Anugerah
Musik Daerah, 2022
Sebuah hajatan besar
bagi dunia musik di daerah, khususnya Sumatera Barat. Sekali merangkuh dayung,
dua tiga pulau terlampaui. Sekali menghadirkan sebuah kegiatan, sejumlah
aktivitas dilaksanakan.
Ada Lomba Cipta Lagu
Minang tingkat Nasional. Sepuluh lagu terbaik dihadirkan dalam sebuah
pagelaran. Ada penyerahan penghargaan kepada tokoh, pelaku dan pemerhati musik
di Sumatera Barat. Ada Anugerah Musik Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk
pelaku musik itu sendiri. Terdiri dari tiga kategori. Komposer, Penyanyi dan
Pencipta Lagu.
Harapan yang
disampaikan Gubernur Sumbar diwakili Kadis Kebudayaan Syaifullah, menjadi
momentum kali ini untuk semakin mengokohkan lagu-lagu Minang agar tetap dapat
diterima masyarakat karena adanya nilai-nilai pesan dan moral yang dibawakan
dalam lagu tersebut. Lomba Cipta Lagu Minang ini diharapkan juga dapat
melestarikan budaya Minang.
Jika dilihat dari perjalanan
sejarah lagu-lagu Minang tersebut, sejak momentum kebangkitan ke II lagu-lagu
Minang, pada awal 1990-an, hingga kini masih terus berkiprah mengisi
celah-celah kosong, memberikan nuansa tersendiri kepada pecinta lagu-lagu
Minang. Tak hanya di Sumatera Barat tetapi juga ke berbagai belahan dunia
lainnya.
Pada era 1960-an hingga
1970-an, keberadaan lagu-lagu Minang sangat menguasai pentas musik Indonesia.
Malahan, sejumlah produser lagu Pop Indonesia, tak jarang menyelipkan minimal
satu lagu Minang pada produksi mereka. Alasannya, pecinta lagu-lagu Minang
sangat banyak.
Setelah itu, memasuki
era 1980-an, lagu-lagu baru seakan redup. Hanya ada lagu-lagu daur ulang.
Situasi tersebut dipatahkan Agus Taher, Ferry Zein dan Zalmon lebih lagu Kasiak
Tujuah Muaro, Nan Tido Manahan Ati dan lain-lain. Inilah momentum kebangkitan
II lagu-lagu Minang yang bisa dikatakan terus bertahan menggelinding dari waktu
ke waktu. Sejak dulu hingga kini.
Terkait hajatan Lomba
Cipta Lagu Minang tingkat Nasional, kemudian diikuti dengan pagelaran semua
lalu, penyerahan penghargaan kepada tokoh, pelaku dan pemerhati musik di
Sumatera Barat dan Anugerah Musik Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk pelaku
musik itu sendiri, hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk terus mempertahankan,
melestarikan, meningkatkan dan mengembangkan musik daerah untuk hari ini dan
masa depan.
Selama ini,
mempertahankan, melestarikan dan pengembangan dilakukan secara personal musisi,
atau melalui komunitasnya, lagu-lagu Minang tetap menjadi tuan di rumah sendiri
dan malahan bisa merambah belahan negeri lain. Kini, kepedulian lingkungan,
khususnya pemerintah daerah selaku pemegang kekuasaan dan kebijakan, yang telah
menggelontorkan anggaran, seharusnya memberikan mampu memberikan daya lenting
yang lebih tinggi. Jika selama ini, tanpa campur tangan pemerintah daerah,
semua berjalan secara baik, maka ketika dukungan pemerintah ada, mestinya daya
dorongnya harus berlipat ganda.
Di sisi lain, khusus
kepada tokoh, pelaku dan pemerhati musik yang menerima anugerah tersebut,
hendaknya tidak menjadikan anugerah sebagai akhir dari kepedulian, tetapi
menjadi babak baru dalam upaya melestariannya.
Dari tokoh-tokoh
terpilih penerima anugerah tersebut (dua untuk media dan satu untuk pelaku)
justru mereka adalah orang-orang yang berada di pemerintahan. Ada sedikit rasa
pesimis kalau mereka penerima anugerah tersebut bisa berkontribusi lebih
terhadap dunia musik daerah untuk masa-masa datang.
Mengapa rasa pesimistis
itu muncul? Saat mereka menerima anugerah saja, justru ada diantara mereka yang
tak datang secara langsung. Padahal anugerah itu diserahkan atas nama mereka
sendiri. Ah, semoga rasa pesimistis ini tdak jadi kenyataan. *