20 September 2017
Daftar Pemenang Sayembara Cerpen & Puisi Rakyat Sumbar, 2017, Tingkat Nasional
“Kiai Mustofa” Cerpen
Terbaik
“Bismillah, Kami
Melangkah di Tanahmu” Puisi Terbaik
Padang,
Rakyat Sumbar---Cerita pendek yang disajikan Muhamad Muckhlisin, mahasiswa STKIP Al-Bayan, Rangkabitung, Banten, serta
puisi karya Abdul Warits, mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah
Guluk-Guluk Sumenep Madura, ditetapkan sebagai juara pada Sayembara Cerpen dan
Puisi Rakyat Sumbar, 2017, bagi pelajar dan mahasiswa tingkat Nasional.
Selain menetapkan juara
I, enam juri dari dua kategori lomba yang diusung Harian Umum Rakyat Sumbar, koran harian terbitan Bukittinggi,
Sumbar, juga menetapkan juara I dan juara III serta nominasi.
“Khusus juara tiga dan
nominasi, jumlah pemenangnya berbeda,” kata Ketua Panitia Revdi Iwan Syahputra,
yang juga pemimpin redaksi Harian Umum
Rakyat Sumbar.
Setiap kategori ada
tiga juara III sedangkan untuk nominasi juga berbeda. Ada lima nominasi cerpen
dan 18 nominasi puisi, “juara satu hingga tiga memperoleh hadiah berupa uang
tunai dan sertifikat,” katanya sembari menyebutkan, khusus juara satu dan dua
juga mendapatkan piala dan semua naskah pemenang dan nominasi akan dimuat di
Harian Umum Rakyat Sumbar.
Terhadap naskah yang diterima masuk, tiga juri
puisi; Esha Tegar Putra, Syarifuddin Arifin dan Sulaiman Juned, memberikan
catatan bahwa sebagian besar peserta terjebak dengan tema, sehingga memaksakan
memasukkan kata-kata syariah. Puisinya rata-rata berupa doa, menggurui,
perintah, imbauan dan pernyataan, pilihan diksi perlu ditingkatkan serta harus
tetap memperhatikan bahwa puisi harus
ada etika, estetika dan logika.
“Tema
tak terlalu mengikat, tapi peserta terlalu kaku dalam berbaerhasa. Tak ada
kebaruan dari tafsir mereka terhadap tema,” kata mereka menjelaskan.
Sedangkan
tiga juri cerpen; Yusrizal KW, Gus TF dan Muhammad Subhan menilai, tema yang
diajukan diterjemahkan secara verbal oleh peserta sehingga mereka terjebak dan terbeban dengan tema. Padahal
tema yang ditawarkan panitia intinya adalah memperbaiki prilaku yang keliru. Naskah
mampu menyasar dengan mengangkat yang lebih substansi. Ada kualitas yang sangat
bagus. Ada yang menampilkan cara bercerita sufi, tidak ada yang kebetulan.
Perumpamaan berangkat dari pengalaman.
“Panitia
akan menghubungi pemenang dari email panitia terlebih dahulu,” jelas Ope
sembari menyebutkan, tidak ada biaya apa
pun yang dibebankan kepada pemenang, nominasi dan peserta. *
Pengumuman Pemenang Sayembara Cerpen & Puisi Rakyat Sumbar 2017
Pemenang sayembara cerpen dan puisi Rakyat Sumbar 2017, diumumkan Rabu (20/9) malam ini, mulai pukul 21.00 WIB.
DAFTAR NOMINASI PEMENANG SAYEMBARA
CERPEN & PUISI RAKYAT SUMBAR 2017
Nominasi Cerpen
- Alya Nata (Nun Al-Qalam/Sukabumi, Jabar)
- Demi Sang Qori (Jauza/Medan, Sumut)
- Gerbong Kereta (Ari Handayani/Jakarta)
- Jodoh untuk Hijrah (Ronady/Banjarmasin)
- Kesaksian Sebatang Pohon (Frida Hanifa/Yogjakarta)
- Kian Mustofa (Muhamad Muckhlisin/Rangkasbitung, Banten)
- Nabelung, (Rahmi Syalfitri Riska/Padang)
- Pengemis di seberang jalan (Nur Muhamad Ash Shidiqi/Nganjuk)
- Tasapo (Lastry Monika/Padang, Sumbar)
- Tuhan dan Keluarga Leha (Ilma Rosyidah/Malang)
* Juri Sayembara Cerpen, Gus TF, Yusrizal KW dan Muhammad Subhan
Nominasi Puisi
- Aku dan Kenanganku (Novi Nur Islami/Sumenep, Madura)
- Aku Sering Lupa Pulang (Febrianiko Satria/Alamrajo, Jambi)
- Angin dan Hujan (Soeryadarma Isman/Pidie, Aceh)
- Bismillah, Kami Melangkah di Tanahmu (Abdul Warits/Sumenep, Jatim)
- Budaya Mengaji Surau (Feri Harfiyan Pradana/Dharmasraya)
- Bumi Tuan Tua (Yesy Lasmini/Tapan-Pessel, Sumbar)
- Gurindam Syariah (Riski Rizi/Padangpariaman, Sumbar)
- Istiqomah (Mario D.E Kali/Belu Timor, NTT)
- Kasidah Malam (Inunk Al-ail/Malang, Jatim)
- Kembali Bersama (Rahmia/Kab Hulu Sungai Utara, Kalsel)
- Keluar Setelah Matang (Arifah/Kambang/Pessel, Sumbar)
- Kudeta Ranting Kayu (Lidia Oksismi Putri/Pekanbaru, Riau)
- Ku Ingin (Rahmia/Kab Hulu Sungai Utara, Kalsel)
- Malam Kamis Bulan Sembilan (Rizki Nur Alamsyah/Jakarta)
- Ma'rifat Rindu Sehelai Daun (Muhammad Iqbal/Banjarmasin, Kalsel)
- Mawar Yang Suci (Putri Ningsih/Padang, Sumbar)
- Memahat Hidup (Soeryadarma Isman/Pidie, Aceh)
- Membaca Kitab Tarikh (Inunk Al-ail /Malang, Jatim)
- Metamorfosis (Kiki Alifah/Tasikmalaya, Jabar)
- Sajadah Kusam (Ade Ervina Reski/Makasar)
- Tak Harus Berkelana (Ratna Sari/Padangpanjang, Sumbar)
- Tubuh Lelaki (Indri Ana/Sumenep, Jatim)
- Wanita Akhir Zaman (Ari Handayani/Jakarta)
* Juri Sayembara Puisi; Syarifuddin Arifin, Esha Tegar Putra, dan Sulaiman Juned
17 September 2017
14 September 2017
Ditetapkan, 33 Naskah Nominasi Cerpen & Puisi Rakyat Sumbar 2017
Padang, Rakyat Sumbar---Lebih
seribu naskah, tepatnya 326 naskah cerpen dan 737 naskah puisi yang masuk ke panitia Sayembara Cerpen dan
Puisi Rakyat Sumbar, 2017, akhirnya enam juri dari dua kategori tersebut
menetapkan 33 naskah nominasi. Rinciannya, 10 naskah nominasi cerpen dan 23 naskah nominasi puisi.
Dewan
juri harus bekerja ekstra untuk membaca, memilah dan memilih dan naskah-naskah
yang diunggulkan dan kemudian ditetapkan menjadi nominasi, “sangat sulit,” kata
enam juri, senada.
Kesulitan
yang dihadapi sangat beragam, di antara naskah yang dibaca dan dipilih juri
sangat banyak. Setiap naskah memiliki keunggulan, karakter dan rasa yang
berbeda, sehingga setiap juri harus mengadu argumen secara detail mengerincangi
setiap naskah.
04 September 2017
Tidur Pulas Tarakan - Balikpapan
*Terkatung-katung
8 Jam di Laut Nunukan Bersama Staf Kemendes PDTT
Kamis
– Jumat (17-18 Agustus 2017) lalu, sebuah speadboat berisi 12 penumpang dari
rombongan Kemendes PDTT, terkatung-katung dihempas badai dan ombak besar di
laut Nunukan, Kalimantan Utara. Rombongan
itu bermaksud ke Tarakan, setelah memperingati upacara detik-detik proklamasi
di Pulau Sebatik.
Wartawan Harian
Umum Rakyat Sumbar Firdaus, yang berada
dalam rombongan, menuliskan pengalamannya
dalam bentuk bertutur. Ditulis secara bersambung. Kali ini, merupakan naskah keduabelas.
Tulisan penutup. [] []
03 September 2017
Nyaris Pulang Nama
*Terkatung-katung
8 Jam di Laut Nunukan Bersama Staf Kemendes PDTT
Kamis
– Jumat (17-18 Agustus 2017) lalu, sebuah speadboat berisi 12 penumpang dari
rombongan Kemendes PDTT, terkatung-katung dihempas badai dan ombak besar di
laut Nunukan, Kalimantan Utara. Rombongan
itu bermaksud ke Tarakan, setelah memperingati upacara detik-detik proklamasi
di Pulau Sebatik.
Wartawan Harian
Umum Rakyat Sumbar Firdaus, yang berada
dalam rombongan, menuliskan pengalamannya
dalam bentuk bertutur. Ditulis secara bersambung. Kali ini, merupakan naskah kesebelas.
Tulisan berikutnya; Tidur Pulas Tarakan - Balikpapan.
[] []
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ruang Buku Karya Dosen Unand
Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...
-
Ketika hadir dan berbagi bekal menulis cerpen, di akhir Oktober 2019, awalnya asyik-asyik saja. Sebanyak 50 orang pelajar SMP 2 Sijunj...
-
Judul : Cincin Kelopak Mawar Penulis : Firdaus Abie Penerbit : ErKa Tahun Terbit : 2016 ...
-
Oleh: Firdaus Entah kenapa, pada momentum peringatan Hari Ibu, kali ini, saya teringat pada cerpen karya A.A Navis (alm). Cerpen ...