Usia lanjut usia (lansia) dan sakit stroke tidak
menghentikan seseorang untuk berkarya. Bahkan termotivasi "melawan"
sakitnya. Salah seorang wartawan senior Santoso telah membuktikannya dan
berhasil.
Semua pengalamannya itu diceritakan kepada Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana saat silaturahim ke rumahnya pada Minggu malam, 13 Juni 2021 lalu.
Begitu jari dan tangannya terasa pulih dan bisa mengetik
pasca kena serangan stroke, Santoso menulis buku berjudul "MELAWAN
STROKE". Buku itu dicetak mandiri pada Agustus 2020.
"Alhamdulillah bukunya terjual lumayan, hingga saya
bisa menambah kontrak setahun rumah yang habis kontrak pada bulan September
2020," tutur Santoso dengan wajah gembira.
Kebiasaannya beberapa tahun terakhir ini adalah rutin setiap tahun menulis buku. Tujuannya selain menyalurkan kemahirannya menulis, juga untuk mendapatkan uang buat bayar kontrak rumahnya selama setahun.
"Saat ini saya sedang menyiapkan buku berjudul "MY
WIFE MY TREASURE". Itu untuk mengapresiasi kesetiaan dan kegigihan istri
saya selama mendampingi saya terutama saat stroke. Tentu juga untuk bayar
kontrakan lagi hehehehehe..." Paparnya terus terang.
Santoso mentargetkan buku itu terbit sebelum September 2021.
Agar uang hasil penjualannya bisa dipakai untuk bayar kontrakan rumahnya selama
setahun.
Belakangan dia jadi tenang karena ada seseorang yang minta
identitasnya dirahasiakan berkenan membayarkan kontrak rumahnya. Santoso sama
sekali tidak menyangka hal tersebut. Dia bersama istrinya bersyukur campur
haru.
"Jadi saya tidak perlu "ngoyo" menyelesaikan
bukunya, karena sudah ada orang yang mau membayarkan kontrakan rumah
saya," jelasnya tertawa.
Sebelumnya Santoso sudah menulis banyak buku. Di antaranya
berjudul "Bondet (Sisi Hitam Seorang Wartawan)", "Love in
Formosa" (novel), "Mengejar Bintang" (Otobiografi pengusaha
Migas Tarmadji boedi Harsoyo), "Sang Penerus: (True Story Ketua Umum SH
Terate Tarmadji Boedi Harsoyo), "Sang Penari" (Antologi
cerpen), "Sandal Kumal" (antologi puisi), "Desah Napas Pahlawan
Devisa", dan "Cinta Pudar di Kaohsiung" (novel).
"Selagi masih sehat dan kuat saya insya Allah terus
menulis buku. Targetnya setiap tahun minimal satu buku," ungkap Santoso.
Sempat Depresi
Santoso menceritakan bahwa dirinya baru saja pemulihan dari
sakit stroke. Keyakinan dan kegigihan yang membuatnya bisa lebih cepat proses
penyembuhannya.
"Pada 11 September 2019, saat itu saya berangkat dari
rumah untuk mengajar Jurnalistik di SDN 03 Nambangan Kidul Madiun. Saya naik
motor. Kira-kira baru berjalan sekitar 2 km, tiba-tiba saja motor saya terasa
oleng ke kiri," jelas Santoso.
Dia melanjutkan, "Saya pikir ban roda depan gembos.
Saya langsung berhenti di tambal ban yang tak jauh dari situ. Begitu berhenti,
kaki kiri menginjak tanah, saya tidak kuat dan jatuh tertindih motor. Sejak
saat itu saya langsung lumpuh separo kaki dan tangan kiri. Kena serangan
stroke."
Padahal selama ini laki-laki yang selalu gembira itu tak
merasa gejala apa-apa. Rasanya sehat-sehat saja. Dalam kondisi itulah Santoso
sempat depresi, mengingat ada salah seorang wartawan di Malang yang sampai 5
tahun belum pulih dari sakit stroke.
"Istri saya tiap hari bangun pukul 02.00 pagi agar bisa
mempersiapkan jualannya. Setelah itu masih harus ngurusi saya, mandi, buang air
besar, pakai pampers, dan lainnya," terang Santoso.
Kondisi Itulah yang menjadi motivasinya agar segera bisa
pulih. Dengan berbagai upaya mandiri agar tidak merepotkan istri dan
cucu-cucunya.
Suatu hari ada seorang guru SMPN 12 Madiun yang datang ke
rumahnya. Menanyakan soal ceramah literasi mandiri yang sudah dijadwalkan.
Santoso langsung menyanggupi meski guru itu tidak yakin dirinya bisa karena
sakit.
"Tapi saya tetap yakinkan guru tersebut bahwa saya
mampu dan kuat. Padahal waktu itu saya baru saja bisa duduk. Itu pun masih
dibantu," ujar Santoso sambil mengenang perjuangannya.
Tepat 1 bulan pasca stroke, yakni 11 Oktober, meski
dengan duduk di kursi roda, Santoso pun ceramah sekira 3 jam di depan 700-an
siswa SMPN 12 Madiun. Dari sinillah muncul perasaan untuk semakin semangat
pulih.
"Dalam hati saya berucap. Ternyata saya masih bisa.
Ternyata saya masih berguna," ujarnya lirih.
Sejak itu Santoso berlatih keras untuk bisa jalan. Tekadnya
sudah bulat. Ingin mandiri. Tidak mau terus-menerus menyusahkan istri dan dua
cucu yang tinggal serumah dengan dia.
Tepat 2 bulan, alhamdulillah Allah SWT mengizinkan bisa
jalan lagi, meski masih tertatih-tatih. Dan sejak itu Santoso bisa mengajar
ekskul Jurnalistik di sekolah-sekolah.
Berbagai Kejutan
Dr Aqua menyimak semua yang disampaikan Santoso. Setelah
sebelumnya memberi kejutan kepada Santoso.
Berbagai kejutan menyenangkan beruntun diberikan Dr Aqua
kepada seniornya Santoso. Mantan wartawan Jawa Pos yang sejak 2006 memutuskan
pulang kampung ke Madiun dari Malang. Setelah sebelumnya lama tinggal di
Surabaya, Jawa Timur.
Kejutan pertama terjadi pada Minggu malam, 13 Juni 2021.
Sekira pukul 20.00 tiba-tiba Dr Aqua sudah berada di depan rumah Santoso di
Perumahan Kartoharjo Indah Kota Madiun.
Sebelumnya mendahului anggota Lalu Lintas Polres Madiun Kota
Aipda Siswanto mendatangi rumah tersebut. Memastikan bahwa itu adalah rumah
Santoso.
Selama lima hari di Jawa Timur Dr Aqua ditemani Siswanto.
Dijemput pada Minggu siang, 13 Juni 2021 di Bandara Adi Soemarmo Solo, Jawa
Tengah. Kemudian diantar ke Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo hari Kamis, 17
Juni 2021 setelah menginap semalam di Malang. Bersama wartawan senior Nurcholis
MA Basyari, laki-laki kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 23 Januari
1970 itu melanjutkan perjalanan ke Bandung untuk silaturahim.
‘’Apa benar ini rumah Pak Santoso?" Tanya Siswanto
kepada cucu Santoso, Davi Pratama Putra yang sedang berada di teras.
Mendengar namanya disebut, Santoso yang sedang menulis di
depan komputer di studio mininya langsung keluar.
Santoso kaget sekali karena ternyata yang di depannya adalah
Dr Aqua. Salah seorang wartawannya saat menjadi redaktur di harian Jawa Pos.
Mereka sudah sekitar 31 tahun tidak ketemu. Terakhir jumpa akhir Desember 1990.
"Ya Allah Mas Aqua,’’ begitu Santoso berteriak.
"Ini benar-benar kejutan!" Lanjutnya dengan wajah sumringah.
Santoso langsung bisa menebak yang di depannya Dr Aqua dari
dua buku "super best seller" berjudul "Humanisme Silaturahim
Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana
(Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)" serta "Berkarya
dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara
Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama" yang disodorkan kepadanya.
Santoso mengajak Dr Aqua masuk ke rumahnya. Kemudian
dikenalkan kepada istrinya Herry Siswati (64 tahun).
"Mas Aqua ini dulu badannya kurus. Sekarang gemuk.
Hidupnya sejahtera. Kegiatan sosialnya luar biasa. Masya Allah... Sudah
mengumrahkan ratusan orang," kata bapak dua anak itu ke istrinya.
Herry berkomentar dengan mengatakan sering membaca berbagai
tulisan Dr Aqua dan kiprahnya yang luar biasa di grup Whatsapp Cowas JP.
"Saya suka membaca berita-berita tentang kegiatan Mas Aqua. Hebat!
Ternyata sekarang ketemu langsung sama Mas Aqua," ujarnya dengan wajah
gembira.
Dua jam sebelumnya, sekira pukul 18.00, Santoso mendapat
telepon dari wartawan senior Slamet Oerip Prihadi. Mengabarkan bahwa dia sedang
berada di Sragen. Dalam perjalanan pulang ke Surabaya akan mampir ke rumah
Santoso.
‘’Saya minta alamat yang jelas Mas San, sekalian Google map
ya,’’ kata Slamet yang akan mampir sehabis salat Isya.
Ternyata yang datang bukan Slamet, tapi Dr Aqua. ‘’Saya
memang wanti-wanti ke Mas Slamet agar tidak bilang kalau saya yang mau datang.
Saya ingin membuat kejutan ke Mas Santoso,’’ kata Dr Aqua sambil tersenyum.
Kaget Pesanan Banyak
Kepada Santoso, Dr Aqua menanyakan kegiatannya sehari-hari
selain menulis. Spontan dijawab kakek empat cucu itu, "Saya dan istri
setiap pagi jualan Nasi Kuning dan Nasi Uduk di rumah. Pembelinya lumayan
banyak."
Mendengar itu Dr Aqua kembali membuat kejutan. Langsung
memesan Nasi Kuning sebanyak 200 kotak. Harga tidak dipermasalahkannya.
Berapapun pasti dibayarnya.
"Saya pesan 200 kotak Nasi Kuning. Besok pagi sekitar
pukul 08.00 diambil. Mau saya bagikan kepada para anggota Polres Madiun Kota
buat sarapan mereka," ujar bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan
Savero Karamiveta Dwipayana itu.
Santoso dan istrinya kaget mendapat pesanan tiba-tiba
sebanyak itu. Seakan tidak percaya. Mereka pandang-pandangan selama beberapa
detik.
Karena pesanannya mendadak dan sudah malam, mereka
menyatakan tidak siap membuat 200 kotak. Khawatir tidak mendapatkan bahannya.
Akhirnya disepakati 100 kotak. Begitu istri Santoso
menyebutkan total harganya, Dr Aqua langsung membayar semuanya.
Kemudian mereka rundingan sejenak untuk pengadaan
bahan-bahannya. Setelah itu Herry dan cucunya Davi pamit naik motor ke pasar
untuk membeli 100 kotak dan kebutuhan lainnya.
Kejutan berikutnya saat mereka sedang berdua, Dr Aqua
memberikan sejumlah uang kepada Santoso. Sebagai wujud penghormatan dari junior
ke senior.
"Apaan ini Mas Aqua? Kok repot-repot? Makasih banyak
ya," kata Santoso sambil tersenyum.
Anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia
(ISKI) itu belum berhenti membuat kejutan. Senin pagi, 14 Juni 2021 mantan
wartawan di banyak media besar tersebut minta tolong kepada Siswanto menjemput
Santoso di rumahnya. Kemudian diantarkan ke Hotel Aston Madiun tempat Dr Aqua
menginap selama di Madiun.
Dr Aqua ingin menjamu Santoso sarapan pagi. Sekaligus minta
nasihat kepadanya sambil ngobrol santai.
Selesai sarapan, Santoso diajak menghadiri Sharing
Komunikasi dan Motivasi di Gedung Baramahkota Polres Madiun Kota. Pesertanya
puluhan anggota Polri.
Berbagi Pengalaman
Kapolres Madiun Kota AKBP Dewa Putu Eka Darmawan yang
mengundang Dr Aqua di acara itu. Temanya "Peran Polri di Era 4.0
Dalam Menghadapi Tantangan Tugas di Masa Pandemi Covid-19 untuk Mewujudkan
Kamtibmas Kondusif Menuju Polri yang Presisi".
Santoso mendapat tempat terhormat. Duduk di depan bareng
para perwira Polres Madiun Kota. Dia kaget saat Dewa menyapanya dengan penuh
hormat.
Pak Santoso adalah gurunya Pak Aqua. Salah seorang yang
berjasa dalam kehidupan motivator ulung ini," jelas Dewa.
Belum lepas dari kejutan yang diberikan Dewa, Dr Aqua
kembali melakukan hal serupa. Membuat Santoso makin bahagia.
"Pagi ini saya sengaja mengajak Mas Santoso ke acara
ini. Beliau adalah guru saya. Besar jasanya kepada saya sehingga saya bisa
meraih pencapaian seperti sekarang," ungkap Dr Aqua.
Staf Ahli Ketua Umun Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) Pusat tersebut mengingatkan agar jangan pernah melupakan jasa seseorang
sekecil apapun itu. Sebagai wujud rasa syukur dan rezeki dari Tuhan Sang Maha
Kuasa.
Selama acara lebih dari dua jam, Santoso menyimak semua yang
disampaikan muridnya itu. Sekali-kali bapak dari Oktavian Ariwibowo dan Nany
Maharany Khrisnayanti itu mengangguk-angguk menandakan sependapat dengan
yang disampaikan Dr Aqua.
Kejutan buat Santoso terus berlanjut. Seusai acara kakek
dari Delviana, Delviani, Davi Pratama Putra, dan Febrian Dwi Arif Ardiyanto itu
mengira langsung diantarkan pulang. Namun ternyata Dr Aqua mengajaknya makan
siang.
"Silakan Mas Santoso pilih restoran terbaik di Kota
Madiun ini. Kita makan siang di sana. Saya mau mentraktir Mas Santoso,"
ujar Dr Aqua yang ingin menyenangkan gurunya.
Ternyata dia sudah banyak pantangan makanan. Setelah diskusi
sama Siswanto akhirnya disepakati makannya di rumah makan Bambu Cita Rasa Jl
Sulawesi 39 Kota Madiun. Santoso memilih menu Soto Ayam.
Kejutan terakhir adalah selesai makan siang Dr Aqua mengajak
Santoso memenuhi undangan Kapolres Madiun Kota AKBP Dewa Putu Eka Darmawan ke
resto Omah Cabe Jl Pahlawan Kota Madiun. Dewa didampingi Wakapolres Kompol Joes
Indra Lana Wira, Kabagops AKP Herlinarto, dan Kasat Binmas Anis Heni Winarsih.
Saat mereka tiba di sana sudah banyak wartawan dan netizen.
Dewa sengaja mengumpulkan mereka untuk diskusi sama Dr Aqua dan Santoso sebagai
wartawan senior.
Seusai Dewa menyampaikan arahan, tiba-tiba Dr Aqua meminta
Santoso untuk bicara. Berbagi pengalaman dengan para juniornya.
Meski kaget atas permintaan yang mendadak itu, Santoso tetap
memenuhinya. "Jadilah wartawan yang mau terus-menerus belajar. Sehingga
karya yang dihasilkan selalu berkualitas. Ini menyangkut kredibilitas sebagai
pekerja pers," tuturnya.
Seusai acara Dr Aqua mengantarkan Santoso pulang. Di
rumahnya dia disambut penuh sukacita oleh istri tercinta Herry Siswati.
"Terima kasih Mas Aqua untuk semuanya. Sampai ketemu
lagi. Silakan mampir kalau ke Madiun," pungkas Santoso didampingi
istrinya. *
No comments:
Post a Comment