Cerpen: Firdaus Abie
”Sialan.........!”
”Lho, dari tadi menggerutu aja?”
”Bagaimana tidak. Sejak pukul empat sore hujan belum juga reda!”
”Aku tahu, tapi kalau hujannya tidak reda, batalkan saja acaranya!”
”Batalkan? Tak mungkin, deh..! ”
”Bagaimana tak mungkin, tak usah saja datang!”
”Maksudnya? ”
”Ya.., apelnya ditunda saja!”
”Aku bukan pergi apel. Tapi memenuhi undangan adik kelas yang berulang tahun”
”Yang ke berapa?”
”Sweet Seventeen! ”
”O........o... ” balas Jack, sambil membuat bulatan di bibirnya yang lumayan dower.
”Oh ya Jack! Bagaimana dengan yang pernah saya sampaikan tempo hari? ”
”Yang mana?”
”Pinjaman kepangmu buat malam ini”
”Beres deh, kalau perlu silahkan saja bawa gerobakku, kamu bisa mengambilnya di garasi”
”Biarlah, saya bawa kepang saja”
”Tapi kamu harus tahu dengan kebiasaan saya besok”
”Beres Boss.!”
Aku dan Jack bagaikan saudara yang tak bisa dipisahkan, sekali pun sebenarnya aku lebih sering menyusahkannya. Ia anak orang berpunya, namun tidak pernah berhitung dengan ku.
”Pakai ini deh Rud..! ” seru Jack melambaikan jaket biru yang selalu dipakainya bila membawa kepang di malam hari.