Oleh: Firdaus Abie*
A. Kondisi lagu Minang
dari waktu ke waktu:
I.
Dinamis/Mengikuti
Perubahan
Landasannya:
1. Jeans
Louis Barrault, Seniman Prancis:
Seni
adalah revolusi abadi
2. Yusaf
Rahman, Seniman Indonesia, khususnya
Lagu-lagu Minang:
Perubahan di bidang musik diakibatkan peristiwa
kontak suatu budaya dengan budaya lain yang datang dari luar, disusul kontak
budaya dari dalam yang terjadi alih generasi yang membawa pola berpikir baru.
Perubahan
didasarkan karena dinamisnya genre musik yang tumbuh dan berkembang untuk
lagu-lagu Mnang. Penyebab lagu Minang berubah mengikuti perubahan zaman;
1.
Perubahan
dari luar
·
Jauh sebelum Orkes Gumarang (diyakini
sebagai awal lagu Minang) muncul, di wilayah Minangkabau atau Padang, orang
sudah menyukai musik jenis (genre) Hawaian, Keroncong.
·
Asbon dan Orkes Gumarang-nya
menghadirkan Latin Beat. Lalu, masuk
era Kumbang Cari.
·
Orkes Gumarang memperkenalkan gaya Duo
(Nyanyi secara pasangan bergantian), Trio (membagi suara)
·
Gamad.
·
Akhir 1990-an Pop Minang
·
Tahun 2000-an bercorak Remix.
·
Tahun 2003 hadir gaya slow rock (Febian)
·
Tahun 2010-an hingga kini tren pop
Melayu
2.
Pengaruh
dari dalam
·
Dimasukkannya alat musik/instrumen
tradisi Minang
o
Konon tahun 1975 pertama kali
diperkenalkan alat musik tradisional Minang, yakni saluang pada lagu Tanti Batanti.
o
Tahun 1990-an; Agus Taher, Ferry Zein
dan Zalmon menghadirkan sound effect, lirik menggunakan lirik puisi. Sebelumnya
format pantun.
II.
Pesan
dalam Lagu
1. Ungkapan
Perasaan Cinta & Pendidikan
·
Kepada orang tua, pasangan, kampung
halaman, teman sebaya, anak dll
2. Kearifan
Lokal & Lingkungan
·
Palai
Bada, Lompong Sagu, Kelok 44, Pasan Buruang, Babendi-bendi, Bareh Solok
3. Memperkenalkan
Budaya/Daerah/Keelokan Urang Minang
·
Baju
Kuruang, Rumah Gadang, Bungo Lambah Gumanti, Guguak Manyambah
III.
Kaya
dan Beragam
1. Lirik
·
Bahasa Pantun
o
Pantun yang mengejar akhiran (bunyi yang
sama)
o
Pantun yang berisi sampiran
·
Berbahasa Kiasan/Sindiran/Tak Langsung
o
Inilah kekayaan sesungguhnya bahasa
Minang. Mengapa demikian? Budaya orang Minang, bukanlah budaya yang ketika
hendak menyampaikan sesuatu, tembak
langsung. Tapi selalu bicara melingkar, atau menyampaikan pesan secara simbol,
atau kiasan. Ketika haus, ada kalanya digunakan kata kalangsangan, atau seperti
raso di gurun pasir, raso di pasawangan, dll
·
Bahasa Langsung
o
Bahasa Langsung yang sudah umum
o
Bahasa Tak Umum (Bahasa Kasar)
2. Sumber
Musik/Instrumen
·
Alat musik beragam. Hampir setiap daerah
punya khas sendiri. Di antaranya saluang, rabab, gandang, sirompak, sampelong.
Dendang Pauah di Padang, bisa jadi lagu Minang. Dendang Darek, bisa diolah jadi
lagu Minang. Musik tradisi di daerah lain, misalnya Salawat Dulang, Sirompak,
Sampelong dll bisa dijadikan kombinasi untuk lagu Minang. Bisa juga diterima
masyarakat
o
Latin
Beat:
Orkes Gumarang
o
Gamad:
Yan Juneid
o
Pop
Minang: Satayu,
Sexri Budiman, An Roys, Deky Rian, dll
o
Rabab:
Alkawi
o
Lawak/Garah:
Zai Syafei, Syamsi Hasan, Nedy Gampo, Opetra, Ajo Busyet, Edi Cotok
o
Saluang:
Asben, Ajis Sutan Sati, Misramolai
o
Nuansa
Darek: Yusaf Rahman, Masrul Mamuja
o
Nuansa
Pasisia: Nuskan Syarif
o
Indang:
Tiar Ramon
o
Pelayaran:
Diiringi tarikan bansi
B. Apa yang harus
dilakukan untuk hari ini dan masa depan?
1. Ikuti
Selera Pasar
·
Flower/pengikut, tapi peluang “terjual”
lebih tampak
2. Hadirkan
sesuatu yang baru
·
Akan dianggap sebagai berjudi karena
belum tentu juga orang mendapatkan yang baru tersebut sehingga terasa menjadi
aneh.
o
Rata-rata sebuah genre bertahan berkisar
lima tahun.
C. Catatan:
-
Dinamisnya lagu Minang yang diikuti
kekayaan dan keberagaman tersebut menghadirkan kreativitas luar biasa bagi
seniman/musisi lagu-lagu Minang. Masalahnya bisa juga muncul kalau terlalu
kreatif namun kurang memahami nilai-nilai atau unsur pembentukan lagu Minang
tersebut (landasan tradisi), bisa berbahaya untuk keutuhan nilai dari lagu
Minang tersebut di masa-masa datang. Bisa hilang khasnya.
-
Bahasa Musik adalah bahasa universal.
-
Isi dari lirik akan menginformasikan
jadi diri penulis/penciptanya atau budaya suku bangsanya.
-
Orang akan menjadi arif jika
mendengarkan musik, tapi orang yang arif belum tentu bisa mendengarkan musik.
*) Jurnalis dan Penulis
Sastra
**) naskah ini disampaikan pada Diskusi Seni Budaya, di Taman Budaya, Dinas Kebudayaaan Sumatera Barat, Kamis 24 Februari 2021
No comments:
Post a Comment