Umroh Gratis Karyawan Paragon Technology
and Innovation (6)
Perjalanan panjang, enam jam dari
Madinah ke Makkah. Jamaah Umroh Paragon mengumandangkan talbiah, berdoa dan
memperbanyak zikir. Dipandu ustad Muhammad Azzam dan Ustad Hakim. Ada 35 jamaah
dalam satu bus. Mereka terdiri dari karyawan PT Paragon Technology and
Innovation, keluarga serta tiga orang wartawan. Aku salah satunya.
PT Paragon Technology and Innovation
memiliki kebijakan hebat. Setiap karyawan beragam Islam yang bekerja minimal
tujuh tahun, diberangkatkan umroh. Tak pandang posisi dan jabatan. Perusahaan
ini memiliki 12 ribu karyawan. Paket umroh pertama, dimulai tahun 2017, lalu
berturut di tahun 2018 dan 2019. Khusus di tahun 2019, 560 karyawan
diberangkatkan dalam 16 Kloter. Aku dapat undangan khusus, masuk pada Kloter
14.
Pada umroh 2019, selain aku, ada
empat wartawan lagi. Buk Nur (sapaan
akrab Nurhayati Subakat, pendiri sekaligus pemilik perusahaan yang salah satu
produknya bermerek Wardah, memberikan
lima seat untuk wartawan melalui Aqua Dwipayana, pakar komunikasi dan motivasi
yang juga memiliki program umroh gratis sejak lama melalui program The Power Of
Silaturahmi. Putra Bungus Kota Padang itu, kemudian harus bekerja keras untuk
menentukan pilihan. Ia memiliki ratusan
orang sahabat dan yunior di bidang jurnalistik. Mereka tersebar dari
Sabang sampai Merauke.
Karyawan yang tidak beragama
Islam, maka diberangkatkan untuk wisata religi, disesuaikan dengan tempat
ibadah masing-masing. Aturannya sama, tidak memandang jabatan. Syaratnya,
minimal bekerja tujuh tahun.
Aku diberi kesempatan berkunjung
ke pabrik karyawan PT Paragon Technology and Innovation di Tanggerang. Buk Nur menyambut dengan
senang hati. Beliau didampingi Ira Anzaina Putri Human Capital Executive Paragon Technology.
Katanya, semua yang diberikan
karyawan tersebut merupakan apresiasi manajemen terrhadap komitmen dan
loyalitas mereka kepada perusahaan.
"Perusahaan ini dibangun
bersama oleh karyawan, maka tentu karyawan pula yang harus menikmati,"
kata Nurhayati Subakat.
Tiga tahun apresiasi telah
diberikan. Karyawan yang sudah diberangkatkan umroh saja mencapai 1.500an
orang. Keberangkatan 2019 berlangsung selama 16 kloter. Saat ini, kloter 14
sudah berada di Makkah. Dua kloter lain segera memulai perjalanan ke Madinah.
Sebanyak 13 kloter sudah kembali ke Tanah Air.
Sesampai di Makkah, setelah
meletakkan barang bawaan di hotel, jamaah umroh langsung menuju Masjidil Haram.
Salat Magrib dijamak saat Isya. Semua sudah berpakaian umroh setelah Miqat di
Bir Ali.
Semua jamaah yang mayoritas
Generasi Millenial tertegun. Terpaku. Ustad yang mendampingi mengingatkan untuk
membaca doa. Semua dalam sikap berdoa, dan doa pun dilakukan bersama. Tak
berselang lama, isak tertahan pun terdengar lirih.
Selepas itu, Tawaf pun dilakukan.
Dalam keramaian jamaah lain mengelilingi Ka'bah, jamaah Paragonians terus
melantunkan doa-doa selama Tawaf. Setelah tujuh putaran, jamaah dituntun untuk
menepi.
Di tempat yang sudah disediakan
untuk salat sunat dan berdoa, jamaah Paragonians dituntun melaksanakan ibadah
sesuai hukum agama. Setelah itu, diberi kesempatan berdoa sendiri, sebelum
melanjutkan Sa'i di Syafa dan Marwa.
Seketika saja, tanpa harus
dikomandoi lagi, semua menikmati "berdua" -an dengan Sang Khalik.
Semua jamaah melepaskan rasa yang selama ini menggumpal di dada. Tangis pun
pecah seketika.
"Saya ingat ayah yang sudah
meninggal. Ingat ibu yang sedang sakit. Saya belum bisa berbuat untuk
mereka," kata Dodi, karyawan bidang Pemasaran.
Syahrial yang akan melangsungkan
lamaran, bulan depan, mengaku kalau dirinya banyak dosa kepada orang tua dan
ibadahnya pun belumlah seberapa.
"Banyak yang harus
diperbaiki dalam diri ini," katanya.
Karyawan lain pun mengaku begitu.
Di balik tangis yang pecah di depan Ka'bah tersebut, ada impian untuk memperbaiki
ibadah dikemudian hari.
Kalaulah Ustad Muhammad Azzam dan
Ustad Hakim tidak mengajak kami melanjutkan ke Safa – Marwa untuk Sa’i, mungkin
semuanya akan terus berlama-lama larut dalam isak tangis minta ampun kepada
Allah.
“Kita lanjutkan untuk Sa’i dulu.
Setelah itu, Tahallul. Jika selesai, boleh kembali lagi ke sini,” katanya
sembari mengingatkan, Insya Allah waktu di Makkah ada tiga hari lagi. *
No comments:
Post a Comment