MPLS di SMAN 3 Padang
Setiap
pekan pertama tahun ajaran baru di tingkat SMA, diisi dengan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS). Hal yang sama juga dilaksanakan di SMA Negeri 3
Padang. Sederetan program dipersiapkan sekolah. Semua kegiatan dilaksanakan di
bawah pengawasan sekolah, dibantu pengurus OSIS.
Dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan, salah satunya memberikan pemahaman kepada siswa, bagaimana mengelola dan menggunakan media sosial secara bijak. Di tangan orang-orang yang cerdas dan bijak, media sosial akan memiliki banyak manfaat, tetapi di tangan orang-orang yang tidak bijak, media sosial bisa mendatangkan bencana bagi dirinya mau pun lingkungannya.
Seorang praktisi media sosial, Doddy Ardiansyah, berbagi kepada semua pelajar kelas XI di sekolah tersebut. Dody mengingatkan, hendaknya semua pelajar memperhatikan hal-hal yang bisa merusak dan menyusahkan dari mau pun lingkungan akibat media sosial.
Ia kemudian membeberkan banyak fakta, terkait dengan masalah yang dihadapi oleh orang-orang yang tidak menggunakan media sosial secara bijak dan hati-hati.
“Jangan sampai Medsos menyusahkan kita dan lingkungan sendiri,” kata Doddy Ardiansya, saat berbagi dengan pelajar kelas X yang sedang menjalani MPLS di Hall SMAN 3 Padang, Rabu (13/7) kemarin.
Bagaimana kuncinya? Salah satunya, pengguna media sosial harus mampu menulis secara baik. Tidak asal tulis saja. Maka, harus dikuasai bagaimana teknik menulisnya dan hal-hal lain terkait dengan kepenulisan tersebut.
Terhadap kebutuhan menulis tersebut, dihadirkan jurnalis senior Harian Umum Rakyat Sumbar Firdaus Abie dan penulis muda Sumatera Barat Zhilan Zhalila, salah seorang alumni SMAN 3 Padang yang saat ini mahasiswi Sastera Indonesia Univ Andalas.
Pada kegiatan yang dipandu Firman Wan Ipin, yang juga alumni SMAN 3 Padang, Firdaus Abie membeberkan bagaimana kiat-kiat praktis menulis, termasuk kebutuhan apa yang harus dipenuhi seorang penulis untuk bisa menulis secara baik. Katanya, menulis tidak serumit apa yang selama ini dibayangkan banyak orang.
Zhilan Zhalila berbagi pengalaman dengan adik-adik kelasnya tersebut. Katanya, ketika dirinya mulai berlatih menulis, ia tidak pernah memikirkan banyak hal. Prinsip yang ada dalam dirinya, tulis saja dulu. Setelah selesai, baru dievaluasi sebagai bagian untuk pembelajaran.
Saat ini, ia sudah melahirkan banyak cerita pendek. Sejumlah cerita pendeknya sudah dibukukan dalam satu buku karya sendiri, berbentuk kumpulan cerita pendek, judulnya Tasbih untuk Papa. Selain itu, sejumlah karyanya yang lain dibukukan dalam kumpulan cerpen bersama dalam sejumlah buku.
Pembekalan yang berlangsung selama dua jam tersebut, direspon sangat antusias oleh pelajar di SMA Negeri 3 Padang tersebut.*
No comments:
Post a Comment