Oleh: Firdaus
Jika prosesnya dilalui sudah sejalan dengan Bab II Pasal 3 ayat 1 poin a Pedoman Dasar PSSI, bahwa PSSI bertujuan membangun dan meningkatkan kualitas persepakbolaan nasional dengan semangat persaudaraan, persahabatan, kejujuran, sportivitas, nasionalisme dan profesionalisme, maka dapat dipastikan proses pemilihan Ketua Umum PSSI, di Pulau Bintan, April dimuka, tidak akan seheboh sekarang.
Proses pemilihan kali ini, mungkin “laga” paling menarik sepanjang sejarah pemilihan Ketua Umum PSSI. Dikatakan menarik lantaran banyak persoalan yang telah terjadi dan akan dilalui wadah berhimpun sepakbola di Tanah Air tersebut.
Pertama, proses pemilihan. Dugaan kecurangan sudah terbentang luas pada proses awal pendaftaran. Nama Arifin Panigoro sempat hilang dari bursa kandidat, namun ketika diprotes Pengprov PSSI dan klub yang mencalonkan pengusaha sukses itu, maka namanya kemudian dimunculkan kembali. Alasannya kenapa namanya hilang, sangat “sederhana” dan klise; tercecer ketika input data.
Kini prosesnya masuk babak kedua, yakni babak verifikasi. Akankah ada “kecurangan” lagi? Inilah yang dinantikan publik sepakbola. Jika tim verifikasi bekerja benar, maka dapat dipastikan nama Nurdin Halid, ketua sekarang, akan terganjal.
22 March 2011
Cocok karena Dicocokkan
Oleh: Firdaus
Ketika matahari bercincin ---lebih popular disebut dengan Halo Matahari--- di langit Kota Padang, Kamis (21/10) lalu, saya sedang berada di Bukittinggi. Dari sejumlah situs online yang sempat saya baca, banyak warga kota yang resah. Tak sedikit yang panik. Ketika membuka beranda facebook, ternyata teman-teman facebook saya yang berada di Padang sebahagian besar menulis statusnya seputar fenomena alam tersebut, dilengkapi dengan foto yang di-upload dari hp.
Pada status tersebut, juga tergambar kecemasan dan ketakutannya. Apalagi yang akan terjadi? Adakah ini tanda-tanda gempa besar yang akan diberengi dengan tsunami akan melanda Kota Padang?
Kecemasan itu bukan tidak beralasan. Sepekan sebelumnya, media terbitan Padang dan sejumlah media asal Jakarta, juga mengabarkan perihal ancaman gempa besar. Diperkirakan angkanya mencapai 8,9 sampai 9 SR akan melanda Kota Padang.
Gempa 30 September 2009 saja, yang hanya 7,6 SR kemudian ada yang merilis 8,1 SR, sudah terasa sangat dahsyat dan telah mengubah “skenario hidup” banyak orang. Masih dalam berita itu, selain gempa dahsyat tersebut, juga akan dibarengi dengan tsunami. Lengkaplah sudah ketakutan warga kota.
Pada hari itu juga, kabarnya tak sedikit warga yang meninggalkan kota. Berangkat menuju daerah yang dianggap lebih aman. Ketakutan dan kepanikan warga kota sangat terasa. Mereka menghubung-hubungkan dengan berita sepekan sebelumnya. Lalu memberikan asumsi sendiri dengan mencocok-cocokkan apa yang dibaca dan dilihatnya.
Jika engkau tidak mempelajari syair, maka bahasamu akan kasar. Jika kamu tidak mempelajari kesusilaan, maka tabiatmu akan menjadi liar..... (confisius)
Ketika matahari bercincin ---lebih popular disebut dengan Halo Matahari--- di langit Kota Padang, Kamis (21/10) lalu, saya sedang berada di Bukittinggi. Dari sejumlah situs online yang sempat saya baca, banyak warga kota yang resah. Tak sedikit yang panik. Ketika membuka beranda facebook, ternyata teman-teman facebook saya yang berada di Padang sebahagian besar menulis statusnya seputar fenomena alam tersebut, dilengkapi dengan foto yang di-upload dari hp.
Pada status tersebut, juga tergambar kecemasan dan ketakutannya. Apalagi yang akan terjadi? Adakah ini tanda-tanda gempa besar yang akan diberengi dengan tsunami akan melanda Kota Padang?
Kecemasan itu bukan tidak beralasan. Sepekan sebelumnya, media terbitan Padang dan sejumlah media asal Jakarta, juga mengabarkan perihal ancaman gempa besar. Diperkirakan angkanya mencapai 8,9 sampai 9 SR akan melanda Kota Padang.
Gempa 30 September 2009 saja, yang hanya 7,6 SR kemudian ada yang merilis 8,1 SR, sudah terasa sangat dahsyat dan telah mengubah “skenario hidup” banyak orang. Masih dalam berita itu, selain gempa dahsyat tersebut, juga akan dibarengi dengan tsunami. Lengkaplah sudah ketakutan warga kota.
Pada hari itu juga, kabarnya tak sedikit warga yang meninggalkan kota. Berangkat menuju daerah yang dianggap lebih aman. Ketakutan dan kepanikan warga kota sangat terasa. Mereka menghubung-hubungkan dengan berita sepekan sebelumnya. Lalu memberikan asumsi sendiri dengan mencocok-cocokkan apa yang dibaca dan dilihatnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ruang Buku Karya Dosen Unand
Suatu ketika, saat podcast dengan Pak Ir Insannul Kamil , M.Eng, Ph.D , WR III Unand. Kata beliau, Jangan Mengaku Mahasiswa jika tak B...
-
Ketika hadir dan berbagi bekal menulis cerpen, di akhir Oktober 2019, awalnya asyik-asyik saja. Sebanyak 50 orang pelajar SMP 2 Sijunj...
-
Judul : Cincin Kelopak Mawar Penulis : Firdaus Abie Penerbit : ErKa Tahun Terbit : 2016 ...
-
Oleh: Firdaus Entah kenapa, pada momentum peringatan Hari Ibu, kali ini, saya teringat pada cerpen karya A.A Navis (alm). Cerpen ...