Di antara kelebihan menulis, bisa dikerjakan di mana saja. Dapat
dilakukan kapan saja. Saya yakin, semua
orang bisa memahaminya. Tapi ketika
membaca tulisan Mas Aqua Dwipayana
tentang Mas Santoso, seorang wartawan
senior yang saat ini berjuang melawan stroke yang menyerangnya, justru semakin
membuka mata kita dan mengingatkan saya pada dua hal penting.
Tulisan yang dibagikan Mas Aqua di Komunitas Jari Tangan,
dikisahkan bagaimana seorang wartawan senior Jawa Pos, menderita stroke. Sempat
putus asa dan depresi, Mas Santoso kemudian bangkit. Ia menulis. Terus menulis.
Menulis terus.
Ia kemudian menulis sebuah buku. Buku yang ditulis tak jauh
dari aktivitas yang sedang dihadapinya. Bukunya berjudul, Melawan Stroke.
Dicetak secara mandiri pada Agustus 2020. Kini ia mempersiapkan buku
berikutnya, My Wife My Treasure, berisi tentang apresiasinya terhadap kesetiaan
dan kegigihan isteri mendampinginya, terutama disaat stroke.