Oleh: Aqua Dwipayana
Sampai sekarang masih ada teman-teman saya yang sedang pemulihan sakit Covid-19. Ada yang di rumah melaksanakan isolasi mandiri. Sebagian dirawat di rumah sakit di kota tempat tinggalnya."
Reaksi mereka beragam menyikapi cobaan tersebut. Beberapa teman ada yang tegar dan memiliki semangat yang tinggi untuk segera sembuh. Namun ada juga yang mengeluh. Menyesali penyakit tersebut yang menimpa dirinya. Mencari 'kambing hitam' penyebab dia terkena Covid-19.
Teman-teman yang tegar dan semangat, saya perhatikan dari hari ke hari kondisi kesehatannya membaik. Mereka selalu berpikir dan berbuat positif untuk mempercepat penyembuhannya.
Bagaimana dengan mereka yang suka mengeluh dan berpikiran negatif? Umumnya kondisi pemulihan kesehatannya lamban. Malah ada yang semakin memburuk.
Kepada semua teman yang kena penyakit Covid-19 selalu saya pesankan agar jangan sekali pun mengeluh atas penyakitnya itu. Keluhan-keluhan yang diungkapkan bukan membuat mereka sembuh, namun yang terjadi adalah sebaliknya.
Hati dan pikiran mereka secara langsung terkena dampak keluhan tersebut. Seiring dengan itu dapat berpengaruh secara signifikan pada daya tahan atau imunitas tubuh mereka.
Ceritanya Menarik dan Lengkap
Saya sampaikan begitu dinyatakan positif Covid-19, langsung ambil hikmahnya dan membiasakan diri untuk melakukan semua hal baik. Dengan begitu memberi pengaruh besar pada hati dan pikirannya yang akhirnya mempengaruhi tubuhnya secara keseluruhan.
Banyak hikmah yang dapat diambil dari cobaan terkena Covid-19. Orang yang terbiasa berpikir positif dan peka, akan mampu mengetahui hal itu.
Pertama, TUHAN sayang pada dirinya. Dengan sakit Covid-19 menunjukkan Sang Pencipta memberi atensi khusus. Apalagi tidak semua orang mendapatkan "hadiah" istimewa tersebut dariNYA.
Dengan kena Covid-19 jadi tahu bagaimana rasanya sakit tersebut. Sebagai pelaku langsung bisa bercerita kepada banyak orang mengenai penyakit itu.
Kalau mereka cerita tentang penyakit Covid-19 bukan katanya atau info dari orang lain. Tapi bercerita pengalamannya sendiri.
Pasti ceritanya sangat menarik dan lengkap. Mulai awal kena Covid-19, selama menjalani perawatan, hingga sembuh.
Pasti berusaha untuk segera sembuh. Setelah itu makin lebih hati-hati agar tidak terkena penyakit tersebut untuk yang kedua kalinya.
Menata Hati dan Pikiran
Kedua, cara TUHAN "menyuruh" istirahat total. Sebelum terkena Covid-19 mungkin jadwalnya padat dan sibuk sekali sehingga tidak ada waktu untuk istirahat.
Saat kena Covid-19 suka atau tidak suka harus istirahat total. Untuk sementara meninggalkan aktivitas rutin dan fokus pada penyembuhan sakitnya.
Ketiga, menerima kondisi yang ada baik saat isolasi mandiri maupun ketika dirawat di rumah sakit. Menata hati dan pikiran agar bisa senang dan menikmati suasananya, semua makanan dan minuman yang tersedia.
Agar cepat sembuh, saya sarankan kepada mereka untuk menerima sepenuhnya kondisi yang ada dan totalitas melaksanakan nasihat dokter. Ini sekaligus mengikuti pesan agama agar segala sesuatu diserahkan pada ahlinya. Jika tidak tunggulah kehancurannya.
Orang yang paling tahu tentang penyakit dan upaya penyembuhannya adalah dokter. Agar segera sembuh ikuti sepenuhnya nasihat dokter. Jangan pernah membantah apalagi melawan dokter.
Hal yang sama berlaku pada tenaga medis lainnya. Buatlah mereka nyaman. Jadilah pasien yang baik dan santun sehingga selain berusaha secara optimal dari sisi medis, mereka juga mendoakan agar sembuh.
Tidak kalah pentingnya bahkan hal utama adalah selalu berdoa kepada TUHAN agar segera disembuhkan penyakitnya. Semuanya berasal dari Sang Pencipta sehingga TUHAN juga yang menyembuhkannya.
Sebagai manusia harus meyakini itu sepenuh hati. Jangan ada keraguan sedikit pun juga.
Saya selalu mendoakan agar TUHAN menyembuhkan semua orang yang sakit termasuk teman-teman saya. Aamiin ya robbal aalamiin...
>>>Dari Bogor saat mensyukuri puasa Ramadhan hari pertama bersama keluarga, saya ucapkan selamat mensyukuri semua nikmat dari TUHAN. Salam hormat buat keluarga. 13.35 13042021😃<<<
No comments:
Post a Comment