Rakernis PT Garam (Persero) di Bukittinggi
Bukittinggi,
Rakyat Sumbar---Perjalanan semester I, tahun kerja 2018, telah berakhir.
Capaian satu semester tersebut “dikuliti” jajaran manajemen PT Garam (Persero)
dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis), di Bukittinggi, Selasa (3/7).
Rakernis tersebut dipimpin Dirut PT Garam (Persero)
Budi Sasongko, juga ada Direktur Operasi Hartono, Direktur Pengembangan Edward Hariandja dan Direktur Keuangan Anang
Abdul Qoyyum, Kepala Wilayah Pemasaran Sumatera II Febrico Wardono serta kepala divisi di
lingkungan PT Garam (Persero).
Saat pembukaan, turut menghadirkan Direktur Rumah
Sakit Ahmad Muchtar Bukittinggi dr Khairul Said, Direktur PT Kurnia Garam
Sejahtera Abtar Latif, General Manager Harian Umum Rakyat Sumbar Firdaus dan
wartawan senior Rusdi Bais.
Keempat orang tersebut diberikan kesempatan untuk
memaparkan kondisi di lapangan, terkait penerimaan masyarakat terhadap garam
sehat LoSoSa, salah satu produk PT Garam (Persero) yang sekaligus menjadi icon
perusahaan tersebut.
Banyak hal dibeberkan keempat orang yang sejak awal
kehadiran LoSoSa di Sumbar, turut mengikuti perkembangan dan perjalanan produk
tersebut. Diantara persoalan yang diapungkan, terkait dengan kualitas produk,
kualitas kemasan, realita di lapangan, hingga hal-hal yang terkait dengan
“menghilang”-nya LoSoSa di lapangan dalam rentang waktu yang cukup lama.
Masyarakat Sumbar butuh garam sehat LoSoSa.
“Semua masukan ini akan menjadi catatan berharga
bagi kami untuk berbenah,” kata Budi Sasongko, yang pernah menjadi Kepala
Wilayah PT Garam (Persero) di Sumbar, selama sepuluh tahun, terhitung 2004.
"Selama
enam bulan terakhir, LoSoSa tidak
diproduksi karena perbaikan kualitas. PT Garam melakukan pengaturan ulang
komposisi penyeimbang natrium dan sodium dengan kalium di pembuluh darah.
Produksi kali ini juga melewati sistem laminasi agar proses produksi lebih
cepat dan biaya murah di pasar," jelas Direktur Keuangan dan
Pemasaran Anang Abdul Qoyyum kepada wartawan, di sela-sela agenda
rakernis.
Selama ini, produksi yang akan dilakukan tahun ini
berkisar 200 hingga 300 ton. Khusus untuk kawasan Sumatera akan dipasarkan
sebanyak 100 ton. Di Sumbar, ada 60 ton. Direncanakan, dalam waktu dekat,
pasokan untuk Sumbar akan ditambah, direncanakan mencapai 100 ton perbulan,
atau bisa lebih, tergantung kebutuhan.
Secara preventif PT Garam harus membuat masyarakat
sehat. Beberapa daerah yang terkenal dengan kulinernya dipilih sekaligus
ditetapkan sebagai area pasar
LoSoSa, "kami ingin mempertahankan
karakter budaya menikmati makanan, namun dengan cara sehat. Selain garam
Lososa, tahun depan ada 12 jenis produk PT Garam," tegasnya.
Dalam perkembangannya, PT Garam Persero dulunya
diketahui hanya memproduksi bahan baku garam dapur. Dua pabrik yang dimiliki
satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang pergaraman ini hanya mampu
memperoduksi 30 ribu ton garam pertahun.
"Ditargetkan akan ada tambahan produksi
sebesar 60 ribu ton dari pabrik baru di Semarang. Kini PT Garam Persero
mengarahkan dari sistem produksi yang sifatnya farming ke pabrikasi,"
jelas Direktur Pengembangan Edward Hariandja.
Usaha lain yang dilakukan PT Garam untuk memenuhi
kebutuhan garam masyarakat yaitu dengan revitalisasi aset yang ada di Madura.
"Aset PT Garam yang ada akan dioptimalkan.
Seperti pengerukan waduk agar menampung air laut lebih banyak. Jika sudah
selesai dikeruk, nantinya bisa memproduksi hingga 400 ribu ton ditambah 20 ribu
ton pertahun," bebernya.
Edward tidak menampik, untuk meningkatkan jumlah
produksi tidak ada cara lain selain ekspansi.
"Kebutuhan garam secara nasional mencapai 4,2
juta ton. Kalau hanya untuk kebutuhan konsumsi totalnya hanya 750 ribu ton.
Selebihnya kebutuhan untuk produksi di dunia industri," jelas
Edward.
Salah satu tantangan PT Garam ke depan, dijelaskan
Edward, rata-rata kandungan natrium garam yang diproduksi oleh PT Garam hanya
94,7 persen. Sementara kebutuhan garam untuk sektor industri, rata-rata
kandungan natriumnya diatas 97 persen.
Dalam kesempatan itu, jajaran direksi PT Garam
Persero juga menyatakan ketertarikannya kembali menggelar jalan sehat massal di
Kota Bukittinggi. Hal itu mengingat kesuksesan perhelatan iven serupa di tahun
2006 yang diikuti 14 ribu peserta. (r/fir)
No comments:
Post a Comment