa pamrih. Membantu orang-orang atau lembaga yang
tepat sehingga manfaatnya optimal.
Ero Sering ‘Berulang Tahun’
Terkait dengan Ero, jika melakukan kegiatan itu misalnya mentraktir makan,
untuk mencairkan suasana, saya selalu mengatakan Ero sedang ulang tahun. Jadi
sekarang ini syukurannya.
Minggu depan atau bulan berikutnya, ketika kembali makan bersama dan Ero
yang membayar, saya menyampaikan hal serupa. Jadi dalam setahun Ero “berulang
tahun’ bisa berkali-kali.
Biasanya Ero dan teman-teman yang ditraktir spontan tertawa. Kemudian
mereka mengucapkan terima kasih ke Ero.
Kesimpulannya untuk berbagi tergantung pada niat dan konsistensinya. Tidak
harus menunggu kaya harta karena semuanya serba relatif.
Ingat memberi sekecil apapun jauh lebih mulia daripada menerima. Juga yang
paling utama membuat hidup lebih bahagia karena telah membahagiakan orang lain
dengan pemberian yang dilakukan.
Semoga kita dapat membiasakan diri untuk rajin memberi sesama secara
konsisten. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>Dari Bogor menjelang buka puasa, saya ucapkan selamat
melaksanakan aktivitas mulia selalu berbagi dengan ikhlas pada sesama. Salam
hormat buat keluarga. 17.15 26042021😃<<<
*Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Serta Penulis buku Trilogi The
Power of Silaturahim
No comments:
Post a Comment